c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

EKONOMI

11 November 2021

08:00 WIB

Teten Beberkan Langkah Dongkrak Ekspor UMKM

Problem kelogistikan masih jadi penghambat pertumbuhan kontribusi UMKM pada ekspor.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Teten Beberkan Langkah Dongkrak Ekspor UMKM
Teten Beberkan Langkah Dongkrak Ekspor UMKM
Kerajinan bebek dari bahan akar bambu di Ceper, Klaten, Jawa Tengah, Senin (8/11). Dalam dua bulan terakhir ekspor mencapai 1.000 buah. ANTARAFOTO/Aloysius Jarot Nugroho

JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, saat ini pihaknya tengah merancang taktik dalam rangka meningkatkan kontribusi UMKM terhadap ekspor. Salah satunya ialah membangun infrastruktur logistik terpadu di dekat klaster UMKM.

Hal itu dilakukan mengingat sumbangsih UMKM terhadap ekspor Indonesia yang masih rendah, yakni di kisaran 15,65%. Capaian tersebut masih jauh dibandingkan negara tetangga lain, seperti Singapura 41%, China 60%, serta Thailand 29%.

"Sebagai contoh, India punya 150 klaster UKM dengan infrastruktur logistik yang mumpuni, terutama pada seluruh negara potensial ekspor. Kami pun menargetkan kontribusi UMKM Indonesia terhadap ekspor dapat meningkat menjadi 17% pada 2024," sebut dia dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (10/11).

Sebagai informasi, Badan Penelitian Perhubungan Kemenhub mencatatkan biaya logistik di Indonesia pada tahun 2020 sebagai yang paling mahal di kawasan Asia dengan presentasi 24% terhadap PDB. Trading Across Border yang mengukur jumlah hari dan jam sebagai indikator penilaian EoDB pun tidak ada peningkatan signifikan, yakni 67,3 di tahun 2019 menjadi 69,3 pada 2020.

Bahkan, catatan Balitbanghub yang diolah dari data World Bank juga menunjukkan indeks kinerja logistik atau Logistic Performance Index (LPI) Indonesia baru sekitar 3.15. Meskipun menjadi capaian tertinggi selama 10 tahun, namun LPI Indonesia hanya menduduki peringkat 46 dunia.

Jika dibandingkan negara tetangga lain, Indonesia masih kalah jauh karena posisi Singapura ada di peringkat 7, Thailand peringkat 6, Vietnam peringkat 39, serta Malaysia peringkat 41.

Menteri Teten pun mengatakan pihaknya siap mengoptimalkan kerja sama dagang luar negeri dengan negara tujuan ekspor yang nantinya kerja sama tersebut akan berkaitan dengan penurunan tarif dan kemudahan akses logistik.

"Terkait optimalisasi ekspor, perlu ada upaya menekan biaya logistik, mempersingkat waktu pengurusan dokumen ekspor, serta kewajiban pabean," ungkap Teten Masduki.

Tak hanya terkait logistik, Teten juga ingin ada pemberdayaan UMKM perempuan agar bisa melancarkan ekspor. Ia mencontohkan saat ini di Vietnam telah terdapat subsidi di kisaran 50-100% untuk biaya kursus atau pelatihan kewirausahaan bagi pengusaha perempuan.

Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM telah merancang berbagai program dalam rangka meningkatkan kontribusi UMKM terhadap ekspor, antara lain fasilitasi standardisasi internasional, sekolah ekspor, pelatihan UKM ekspor, pembiayaan, sistem informasi ekspor, hingga pameran berskala internasional.

Teten pun mengatakan, agar program-program itu dapat terimplementasikan dengan baik, perlu ada kolaborasi yang apik antara pemerintah, perguruan tinggi, perbankan, dan stakeholders lainnya untuk membangun ekosistem yang kondusif agar UKM Indonesia bisa go global.

"Salah satunya dengan menggelar temu bisnis untuk menghasilkan gagasan baru dan kolaborasi dalam akselerasi peningkatan daya saing ekspor, baik kuantitas ataupun kualitas agar UKM ekspor bisa berkontribusi terhadap perekonomian nasional secara berkelanjutan," tandas Menkop Teten Masduki.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar