04 November 2025
08:06 WIB
Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga, Didukung Permodalan-Likuiditas Memadai
Stabilitas sektor jasa keuangan didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terkelola.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (24/1). ValidNewsID/ Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) nasional terjaga stabil di tengah masih tingginya ketidakpastian geopolitik dan tensi perdagangan global.
Hal itu didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, profil risiko yang terkelola, serta kinerja sektor jasa keuangan yang stabil.
Pada perbankan, terdapat pertumbuhan kinerja intermedia yang ditopang likuiditas dan permodalan yang memadai.
"Kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang terjaga. Kredit perbankan pada September 2025 mencatat pertumbuhan sebesar 7,70% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp8.162,82 triliun," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2025 di Jakarta, Senin (3/11).
Baca Juga: OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Didukung Permodalan Kuat
Dia menjelaskan, pertumbuhan kredit perbankan utamanya didorong oleh kredit investasi yang tumbuh tinggi sebesar 15,18% (yoy) dan diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 7,42% (yoy), sedangkan kredit modal kerja tumbuh 3,37% (yoy).
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,24% dan NPL net sebesar 0,87%. Loan at Risk (LaR) juga relatif stabil, tercatat sebesar 9,52%.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh sebesar 11,18% (yoy) menjadi Rp9.695 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 14,58%, 6,45%, dan 12,37% (yoy).
Mahendra melanjutkan, ketahanan perbankan terjaga kuat. Ditunjukkan oleh tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada September 2025 yang berada di level tinggi sebesar 26,15%.
Likuiditas perbankan pada September 2025 tetap memadai dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 84,19%, Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 130,47% dan 29,30%, jauh di atas threshold sebesar 50% dan 10%.
Kinerja Pasar Modal
Pasar saham dalam negeri menunjukkan kinerja positif pada kuartal III/2025, terutama didukung oleh sentimen positif domestik maupun global.
IHSG membukukan penguatan sebesar 16,36% (qtq) dan ditutup pada level 8.061,06 per 30 September 2025.
Memasuki awal kuartal IV/2025, IHSG melanjutkan tren penguatan dan beberapa kali mencatatkan posisi All-Time High (ATH). Indeks ditutup pada level 8.163,88 per 31 Oktober 2025, sehingga telah terapresiasi sebesar 15,31% (ytd).
Selanjutnya, penghimpunan dana di pasar modal domestik terpantau tetap kuat. Hingga 31 Oktober 2025, nilai Penawaran Umum di pasar modal domestik telah mencapai Rp198,84 triliun.
Adapun pada pipeline, tercatat 27 rencana Penawaran Umum (IPO) dengan nilai indikatif sebesar Rp21,84 triliun.
Baca Juga: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Maret Tetap Terjaga Di Tengah Gejolak Global
Asuransi, Fintech, Kripto
Pada sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP), aset industri asuransi per September 2025 mencapai Rp1.181,21 triliun atau tumbuh 3,39% (yoy).
"Secara umum, permodalan di industri asuransi komersial masih memadai dan solid, dengan Risk Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa tercatat sebesar 481,94% serta asuransi umum dan reasuransi sebesar 326,38%, jauh di atas ambang batas 120%," terang Mahendra.
Di sisi industri dana pensiun, lanjutnya, total aset dana pensiun pada September 2025 tumbuh 8,18% (yoy) dengan nilai mencapai Rp1.622,78 triliun dengan aset dana pensiun program sukarela sebesar Rp397,83 triliun atau tumbuh 4,47% (yoy).
Adapun, total aset perusahaan penjaminan tumbuh sebesar 1,37% (yoy) menjadi Rp48,24 triliun.
Kemudian di sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), Mahendra menyampaikan, piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan (PP) tumbuh sebesar 1,07% (yoy) pada September 2025 dengan nominal sebesar Rp507,14 triliun, didukung oleh pembiayaan modal kerja yang tumbuh sebesar 10,61% (yoy).
Profil risiko perusahaan pembiayaan terjaga dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) gross sebesar 2,47% dan NPF net sebesar 0,84%.
Gearing ratio perusahaan pembiayaan masih berada pada level yang memadai dan tercatat sebesar 2,17 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali.
Pada industri pinjaman daring (pindar), outstanding pembiayaan tumbuh 22,16% (yoy) dengan nominal Rp90,99 triliun dengan tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) pada level 2,82%.
Terkait kripto, OJK melaporkan, hingga September 2025, tercatat 1.416 aset kripto yang dapat diperdagangkan.
"OJK telah menyetujui perizinan 28 entitas di ekosistem perdagangan aset kripto, yang terdiri dari satu bursa kripto, satu lembaga kliring penjaminan dan penyelesaian, dua pengelola tempat penyimpanan, dan 24 pedagang aset kripto," kata Mahendra.
Selain itu, sambungnya, jumlah konsumen aset kripto berada dalam tren meningkat, yang telah mencapai 18,61 juta konsumen pada posisi September 2025. Adapun, nilai transaksi aset kripto selama September 2025 tercatat sebesar Rp38,64 triliun.