24 Februari 2025
17:01 WIB
Sukseskan Agenda Hilirisasi, Pengamat Dorong Danantara Akuisisi Saham PT GNI
Proyek PT GNI menjadi yang paling mudah dan bisa langsung dikerjakan oleh BPI Danantara jika ingin terlibat aktif pada agenda hilirisasi.
Penulis: Yoseph Krishna
Kantor Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Jl.RP. Soeroso, Menteng, Jakarta. ANTARA/Muhammad Heriyanto
JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bisa memainkan peran strategis untuk menyukseskan agenda hilirisasi dan mewujudkan ketahanan energi nasional.
Dihubungi Validnews, Bhima menerangkan salah satu peluang yang paling mudah dan bisa langsung dikerjakan oleh BPI Danantara ialah pengambilalihan atau akuisisi saham PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang terancam bangkrut.
"Yang paling low hanging fruit, bisa langsung dikerjakan, itu pengambilalihan perusahaan-perusahaan smelter gitu. Karena fasilitasnya sudah ada, kalau mau dorong hilirisasi," ujarnya, Senin (24/2).
Baca Juga: Istana Sebut Mantan Presiden Jadi Penasihat Danantara
Menurut dia, akuisisi saham PT GNI menjadi hal yang paling wajar dikarenakan perusahaan itu tengah di ujung tanduk sebagai imbas dari peluang bangkrutnya perusahaan induk di Tiongkok, yakni Jiangsu Delong Nickel Industry Co.
"Maka yang paling mungkin itu adalah melakukan pengambilalihan saham atau membeli saham secara business-to-business dengan PT GNI, Gunbuster Nickel, mumpung harga nikelnya anjlok lebih dari 9% secara tahunan," sambung Bhima.
Terlebih, dirinya mengungkapkan ada sekitar 10 ribu pekerja PT GNI yang terancam di-PHK. Sehingga, Danantara bisa mendorong investor domestik, maupun Holding BUMN Pertambangan MIND ID yang notabene menjadi Anggota Danantara, untuk mengakuisisi saham PT GNI.
Dijelaskan Bhima, pencaplokan saham PT Gunbuster Nickel Industry merupakan peluang emas bagi BPI Danantara jika memang ingin terlibat dan berpartisipasi dalam agenda hilirisasi.
Pasalnya, PT GNI diketahui sudah memiliki fasilitas pemurnian atau smelter dengan teknologi yang mumpuni, diikuti pedoman tata kelola lingkungan maupun keselamatan pekerja yang tergolong baik.
"Mengakuisisi saham mayoritas dari Gunbuster itu setidaknya bisa mempercepat hilirisasi dengan tata kelola lingkungan yang baik dan keselamatan pekerja yang lebih baik," kata Bhima Yudhistira.
Kemudian, akuisisi saham PT GNI disebut Bhima juga berpeluang menjadikan proyek hilirisasi nikel tidak hanya sampai ke produk tengah, tetapi bisa dihubungkan juga dengan ekosistem baterai kendaraan listrik.
"Juga menghubungkan hilirisasi-nya GNI ini dengan hilirisasi di tingkat tengah, bahkan bisa langsung dihubungkan dengan misalnya pabrik baterai baik IBC, hingga pabrik seperti Hyundai, LG, jadi rantai pasok domestiknya terhubung kalau Danantara mengakuisisi GNI," jabar dia.
Baca Juga: Presiden Prabowo Minta Danantara Dikelola Secara Transparan
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan BPI Danantara akan membiayai proyek hilirisasi strategis di Indonesia.
Bahlil mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto sudah menginstruksikan agar proyek strategis dengan nilai tambah dan captive market akan mendapat pendanaan dari BPI Danantara.
"Pak Presiden Prabowo lewat Danantara-nya sudah menyampaikan kepada kami, proyek strategis yang mempunyai nilai tambah dan market-nya captive, itu semuanya akan dibiayai Danantara," jelas dia dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 di Jakarta, Selasa (11/2)
Pada kesempatan itu, Menteri Bahlil pun mengajak perbankan, terutama Bank Mandiri yang nantinya bakal bergabung di BPI Danantara, supaya melirik proyek-proyek hilirisasi.
"Kalau tidak salah, Bank Mandiri ini adalah bagian yang nanti masuk di Danantara. Jadi ini saya kasih bocoran kepada investor, segera bangun pabrik, tapi jangan lupa ketemu dulu sama Menteri ESDM," tandas Bahlil Lahadalia.