c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

07 November 2025

09:55 WIB

Terus ATH, IHSG Dekati Level 8.400

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, antara lain dari dalam negeri, jika diakumulasi sejak awal tahun IHSG menguat 17,76% hingga Kamis (6/11).

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Terus ATH, IHSG Dekati Level 8.400</p>
<p id="isPasted">Terus ATH, IHSG Dekati Level 8.400</p>

Sejumlah pekerja yang sedang berfoto di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (23/9/2025). Validnews/Hasta Adhistra.

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip dari RTI, dibuka di level 8.346,57 pada perdagangan Jumat (7/11).

IHSG dari awal langsung dibuka pada zona hijau. Pada pukul 09.55 WIB, IHSG menguat sebesar 23,78 poin atau 0,29% menjadi ke level 8.360,84.

Meski menguat dan menyentuh ATH, Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih memproyeksikan IHSG jelang akhir pekan akan bergerak melemah.

"IHSG hari ini (7/11) diprediksi melemah dalam range 8.200-8.350," kata Ratih dalam kajian resmi, Jumat (7/11).

Sebelumnya, pada perdagangan kemarin, Kamis (6/11) IHSG ditutup menguat 0,22% atau naik 18,53 poin ke level 8.337.

Adapun, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, antara lain dari dalam negeri, jika diakumulasi sejak awal tahun IHSG menguat 17,76% hingga Kamis (6/11).

IHSG positif dalam dua hari beruntun, meskipun pada perdagangan kemarin investor asing outflow di seluruh pasar ekuitas Rp114,9 miliar hingga Kamis (6/11).

Outflow juga tercermin dari depresiasi nilai tukar rupiah JISDOR ke level Rp16.729 per dolar AS pada Rabu (5/11).

Di sisi lain, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal III/2025 naik 0,84% (yoy), setelah pada kuartal II/2025 menguat 0,90% (yoy).

Jika mengacu pada jumlah unit penjualan pada kuartal III/2025 turun 1,29% (yoy), meskipun lebih baik dari kuartal II/2025 yang terkontraksi 3,80% (yoy). Mayoritas pembiayaan menggunakan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 74,41%.

Permintaan properti residensial belum sepenuhnya pulih di tengah masa transisi pemerintahan secara historis. Kondisi ini juga diakibatkan oleh iklim suku bunga tinggi dan lemahnya daya beli.

Dari mancanegara, Bursa Wall Street kompak koreksi akibat aksi profit taking di saham teknologi. Indeks Nasdaq melemah 1,90% dan S&P 500 turun 1,12% pada Kamis (6/11).

Pelaku pasar khawatir kondisi overvalue dari perusahaan AI dan semikonduktor memiliki pertumbuhan di bawah ekspektasi ke depan.

Dari Asia, pelaku pasar mencermati rilis data inflasi Tiongkok di akhir pekan. Pasalnya, pada September 2025 secara tahunan (yoy) deflasi di tingkat konsumen 0,3%.

Sementara, di tingkat produsen deflasi juga terjadi 2,3%. Kondisi ini berdampak negatif bagi kondisi ekonomi global termasuk menurunnya permintaan komoditas non migas.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar