30 November 2022
17:32 WIB
Editor: Rikando Somba
JAKARTA- Pemerintah berupaya menciptakan wirausaha-wirausaha perempuan hingga ke desa. Ini dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan melalui strategi Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Menurut Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Anak Eni Widiyanti, pihaknya ‘blusukan; ke pendalaman dan kini sudah melatih 40 perempuan dari tiap desa, untuk menjadi pengusaha.
"Dalam mendorong kewirausahaan berperspektif gender, kita wujudkan sampai ke level desa. Jadi kita blusukan ke desa-desa," kata Eni Widiyanti dalam webinar nasional bertajuk "Optimalisasi Potensi Perempuan dalam Kewirausahaan Berperspektif Gender", di Jakarta, Selasa.
Eni Widiyanti mengatakan di desa-desa yang sudah memenuhi syarat sebagai DRPPA, KemenPPPA melatih 40 perempuan warga desa tersebut untuk menjadi wirausaha. DRPPA sendiri merupakan desa yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak ke dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa, serta pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa.
"Di setiap desa dikumpulkan 40 orang, baik yang sudah pernah memiliki usaha, atau (wirausaha) musiman, kemudian mereka diberi pelatihan kewirausahaan dengan pendekatan perspektif gender. Misalnya pendekatan dengan suaminya, dengan keluarganya. Bagaimana supaya suami juga mendorong istrinya untuk melakukan kegiatan ekonomi," kata Eni Widiyanti.

Melek Digital
KemenPPA menetapkan tolok ukur keberhasilan pembangunan dan pengembangan DRPPA. Diantaranya meningkatnya jumlah wirausaha perempuan di desa, meningkatnya partisipasi perempuan dan anak dalam proses pembangunan desa, meningkatnya peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan dan pendidikan anak, dan tidak ada pekerja anak di desa tersebut.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin di kesempatan berbeda juga mengatakan, KemenPPA mendorong para wirausaha perempuan agar melek digital sehingga mampu bersaing secara global.
Dalam webinar nasional bertajuk "Optimalisasi Potensi Perempuan dalam Kewirausahaan Berperspektif Gender", di Jakarta, Selasa, Lenny mengatakan, upaya memperkuat UMKM perempuan ini juga selaras dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang mendorong pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan berperspektif gender. Ini bahkan diusung RI dalam G20 2022 beberapa waktu lalu, dengan tema pembahasan care economy yang membuka jalan bagi para perempuan untuk berwirausaha.

Peran perempuan memang besar dalam menjalankan roda perekonomian di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 memperlihatkan dominasi perempuan, yakni 64,5% atau sekitar 37 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dikelola perempuan. Dan, UMKM berkontribusi sebesar 61,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2021.
Tetapi, di sisi lain, KemenPPA mencatat pula, bahwa persentase perempuan yang tidak memiliki ijazah lebih tinggi dibanding laki-laki yaitu 17,20% dibanding 12,45%. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 juga senada, mencatatkan jumlah perempuan yang lulus SMA/sederajat juga berada di bawah laki-laki yaitu 26,32% dibandingkan 31,88%.
Di saat bersamaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan juga baru mencapai 54,2%. Sedang TPAK laki-laki sudah mencapai 83,6% berdasarkan data BPS per Februari 2022.