c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 Januari 2025

11:17 WIB

Stabilkan Harga Pangan, DKI Gencar Gelar Pangan Murah

Kegiatan pangan murah keliling digelar melibatkan BUMN dan BUMD Pangan di kantor-kantor instansi Pemprov DKI Jakarta, rumah susun (rusun), Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), dan lokasi lainnya

<p>Stabilkan Harga Pangan, DKI Gencar Gelar Pangan Murah</p>
<p>Stabilkan Harga Pangan, DKI Gencar Gelar Pangan Murah</p>

Ilustrasi. Warga membawa beras dari program Pangan Murah di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Taman Keuangan, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta. Antara Foto/ M Risyal Hidayat

 

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggencarkan kegiatan pangan murah keliling di beberapa lokasi. Kebijakan ini dijalankan guna menstabilkan harga pangan termasuk menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025 atau 1446 Hijriah.

"Kami selalu melakukan gerakan pangan murah. Kalau kemarin satu hari itu hanya tiga lokasi, sekarang kita naikkan menjadi delapan atau sembilan lokasi," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta Suharini Eliawati seperti dilansir Antara, Jumat (17/1).

Kegiatan pangan murah keliling ini dilakukan dengan melibatkan BUMN dan BUMD Pangan Provinsi DKI Jakarta di kantor-kantor instansi Pemprov DKI Jakarta, rumah susun (rusun), Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), dan lokasi lainnya.

"Gerakan pangan murah itu dilakukan BUMD pangan, Dharma Jaya, Food Station. Kerja sama penentuan lokasi silahkan saja. Misalnya di Rusun menginginkan ada lokasi untuk gerakan pangan murahnya atau di tempat-tempat perkantoran misalnya kantor kelurahan, camat, wali kota," ujar Eliawati.

Merujuk informasi harga pangan dari Dinas KPKP DKI pada 16 Januari 2025, harga beras IR1 tercatat Rp14.977 per kg. Kemudian, bawang merah Rp43.080 per kg, bawang putih Rp47.091 per kg, cabai rawit merah Rp114.222 per kg, cabai merah besar Rp68.698 per kg, cabai merah keriting Rp73.922 per kg.

Lalu, telur ayam ras Rp29.547 per kg, daging ayam broiler Rp40.142 per kg, daging sapi Rp139.789 per kg, minyak goreng curah Rp19.318 per kg, gula pasir Rp18.145 per kg, serta ikan mas Rp38.417 per kg.

Eliawati mengakui saat ini terjadi lonjakan harga terutama cabai yang dipengaruhi turunnya pasokan dari daerah produsen.

"Karena daerah-daerah produsen kita curah hujannya sudah mulai tinggi. Bukan karena gagal panen, tapi memang tenaga kerja yang akan panen itu terbatas. Karena hujan tinggi sehingga terjadi penurunan," kata dia.

Namun, sambung Eliawati, adanya aktivitas pertanian perkotaan (urban farming) oleh sebagian warga di DKI Jakarta, setidaknya sudah memenuhi kebutuhan mereka untuk skala rumah tangga.

Pemprov DKI, kata dia, akan terus melakukan peningkatan pemanfaatan lahan untuk aktivitas pertanian perkotaan sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Dengan begitu, konsentrasi Pemprov DKI saat ini yakni pada pemenuhan kebutuhan restoran dan katering.

Upaya-upayalain yang dilakukan saat ini adalah meningkatkan kerja sama antar daerah, terutama daerah-daerah produsen komoditas seperti cabai sama bawang merah.

Eliawati menegaskan, secara umum, harga pangan di DKI masih dalam kondisi cukup terjaga meskipun terdapat beberapa pangan yang mengalami kenaikan harga pada Ramadan dan Idulgfitri tahun 2025.

Adapun stok beberapa komoditas pangan yang tersedia di BUMD dan BUMN di Provinsi DKI Jakarta per tanggal 15 Januari 2024 antara lain beras 214.945 ton, daging sapi 7.399 ton, daging ayam 765 ton, telur ayam 25 ton, gula pasir 2.112 ton dan minyak goreng 33 ton.

Rawita Peti
Sementara itu, sejalan dengan kebijakan meningkatkan ketahanan pangan, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur optimistis program "Rawita Peti" yang merupakan akronim dari Pedaskan Timur yang dihadirkan sejak tahun 2023, mampu menjaga ketersediaan stok pangan dan menstabilkan harganya.

"Sejak 2023, kami berkolaborasi dengan PT East Seed West Indonesia (produsen benih) melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (corporate social responsibility/ CSR) dan Suku Dinas Lingkungan Hidup memiliki program Rawita Peti (Pedaskan Timur) untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menekan inflasi pangan," kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur Taufik Yulianto.

Program ini diharapkan bisa menjadi solusi keluhan warga terkait naiknya harga cabai di pasar, karena umumnya rumah tangga membutuhkan cabai untuk dikonsumsi saban hari. Program ini berupa gerakan menanam cabai rawit di lahan kosong, termasuk pemanfaatan lahan di 76 lokasi rumah ibadah.

Kegiatan ini telah sukses menurunkan inflasi sebanyak tiga persen, melalui budidaya cabai di seluruh kelurahan dan kecamatan. Lalu, sejak 2024, Sudin KPKP Jakarta Timur terus menggerakkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan lahan yang ada dengan kegiatan pertanian perkotaan (urban farming) dengan menanam tanaman cabai, bawang merah, sayuran daun, dan tanaman buah-buahan.

Upaya tersebut digerakkan bersama Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) Jakarta Timur mulai dari jajaran kelurahan, kecamatan, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), penggiat urban farming, kelompok tani, dan pemangku kepentingan (stakeholders).

"Kami terus mengimbau masyarakat dalam memanfaatkan lahan-lahan yang ada dan pekarangan rumah untuk menanam kebutuhan dapur seperti cabai, bawang merah, terong, tomat, sayuran, buah-buahan, dan komoditas pertanian lainnya," ujar Taufik.

Menurut Taufik, masyarakat bisa menanam cabai ataupun tanaman lainnya di lahan konvensional maupun dengan hidroponik melalui program pertanian perkotaan sebagai salah satu upaya mewujudkan ketahanan pangan.

Untuk diketahui, harga komoditas cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur mencapai Rp70 ribu per kilogram (kg) atau mengalami kenaikan tiga kali lipat dibandingkan harga sebelumnya.

"Kalau harga cabai rawit merah baru sebulan ini naik jadi Rp60-70 ribu per kilogram. Sebelumnya normalnya sebesar Rp25-30 ribu per kilogram, bahkan sempat Rp20 ribu per kilogram. Pokoknya udah bukan dua kali lipat aja, tapi tiga kali lipat," kata salah satu pedagang cabai di Pasar Induk Kramat Jati Carsim (47) di Jakarta Timur, Rabu (15/1).

Harga cabai merah besar juga mengalami kenaikan sejak Desember 2024 hingga saat ini menjadi Rp40.000 per kilogram dibandingkan pada Oktober-November 2024 yang berkisar Rp10-20 ribu per kilogram.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar