c

Selamat

Rabu, 19 November 2025

EKONOMI

17 November 2025

11:48 WIB

The Fed Hawkish 'Intai' Penguatan Rupiah Yang Terbatas

Rupiah berpeluang untuk bergerak menguat terbatas didukung sentimen di pasar yang pulih. Sayangnya, penguatan ini tertekan sentimen The Fed yang kembali hawkish jelang FOMC Desember 2025.

Editor: Khairul Kahfi

<p>The Fed <em>Hawkish</em> &#39;Intai&#39; Penguatan Rupiah Yang Terbatas</p>
<p>The Fed <em>Hawkish</em> &#39;Intai&#39; Penguatan Rupiah Yang Terbatas</p>
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (2/1/2025). Antara Foto/Rivan Awal Lingga

JAKARTA - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menyampaikan, rupiah punya peluang untuk bergerak menguat terbatas didukung sentimen di pasar yang pulih. Hanya saja, penguatan ini bakal tertekan sentimen komentar para pejabat Federal Reserve (The Fed) terkait kepastian suku bunga selanjutnya.

“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas didukung oleh pulihnya sentimen di pasar, namun tertekan oleh pernyataan hawkish dari beberapa pejabat The Fed,” ucapnya melansir Antara, Jakarta, Senin (17/11).

Baca Juga: Shutdown AS Berakhir, Investor Kembali Lirik Dolar, Rupiah Melemah

Berdasarkan pantauan, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Senin (17/11) di Jakarta, melemah sebesar 0,11% atau 19 poin, dari sebelumnya Rp16.707 menjadi Rp16.726 per dolar AS.

Sementara itu, Bloomberg mencatat, dolar AS juga masih terus menguat di hadapan rupiah dengan naik 0,19% atau 32 poin di pasar spot hari ini pada pukul 10.46 WIB. Rupiah saat ini ditransaksikan sekitar Rp16.739 per dolar AS, dengan proyeksi bergerak harian di kisaran Rp16.708-16.774.

Sebelumnya, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic dikabarkan menghendaki tingkat suku bunga The Fed dipertahankan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2025.

Adapun Presiden Federal Reserve Bank Dallas Lorie Logan menentang pemangkasan suku bunga, dan Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid menyampaikan bahwa inflasi AS masih sangat tinggi.

Seperti diketahui, dalam rapat FOMC pada 29 Oktober 2025, The Fed memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi kisaran 3,75-4%. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, belum ada kepastian untuk pemangkasan lanjutan saat pertemuan FOMC akan dilakukan kembali pada 9-10 Desember.

Di samping itu, investor juga cenderung wait and see mengantisipasi Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan rilis neraca transaksi berjalan kuartal III/2025 Indonesia pada pekan ini.

Baca Juga: AS Segera Temukan Solusi Shutdown, Rupiah Keok Ke Rp16.716

Lukman memproyeksi BI akan berani untuk kembali memangkas suku bunga 25 bps pada RDG BI edisi November 2025. Jika benar terjadi, dia menilai, sentimen ini akan berdampak negatif bagi rupiah.

“(Meski demikian), neraca transaksi berjalan diperkirakan akan surplus kecil, namun ini lebih baik daripada defisit pada sembilan kuartal beruntun, dan (laporan) ini bisa mendukung rupiah,” ungkapnya.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Lukman memperkirakan kurs rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.650-16.750 per dolar AS pada hari ini.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar