c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

11 Maret 2023

14:54 WIB

Survei Platts, Produksi OPEC+ Di Februari Turun 80.000 Barel Per Hari

OPEC+ memproduksi sekitar 40% dari seluruh minyak mentah dunia.

Editor: Fin Harini

Survei Platts, Produksi OPEC+ Di Februari Turun 80.000 Barel Per Hari
Survei Platts, Produksi OPEC+ Di Februari Turun 80.000 Barel Per Hari
Karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Survei Platts oleh S&P Global Commodity Insights menunjukkan produksi minyak gabungan dari kelompok OPEC+ turun pada Februari sebesar 80.000 barel per hari (bpd), karena peningkatan produksi Rusia gagal mengimbangi penurunan di Angola, Irak, dan Kazakhstan.

Produksi gabungan dari 13 anggota OPEC turun 60.000 bpd pada Februari, dibandingkan dengan Januari. Sementara produksi di kelompok non-OPEC, yang dipimpin oleh Rusia, turun 20.000 bpd dari bulan ke bulan, menurut survei tersebut. Meski, produksi minyak Rusia meningkat 10.000 bpd menjadi 9,86 juta bpd di bulan Februari.

Dilansir dari Oilprice, Rusia mengatakan akan mengurangi produksi minyaknya sebesar 500.000 barel per hari pada bulan Maret sebagai tanggapan atas sanksi Barat—sebuah langkah yang dapat memengaruhi tingkat ekspor minyak dan bahan bakarnya. Namun, delegasi OPEC+ mengatakan bahwa aliansi yang lebih luas tidak berencana untuk mengubah target produksi minyaknya setelah Rusia mengumumkan pengurangan produksinya untuk bulan Maret.

Namun, survei Bloomberd pekan lalu tentang produksi minyak khusus OPEC menunjukkan output kartel naik pada Februari dibandingkan Januari, berkat rebound pasokan minyak Nigeria.

OPEC menaikkan produksi minyak mentahnya pada Februari sebesar 120.000 barel per hari (bpd) di tengah rebound produksi Nigeria, yang terus jauh di bawah kuota OPEC+ negara Afrika itu.

Survei Reuters dari awal pekan lalu juga memperkirakan produksi OPEC telah meningkat pada Februari sebesar 150.000 barel per hari dibandingkan Januari.

Sementara pasar mengharapkan angka resmi OPEC dalam laporan bulanan minggu depan, para pemimpin koalisi OPEC+, Rusia dan Arab Saudi, berjanji untuk melanjutkan kerja sama yang erat dalam kebijakan minyak di grup tersebut selama kunjungan menteri luar negeri Arab Saudi ke Moskow pada hari Kamis (9/3).

“Kami telah menegaskan kembali kesiapan bersama untuk koordinasi lebih lanjut dalam upaya OPEC+,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, seperti dilansir Interfax, setelah pembicaraan dengan mitranya dari Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.

Dilansir dari BBC, OPEC+ adalah kelompok 23 negara pengekspor minyak yang bertemu secara teratur untuk memutuskan berapa banyak minyak mentah yang akan dijual di pasar dunia.

Inti dari kelompok ini adalah 13 anggota OPEC, yang sebagian besar adalah negara-negara Timur Tengah dan Afrika. OPEC dibentuk pada tahun 1960 sebagai kartel, dengan tujuan untuk menetapkan pasokan minyak dunia dan harganya.

Saat ini, negara-negara OPEC memproduksi sekitar 30% minyak mentah dunia. Arab Saudi adalah produsen minyak tunggal terbesar di OPEC, memproduksi lebih dari 10 juta barel per hari.

Pada tahun 2016, ketika harga minyak sangat rendah, OPEC bergabung dengan 10 produsen minyak lainnya untuk membentuk OPEC+.

Anggota baru itu termasuk Rusia, yang juga memproduksi lebih dari 10 juta barel per hari. Bersama-sama, negara-negara ini menghasilkan sekitar 40% dari seluruh minyak mentah dunia.

"OPEC+ menyesuaikan penawaran dan permintaan untuk menyeimbangkan pasar," kata Kate Dourian, dari Energy Institute. "Mereka menjaga harga tetap tinggi dengan menurunkan pasokan saat permintaan minyak merosot."

Organisasi juga dapat menurunkan harga dengan memasukkan lebih banyak minyak ke pasar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar