27 April 2023
20:55 WIB
Penulis: Sakti Wibawa
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Temuan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan tentang mie instan asal Indonesia yang mengandung zat kanker akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Perdagangan.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Budi Santoso mengatakan, pihaknya akan mencoba berkomunikasi dengan KDEI di Taiwan akan temuan tersebut.
"Kita nanti akan komunikasi dengan KDEI. Jika memang produk tersebut tidak melanggar ya nanti kita komunikasikan dengan perwakilan kita di sana," katanya kepada awak media, Kamis (27/4).
Dirinya mengungkapkan, kasus tersebut bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya pada Oktober 2022, produk Mie Sedaap asal Indonesia dinilai memiliki kadar epoxyethane yang melewati batas pada awal Juli 2022 sehingga ditolak oleh otoritas Taiwan.
Namun kala itu, sudah diselesaikan secara baik, dari badan POM Taiwan sendiri datang ke Indonesia untuk melakukan verifikasi.
Ia memaparkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taiwan memiliki ketentuan khusus terkait dengan komposisi makanan. Produk-produk impor yang masuk Taiwan pun harus mengikuti persyaratan tersebut.
"Kan memang standar kita dengan Taiwan berbeda ya, di Indonesia sebetulnya enggak masalah, cuma di Taiwan kan memang sangat sensitif aturannya, berbeda dengan kita. Tapi enggak ada masalah sebetulnya yang di Indonesia," tuturnya.
Sebagaimana dilansir dari Focus Taiwan, Departemen Kesehatan Taipei mengungkapkan temuan dua jenama mi instan asal Asia Tenggara mengandung zat pemicu kanker pada Senin (24/4).
Dalam pernyataannya, mi instan Ah Lai White Curry Noodles asal Malaysia dan Indomie Rasa Ayam Spesial asal Indonesia disebut mengandung etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma dan leukemia.
Pihak Taiwan menyebut berdasarkan hasil pengujian, etilen oksida terdeteksi pada mi dan paket bumbu dari produk Malaysia, tetapi hanya terdeteksi pada paket bumbu dari produk Indonesia.
Menurut informasi di laman Biro Zat Beracun dan Kimia di bawah Administrasi Perlindungan Lingkungan setempat, etilen oksida beracun jika dikonsumsi atau dihirup.
Selain menyebabkan limfoma dan leukemia, etilen oksida juga dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit dan mata bagi yang bersentuhan dengan zat tersebut dan bahkan memicu cacat lahir dan keturunan.