c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 September 2022

08:47 WIB

Stabilkan Harga Ayam, NFA Tingkatkan Penyerapan Dari Peternak

Pada tahap pertama penyerapan di tingkat peternak untuk menstabilkan harga ayam, NFA dan stakeholder telah meneyrap 10 ton ayam hidup

Editor: Fin Harini

Stabilkan Harga Ayam, NFA Tingkatkan Penyerapan Dari Peternak
Stabilkan Harga Ayam, NFA Tingkatkan Penyerapan Dari Peternak
Peternak menangkap ayam potong untuk dijual di peternakan ayam di kawasan Deli Serdang, Sumatera Utara. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo

JAKARTA – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bekerja sama dengan BUMN, asosiasi peternak dan pedagang, menyerap live bird atau ayam hidup guna menjaga stabilitas harga di tingkat peternak.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi usai menghadiri Rapat Koordinasi Stabilisasi Harga Ayam Hidup dan Pakan Unggas bersama Menteri Perdagangan di Jakarta, Senin (12/9), mengatakan pihaknya sudah mulai menyerap 10 ton ayam hidup langsung dari peternak dalam dua hari ini seharga Rp21.000 per kilogram.

Jumlah tersebut masih akan bertambah seiring dengan upaya penyerapan yang terus dilakukan di bulan selanjutnya.

“Fasilitasi penyerapan ayam hidup ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memberikan kepastian harga live bird di tingkat peternak. Ini merupakan upaya konkret dan akan terus dilakukan dengan menggandeng berbagai stakeholder peternakan,” kata Arief dilansir dari Antara, Senin (12/9).

Arief menjelaskan upaya fasilitasi ini merupakan hasil dari kolaborasi NFA bersama BUMN dan Asosiasi Perunggasan. BUMN melalui Perum Bulog dan Holding BUMN Pangan yang diwakili PT Berdikari, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan BGR Logistik Indonesia menyiapkan instrumen penyerapan dan logistiknya.

Sementara itu, asosiasi menyiapkan stok ayam hidup. Asosiasi yang terlibat dalam kerja sama ini, di antaranya Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar).

“BUMN Pangan PT PPI dan PT Berdikari selaku off taker melakukan pencarian dan pembelian live bird di lokasi sentra. Sedangkan, NFA memberikan fasilitasi distribusi pangan dari lokasi kandang ke rumah potong unggas. Selanjutnya, BUMN Pangan menyalurkan hasil produksi daging ayam ke Horeka dan distributor lainnya,” kata Arief.

Penyerapan ayam hidup langsung dari peternak oleh BUMN Pangan, lanjurnya, dilakukan dengan Harga Acuan Pembelian dan Penjualan (HAP) daging ayam yang disepakati para stakeholder perunggasan.

Harga Keekonomian
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bertemu dengan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar); Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN); serta perwakilan peternak dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan wilayah sentra lainnya untuk membahas upaya peningkatan harga ayam di kandang. 

Hadir dalam pertemuan tersebut yaitu Ketua Umum GOPAN Herry Dermawan dan Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko.

Mendag menjelaskan, saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak berkisar Rp14.000-17.000/kg, atau sangat rendah di bawah harga keekonomian yang seyogianya berkisar Rp21.000-23.000/kg. Sedangkan, rata-rata harga nasional daging ayam ras di tingkat eceran berkisar Rp33.000-36.000/kg. 

“Gejolak harga tersebut disinyalir terjadi akibat kendala distribusi yang kurang merata serta kondisi supply-demand, yaitu produksi lebih besar dibandingkan permintaan,” urai Mendag dalam pertemuan tersebut, Jakarta, Kamis (1/9).

Dalam pertemuan tersebut para peternak menyampaikan, gejolak harga yang terjadi selama ini dianggap belum pernah berpihak kepada peternak. Ketika harga berada di atas harga acuan yang diatur dalam Permendag 7/2020, peternak seringkali dimintai keterangan oleh Satgas Pangan Polri. 

Sementara ketika harga di bawah harga acuan, peternak merasa belum pernah diberikan bantuan konkret oleh pemerintah. Selain itu, lanjut Zulkifli Hasan, perlu adanya penyesuaian harga acuan karena sudah terjadi penyesuaian harga akibat kenaikan biaya logistik dan pakan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar