27 Mei 2021
09:31 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
SURABAYA – Industri speaker dalam negeri mulai meningkatkan utilitas produksinya setelah terdampak pandemi. Pemerintah menyebutkan akan memperkuat geliat industri lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional maupun kebijakan lain.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, dalam kondisi yang menantang bagi industri saat ini, pihaknya akan terus mendukung pelaku industri. Salah satunya, pelaksanaan program substitusi impor untuk mempercepat pemulihan utilitas produksi industri.
"Pemerintah terus memprioritaskan produk-produk yang sudah dapat diproduksi oleh industri dalam negeri agar dapat lebih diserap oleh pasar dalam negeri,” tutur dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (26/5).
Agus menyebutkan, nilai impor produk speaker pada 2020 masih cukup tinggi, sekitar US$74 Juta. Namun, telah menurun dari impor 2019 yang mencapai US$115 Juta.
Menperin mengatakan, pemerintah mendukung industri speaker dalam negeri agar dapat lebih diterima di pasar dalam negeri. Apalagi, sekitar 40% produknya sudah menembus pasar ekspor.
Ke depan, produk speaker dalam negeri ini akan didorong untuk menyuplai industri-industri pengguna misalnya industri otomotif, televisi, maupun ponsel.
Hal tersebut diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang besar untuk perekonomian nasional. Sebagai contoh, saat ini, suplai ke industri otomotif masih relatif kecil dan perlu ditingkatkan.
“Selain itu, kami juga akan mendorong agar produk speaker ini dapat masuk ke industri produk-produk high-tech seperti ponsel atau earphone,” papar Agus.
Pemerintah, tambahnya, saat ini menggunakan pendekatan local purchase bagi industri agar dapat memperoleh insentif sekaligus membentuk pasar bagi produk-produk komponen, seperti speaker.
“Ini merupakan upaya peningkatan penggunaan barang-barang dalam negeri agar bisa masuk ke supply chain yang lebih besar,” jelas Menperin.
Ketersediaan komponen speaker untuk produk mobil di dalam negeri tentu akan meningkatkan daya saing produk mobil dalam negeri.
Butuh Intensifikasi Industri
Dirjen ILMATE Kemenperin Taufiek Bawazier menyampaikan, pendalaman struktur industri penting untuk bersaing di pasar global.
Industri produk hilir yang didukung dengan ketersediaan industri hulu dan antara akan menghasilkan produk dengan daya saing yang tinggi. Karena tidak lagi bergantung dengan komponen impor.
"Efisiensi biaya dalam memperoleh bahan baku atau komponen tersebut akan menjadi nilai tambah bagi produk dalam negeri ketika harus bersaing di pasar ekspor,” ujar Taufiek.
Salah satunya produsen speaker dalam negeri yang berangsur mengembalikan utilitasnya dan berupaya untuk terus memperluas bisnis adalah CV Sinar Baja Electric atau SBE.
SBE memiliki kapasitas produksi 12 juta unit per tahun dengan produk yang mencakup Hi-End Audio, Professional Audio dan Car Audio. Perusahaan memproduksi speaker dengan merek sendiri maupun subkontrak (OEM).
SBE telah memproduksi Car Audio yang digunakan oleh produsen mobil merek Jepang maupun Eropa. Kualitas produk yang memenuhi standar internasional, didukung dengan riset-pengembangan yang kuat menjadi kunci keberhasilan perusahaan.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan menurunkan ongkos produksi, perusahaan melakukan pengembangan dengan konsep vertical integration atau memproduksi komponen utama secara mandiri.
Sebagai contoh, beberapa komponen utama speaker yang sudah dapat diproduksi antara lain voice coil, steel chassis, cone, spider, dustcap, dan lain-lain.
Pendalaman struktur industri akan meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dalam menjalankan proses produksi.
"Sehingga Industri dapat lebih leluasa mendesain produk yang diinginkan pasar karena didukung pembuatan komponen yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.” paparnya.