12 Maret 2025
19:59 WIB
Temuan Beras Berkutu, Kementan Minta Bulog Perbaiki Manajemen Sirkulasi
Kementan merespons kondisi stok beras nasional di gudang Bulog yang dikabarkan berkutu. Kementan sudah turun langsung mengecek gudang-gudang Bulog untuk mengetahu kondisi stok beras.
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Khairul Kahfi
Wamentan Sudaryono sudah turun langsung mengecek gudang Bulog seusai temuan beras berkutu oleh Komisi IV DPR RI, Jakarta, Rabu (12/3). Dok Kementan
JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono merespons kondisi stok beras nasional di gudang Bulog yang dikabarkan berkutu berdasarkan temuan Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto. Pihaknya mengaku sudah turun langsung mengecek gudang-gudang Bulog untuk mengetahu kondisi stok beras.
"Saya kan kebetulan juga Dewan Pengawas di Bulog, saya lagi cek ke sana, kita cek kualitasnya seperti apa," ujarnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/3).
Ia memastikan akan meminta Bulog untuk memperbaiki manajemen sirkulasi keluar-masuk stok beras. Agar jangan sampai ada beras yang lama tersimpan dalam gudang hingga akhirnya berkutu.
"Bulog ini kan barangnya harus disirkulasikan. Barang masuk terus ada yang keluar. Jadi ya antisipasinya tentu saja dengan sirkulasi yang baik," tandas Sudaryono.
Baca Juga: Mentan: Di Tengah Krisis Pangan Jepang, Filipina Hingga Malaysia, RI Masih Aman
Ia memprediksi, jumlah beras berkutu di gudang Bulog tidak terlalu banyak. Pasalnya, Bulog berperan sebagai penyimpan stok cadangan pangan sekaligus penyeimbang harga.
Dengan kata lain, beras-beras itu akan dikeluarkan jika stoknya menipis setelah panen raya. Lebih lanjut, Sudaryono memastikan, beras-beras berkutu itu tidak akan disalurkan kepada masyarakat.
Pihaknya bakal mengalihkan beras berkutu untuk kebutuhan lain, termasuk opsi untuk pakan ternak. Dia berharap, beras-beras ini tidak menimbulkan kerugian bagi Bulog.
"Kalau memang sudah rusak sekali, ya tentu saja mungkin tidak kita kasih ke orang. Harus ada cara lain (manfaatkan beras berkutu), apakah untuk pakan ternak atau apa," imbuhnya.
Dalam kesempatan sama, Sudaryono juga menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga produksi pertanian nasional agar tetap surplus, utamanya beras, di tengah krisis pangan yang melanda sejumlah negara.
Sudaryono menjelaskan, produksi beras nasional hingga April 2025 dipastikan mengalami surplus dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sekitar 2,8-3 juta ton. Presiden Prabowo pun meminta Kementan agar dapat mempertahankan tren positif ini.
"Makanya ini minta untuk dipertahankan di tengah negara-negara lain kan lagi susah, lagi ada kesusahan, ada kesusahan beras ya, ada Malaysia, kemudian ada Filipina, termasuk Jepang kan juga lagi krisis berasnya," ujar Sudaryono.
Kemudian, rapat terkait ketahanan pangan dan stabilitas harga kebutuhan pokok juga membahas upaya peningkatan produksi dalam jangka panjang. Pemerintah menargetkan agar Indonesia tidak perlu mengimpor beras dengan menjaga surplus tahunan di kisaran 5-6 juta ton.
"Kan produksi kita itu kan setiap tahun sekitar 30-31 juta (ton). Nah kita ingin, kalau kita ingin betul-betul tidak impor beras, maka harus surplus minimal dalam setahun itu surplusnya 5-6 juta (ton)," jelasnya.
Untuk memastikan peningkatan produksi, pemerintah menekankan pentingnya percepatan proses pertanian. Petani diharapkan segera menanam kembali setelah panen agar bisa melakukan panen hingga tiga kali dalam satu tahun.
"Begitu panen harus segera dipanen, segera dijual, dan tanahnya segera diolah. Jeda antara panen dengan olah tanahnya itu enggak boleh lama," katanya.
Benahi Distribusi Dengan Kop Des Merah Putih
Selain produksi, pertemuan tersebut juga membahas peran Koperasi Desa Merah Putih dalam menyalurkan hasil pertanian dan menyediakan kebutuhan petani, termasuk pupuk, pestisida, serta sembako dengan harga terjangkau.
Sedangkan terkait harga beras yang masih relatif tinggi di kawasan ASEAN, Sudaryono menyebut, pemerintah akan mengoptimalkan operasi pasar dan memotong rantai distribusi guna menekan harga bagi konsumen tanpa merugikan petani.
"Kita ingin adanya gerakan Koperasi Desa Merah Putih, kemudian kita juga lakukan operasi pasar dengan kantor pos, kita juga dengan Bulog kita berdayakan lebih dari sebelumnya. Itu tujuannya kan supaya memotong rantai distribusi,” ucapnya.
Baca Juga: Ikatan Pedagang Pasar Siap Dukung KopDes Merah Putih
“Nah kalau rantai distribusinya dipotong, sehingga tidak ada ke siapa-ke siapa (rantai distribusi panjang) mengambil untung di setiap pos, maka kita harapkan harganya baik, di konsumennya baik, bagi produsenya juga baik,” tambahnya.
Selain itu, pemerintah juga akan menindak tegas praktik kecurangan dalam distribusi bahan pokok, termasuk dalam kasus minyak goreng yang sedang marak diperbincangkan. Sudaryono mengungkapkan, beberapa perusahaan telah dilaporkan ke pihak kepolisian.
"Pesan Presiden adalah tidak boleh ada lagi siapa pun itu menari-nari di atas kepentingan, menari-nari di atas penderitaan rakyat. Jangan sampai hanya ingin untung sesaat, kemudian rakyat yang banyak dikorbankan," tegasnya.
Dengan berbagai langkah yang telah diputuskan dalam pertemuan ini, pemerintah optimistis dapat menjaga ketahanan pangan nasional sekaligus memastikan harga kebutuhan pokok tetap terjangkau bagi masyarakat.