c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

07 Mei 2024

19:45 WIB

Tak Cukup Bangun Pabrik, Pemerintah Perlu Tangani Sederet Masalah Molis

Masih ada tantangan teknis dan sistematis dalam mengembangkan industri motor listrik yang perlu ditangani dan dibenahi terlebih dahulu oleh pemerintah.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Tak Cukup Bangun Pabrik, Pemerintah Perlu Tangani Sederet Masalah Molis</p>
<p>Tak Cukup Bangun Pabrik, Pemerintah Perlu Tangani Sederet Masalah Molis</p>

Pekerja merakit sepeda motor listrik Gesits di pabrik PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Pembangunan pabrik motor listrik disinyalir membawa dampak positif bagi perekonomian nasional, lingkungan, serta kemajuan teknologi. Namun membangun pabrik saja tidak cukup, sebab masih ada beberapa tantangan kendaraan listrik yang perlu ditangani.

Hal itu disampaikan oleh Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu. Ia mengatakan, pemerintah perlu membenahi tantangan teknis dan sistematis industri motor listrik. Utamanya, meningkatkan minat masyarakat untuk beralih menggunakan motor listrik.

"Untuk meningkatkan minat masyarakat beralih ke motor listrik diperlukan upaya yang lebih komprehensif, tidak hanya sebatas membangun pabrik. Pemerintah harus lebih serius lagi, mengupayakan yang lebih terstruktur, sistematik dan masif lagi," ujarnya kepada Validnews, Selasa (7/5).

Yannes mencontohkan pemerintah perlu menggencarkan upaya edukasi dan promosi motor listrik dengan melibatkan Kemendikbud Ristek. Utamanya, karena calon pengguna yang potensial menjadi pasar motor listrik itu terdiri dari siswa SMA dan sederajat.

Selanjutnya, pemerintah perlu memastikan suntikan insentif, terutama keringanan pajak, bagi pembeli motor listrik. Menurut Yannes, insentif pajak akan memacu daya beli masyarakat.

Baca Juga: 

Ia menyampaikan pemerintah juga perlu membangun infrastruktur pendukung motor listrik, seperti stasiun pengisian daya yang tersebar di berbagai daerah. Pemerintah juga perlu mengeluarkan kebijakan yang mendorong pemakaian motor listrik di jalanan.

"Segera terapkan kebijakan yang mendukung penggunaan molis, seperti pembatasan kendaraan bermotor konvensional di area tertentu di dalam kota," saran Yannes.

Kemudian soal baterai, Pengamat Otomotif mengatakan pemerintah perlu mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produksi baterai dalam negeri. Ditambah lagi, untuk secara spesifik memenuhi kebutuhan pengguna, baterai motor listrik harus lebih tahan lama, cepat terisi, serta terjangkau dari segi harga dan ketersediaan.

Terakhir, perlu dipastikan adanya sinergi antara pemerintah, swasta, dan akademisi, termasuk untuk R&D dengan fasilitas super tax deduction. Semua aspek tersebut bertujuan untuk membangun dan mengembangkan industri motor listrik secara berkelanjutan.

"Intinya, pemerintah perlu memastikan agar para APM (agen pemegang merek) dan importir memiliki ekosistem 3S, Sales, Services, Spareparts, yang terjamin dan meluas di berbagai kota yang menjadi target pasar mereka untuk menjaga trust dari pasar," tegas Yannes.

Rencana Bangun Pabrik Motor Listrik Baru
Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko SA Cahyanto membocorkan pekan depan, bakal ada perusahaan yang melakukan groundbreaking pembangunan pabrik motor listrik baru seluas 54 hektare di Karawang, Jawa Barat.

Namun Eko tidak menyebutkan nama perusahaan ataupun asal industri otomotif tersebut. Dia hanya mengatakan perusahaan tersebut telah menjual produknya di Indonesia tapi masih dalam bentuk impor komponen.

"Besok Senin ada pabrik baru yang mau groundbreaking di Karawang. Ada pabrik motor listrik yang baru besar banget nih, akan mulai bangun pabrik luasnya sekitar 54 hektare," ujarnya dalam Media Gathering di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (7/5).

Baca Juga: Astra Daihatsu Bangun Pabrik Baru Produksi Mobil Listrik dan Hybrid 

Sebelum groundbreaking pabrik, Sekjen Kemenperin menerangkan perusahaan melakukan serangkaian tes pasar dan menilai ternyata pasar motor listrik di Indonesia cenderung besar. Oleh karena itu, perusahaan yang tak disebut namanya, mau berinvestasi dan membangun pabrik di dalam negeri.

"Dia (perusahaan) sudah jual (di Indonesia) tapi masih impor. Mereka masih tes pasar, mereka percaya diri pasar kita besar, kebijakan kita kuat, fasilitasnya ada, jadi mereka mau investasi dong," tutur Eko.

Adapun rencana groundbreaking pabrik motor listrik pekan depan tersebut menyusul jejak PT Sunra Indonesia yang sudah groundbreaking pabrik pekan lalu di Kendal, Jawa Tengah. Pabrik Sunra memiliki luas 12,7 hektare dan investasi senilai US$120 juta atau setara Rp1,9 triliun.

Namun Eko tidak membocorkan lebih rinci mengenai rencana pembangunan pabrik motor listrik baru. Ketika ditanya awak media, detail merek dagang perusahaan, kemudian apakah perusahaan berasal dari Jepang, China India, atau Korea, Eko enggan menjawab meski sudah tahu.

"Saya sudah tahu (merek pabriknya), nanti diundang saja ya. Harus ada element of wow-nya (nama asal perusahaannya) ya haha," tutup Eko. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar