c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

13 Juni 2023

08:00 WIB

Tahun Depan Tak Ada Kelebihan Listrik, Luhut Tagih 'Bakso' Ke Bos PLN

Kebutuhan listrik untuk investor membangun industri alumunium akan menyerap oversupply atau kelebihan listrik PLN.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Tahun Depan Tak Ada Kelebihan Listrik, Luhut Tagih 'Bakso' Ke Bos PLN
Tahun Depan Tak Ada Kelebihan Listrik, Luhut Tagih 'Bakso' Ke Bos PLN
Ilustrasi pasokan listrik PLN. Petugas memeriksa instalasi listrik di Gardu Induk Muara Tawar, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Antara Foto/Risky Andrianto

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan PT PLN tak akan lagi mengalami oversupply karena sederet investasi akan masuk ke Indonesia.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Luhut mengatakan ada investor baru yang akan membuat industri aluminium di Jawa Timur. Tanpa menyebut nama perusahaan, investor itu membutuhkan 4 GW sehingga bisa menyerap oversupply listrik PLN yang mencapai sekitar 5 GW.

"Itu hampir terserap semua. Jadi mungkin nanti Pak Darmawan (Dirut PLN) belikan saya bakso karena investasi tahun depan membuat tidak ada kelebihan listrik," ujarnya, Senin (12/6).

Selain itu, pemerintah juga terus mengakselerasi elektrifikasi kendaraan, yang salah satunya tertuang dalam kebijakan bantuan bagi masyarakat dalam pembelian baru motor listrik, konversi motor listrik, hingga insentif fiskal bagi kendaraan listrik roda empat.

Kemudian, PT PLN pun berkomitmen untuk membangun pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dengan kapasitas 2,5 GW per tahun. Dalam RUPTL, rancangan itu antara lain terdiri dari tenaga hidro hingga geothermal.

"Soal potensi, kita punya sebesar 437 GW potensi dari clean atau green energy. Lalu kita sekarang oversupply listrik 5,2 GW tapi tidak akan lagi menjadi masalah tahun depan," tutur Luhut.

Namun demikian, Luhut mengingatkan bahwa pengembangan energi terbarukan tak dapat dilakukan dalam jangka pendek. Misalnya saja mengembangkan geothermal butuh waktu setidaknya tiga tahun dan hidrotermal sekitar tujuh tahun.

Artinya, proyek-proyek energi terbarukan tidak bisa rampung hanya dalam satu periode kepemimpinan presiden, melainkan harus secara berkepanjangan.

"Tidak bisa proyek ini satu term presiden selesai. Ini harus jangka panjang jadi kita semua harus kompak," tegas Menteri Luhut.

Lebih lanjut, soal pengembangan ekosistem electric vehicle (EV), Luhut mengatakan pemerintah juga serius untuk mengembangkannya. 

Khususnya dari aspek baterai, proyek swab battery tidak boleh tertunda.

"Kendaraan listrik tidak bisa bicara kendaraannya saja, tetapi seluruh ekosistem pendukungnya karena kita ingin 10% populasi EV di Indonesia sudah terjadi pada 2030," tandas Luhut.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar