21 Juli 2023
15:26 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kementerian Investasi/BKPM masih memandang optimistis realisasi investasi yang ditarget Rp1.400 triliun di 2023 bakal mencapai target. Secara kumulatif, realisasi investasi selama semester pertama 2023 terealisasi 48,5% dari target yang dipatok.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan, realisasi investasi selama semester pertama 2023 berhasil menyentuh Rp678,7 triliun atau tumbuh 16,1% dibanding periode sama di 2022. Di waktu yang sama, realisasi investasi ini sukses menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 849.181 orang.
“Alhamdulillah…Insyaallah saya jadinya optimis (pemenuhan investasi) karena kita sudah melewati satu semester ini, (sehingga) bisa mencapai Rp1.400 triliun (akhir 2023),” katanya dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Kuartal II/2023, Jakarta, Jumat (21/7).
BKPM merinci, realisasi investasi ini masih didominasi oleh asing atau PMA dengan total Rp363,3 triliun atau sekitar 53,5% dari total investasi enam bulan pertama 2023. Adapun pertumbuhan investasi PMA terpantau tumbuh signifikan sebesar 17,1% (yoy).
Selanjutnya, investor lokal atau PMDN berkontribusi kepada aliran investasi sebanyak Rp315,4 triliun, setara dengan 46,5% dari total investasi semester pertama. Adapun pertumbuhan investasi PMDN juga terpantau tumbuh impresif sebesar 15% (yoy).
Baca Juga: Realisasi Investasi RI Kuartal II Tumbuh 15,7%, Tembus Rp349,8 T
Bahlil juga mengapresiasi lokasi pembangunan aliran investasi tersebut yang sudah makin berimbang antara Jawa dan Luar Jawa. Adapun, Jawa dan Luar Jawa memegang investasi semester pertama, masing-masing sebesar Rp354,9 triliun (52,3%) dan Rp323,8 triliun (47,7%).
“Sama ini proporsinya (pertumbuhan) 16,1% (yoy)… Okelah paten,” ujarnya.
Adapun, lima sektor terbesar realisasi PMA-PMDN semester I/2023 mencakup Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Rp89 triliun; Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Rp79,1 triliun; Pertambangan Rp71,4 triliun; Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp58,3 triliun; serta Industri Kimia dan Farmasi Rp48,1 triliun.
Secara umum, mantan Ketum Hipmi ini menjelaskan, realisasi sektor utama investasi tersebut sudah menggambarkan upaya proses hilirisasi pemerintah yang sudah berjalan optimal.
“Tapi ada satu penambahan, yakni Industri Kimia dan Farmasi yang juga tumbuh bagus. Selama ini kita impor-impor aja, jadi memang kita harus dorong betul untuk membangun industri di sana,” ucapnya.
BKPM mencatat, lima provinsi utama dengan realisasi PMA-PMDN terbesar selama enam bulan ini adalah Jawa Barat Rp103,7 triliun; DKI Jakarta Rp79,5 triliun; Jawa Timur Rp61,2 triliun; Sulawesi Tengah Rp56,4 triliun; serta Banten Rp50,6 triliun.
Bahlil pun menyayangkan, Provinsi Jawa Tengah yang belum masuk sebagai salah satu tujuan investasi utama nasional. Pemerintah pun akan berupaya mendorong dan mendatangkan investasi konkret di wilayah ini ke depannya.
“Jawa (Tengah), termasuk Yogyakarta (maklum) ya kota wisata. Tapi kita akan dorong terus kita akan dorong terus dalam rangka pemerataan (lokasi investasi),” katanya.
Kemudian, negara asing penyumbang investasi di Tanah Air sepanjang April-Juni 2023, yakni Singapura US$7,7 miliar; Tiongkok US$3,8 miliar; Hongkong US$3,5 miliar; Jepang US$2 miliar; dan Amerika Serikat US$1,6 miliar.
“Kita tidak memberikan pelayanan (istimewa) kepada hanya satu negara tertentu, lihat ini sudah mulai merata, Amerika Serikat juga masuk,” ungkapnya.
Baca Juga: Percepat Investasi Minerba, ESDM Integrasikan Tiga Aplikasi Batu Bara
Realisasi Investasi Berdasarkan Pulau
BKPM mencatat, pada Januari-Juni 2023, realisasi seluruh investasi paling tinggi ada di Jawa dengan investasi sebesar Rp323,8 triliun (47,7%). Disusul Sumatra Rp135,3 triliun (19,9%); Sulawesi Rp78,2 triliun (11,5%); Kalimantan Rp69,5 triliun (10,3%); Maluku-Papua Rp44,7 triliun (6,6%); serta Bali dan Nusa Tenggara Rp27,2 triliun (4,0%).
Spesifik, Jawa juga memimpin sebagai wilayah dengan realisasi aliran investasi PMA tertinggi sebesar US$12,09 miliar, begitu juga dengan aliran investasi PMDN sebesar Rp144,79 triliun.
Adapun, realisasi PMA terbesar berikutnya berada di Sulawesi US$4,09 miliar; Sumatra US$3,4 miliar; Maluku dan Papua US$2,6 miliar; Kalimantan US$1,7 miliar; serta Bali dan Nusa Tenggara US$647,1 juta.
Sementara itu, realisasi PMDN terbesar berada di Wilayah Sumatra Rp84,99 triliun; Kalimantan Rp44,2 triliun; Bali dan Nusa Tenggara Rp17,61 triliun; Sulawesi Rp17,59 triliun; serta Maluku dan Papua Rp6,19 triliun.