09 Desember 2022
20:54 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
CIKARANG – Kementerian Perindustrian mencatat, nilai ekspor industri mainan nasional mencapai US$383 juta sepanjang Januari-September 2022. Capaian tersebut naik 29,83% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$295 juta.
“Hingga saat ini, negara utama tujuan ekspor mainan Indonesia antara lain adalah Amerika Serikat, Singapura, Inggris, China dan Jerman,” kata Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (9/12).
Ia menyatakan, Kemenperin berupaya menjaga iklim usaha dan ekosistem industri mainan yang tengah berkembang. Indonesia mengharapkan, semakin banyak perusahaan skala sedang dan besar bisa mempunyai daya saing global, sehingga tren peningkatan ekspor terus berlanjut.
Dirjen IKMA menyebutkan, jenis produk mainan yang paling banyak diekspor Indonesia di antaranya boneka, stuffed toy dan mainan model yang diperkecil.
Hingga kini, jumlah industri mainan berskala besar dan sedang di Indonesia mencapai 131 perusahaan, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 36 ribu orang. Sebagian besar industri tersebut berlokasi di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.
“Salah satu industri besar produsen mainan ternama yang telah berinvestasi di Indonesia dan turut berkontribusi menyerap tenaga kerja hingga 9.000 orang selama musim puncak adalah PT Mattel Indonesia,” ungkapnya dalam acara Perluasan Lini Produksi dan Perayaan 30th Anniversary PT Mattel Indonesia di Cikarang.
Perusahaan asal Amerika Serikat ini memiliki dua pabrik di Tanah Air, yaitu east plant yang memproduksi boneka Barbie, kemudian west plant yang memproduksi mainan mobil (die cast car) dengan merek Hot Wheels. Perusahaan yang sama juga melibatkan industri kecil dan menengah (IKM) dalam proses produksinya.
Beroperasi di Indonesia sejak 1992, setiap tahunnya perusahaan ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 85 juta boneka fesyen dan 120 juta mainan mobil. Mattel berhasil mengekspor mainan anak yang dibuat di Indonesia ke Jepang, Hong Kong, China, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Inggris, Perancis, dan Italia.
Kemenperin mengapresiasi PT Mattel Indonesia yang memberikan kontribusi lebih dari 35% dari total nilai ekspor mainan asal Indonesia ke dunia. Hal ini sejalan dengan langkah strategis Kemenperin yang tengah memacu pengembangan industri dalam negeri, berbasis padat karya dan berorientasi ekspor.
Lebih lanjut, PT Mattel berencana meningkatkan investasinya dengan melakukan perluasan pabrik fashion dolls.
“Dengan perluasan tersebut, PT Mattel Indonesia diproyeksikan akan menciptakan sekitar 2.500 pekerjaan baru bagi pekerja Indonesia,” imbuhnya.
Perkuat Perusahaan
Pada kesempatan yang sama, Vice President dan General Manager Mattel Indonesia Roy Tandean menyampaikan, melalui ekspansi operasi manufaktur tersebut akan memperkuat kehadiran jangka panjang Mattel di Indonesia.
Roy menegaskan, Indonesia memegang peran penting dalam operasi global Mattel. Sekaligus mendukung upaya strategi transformasi untuk tumbuh sebagai perusahaan mainan yang berorientasi pada kekayaan intelektual dengan kinerja kuat.
“Ekspansi ini juga memperkuat peran Indonesia sebagai produsen terkemuka di industri mainan global,” papar Roy.
Sebelumnya, PT Mattel Indonesia juga telah memperoleh INDI 4.0 Award 2022 dan ditetapkan sebagai best performance of industry 4.0 transformation dan kategori smart factory.
Penganugerahan INDI 4.0 Award tersebut diharapkan dapat menjadi stimulus bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kapasitas melalui transformasi industri 4.0, dengan memanfaatkan prinsip-prinsip dan teknologi kunci dibidang industri 4.0.
Tak hanya itu, Kemenperin juga menetapkan PT Mattel Indonesia sebagai National Lighthouse Industry 4.0 untuk percontohan dan referensi dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia. Dirjen IKMA Reni berharap, PT Mattel Indonesia dapat menjadi salah satu perusahaan yang menjadi rujukan inovasi dan kreativitas dalam memproduksi mainan.
“PT Mattel Indonesia bisa menjadi rujukan bagi industri lainnya, termasuk industri kecil dan menengah dalam modernisasi dan bertransformasi menuju industri 4.0,” ujar Reni.