27 Juni 2022
16:42 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan adalah investasi terbaik di dunia. Pasalnya, investasi di sektor ini dianggap sebagai investasi yang mudah didapatkan kembali manfaatnya.
“Investasi di bidang pendidikan adalah the best return di dalam semua investasi di dunia,” katanya dalam Merdeka Belajar Episode 21: Dana Abadi Perguruan Tinggi, Jakarta, Senin (27/6).
Ia menjelaskan, investasi pendidikan pada usia semakin muda, maka semakin tinggi pula rate of return-nya. Oleh karena itu, di berbagai negara, pendidikan anak usia dini (PAUD) saat ini dijadikan level pendidikan yang sangat penting.
Bendahara Negara berharap semua perguruan tinggi di Indonesia juga ikut memikirkan bagaimana memperbaiki pendidikan usia dini di Tanah Air.
Menurutnya, PAUD sangat penting karena pendidikan dan pembentukan karakter anak yang baik adalah di usia dini.
“Dan tentu makin tinggi tadi disampaikan oleh Mas Nadiem kalau ingin yang paling cepat menetas itu di perguruan tinggi. Jadi semuanya punya kelebihan,” ucap Sri Mulyani.
Seperti diketahui, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sudah menyiapkan dana abadi perguruan tinggi sebesar Rp7 triliun yang bunganya akan disalurkan kepada perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH) yang berhasil menggalang dana dari masyarakat.
Hasil kumulatif pengelolaan 2021 dan 2022 diproyeksi mencapai Rp455 miliar. Lantas pada 2023 dan 2024 masing-masing Rp350 miliar dan Rp500 miliar.
Sri Mulyani menjelaskan, dengan adanya dana abadi perguruan tinggi dapat semakin banyak kolaborasi, inovasi, dan kreativitas yang terjadi di perguruan tinggi. “Terutama institusi berbadan hukum supaya mereka lebih maju secara percaya diri,” ujarnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pemerintah juga akan melihat pilihan-pilihan kebijakan dalam memanfaatkan dana mandatori pendidikan yang sebesar 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
“Untuk strategi Indonesia memperbaiki kualitas pendidikan dan pada akhirnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia,” ujarnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan, alokasi pendanaan untuk peningkatan PTNBH menuju perguruan tinggi kelas dunia terbagi ke dalam tiga periode alokasi pendanaan program.
Periode pertama yaitu 2 Juni-31 Desember 2022 dengan total dana Rp445 miliar. Periode kedua yaitu 1 Januari 2023-31 Desember 2023 dengan total dana Rp350 miliar. Periode ketiga yaitu 1 Januari 2024-Desember dengan total dana Rp500 miliar.
“Program Dana Abadi Perguruan Tinggi ditargetkan untuk PTNBH sebagai badan hukum yang dapat mengelola aset finansial secara independen. Setiap PTNBH harus memperbesar sumber pendapatannya di luar bantuan pemerintah dan uang kuliah tunggal,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Pendanaan Masih Rendah
Nadiem mengungkapkan pendanaan pendidikan tinggi di Indonesia masih perlu ditingkatkan agar kampus-kampus di Indonesia dapat bersaing di tingkat dunia.
“Kita harus menyadari Indonesia masih jauh sekali dibandingkan negara-negara lain dari sisi pendanaan pendidikan tinggi kita,” ucapnya.
Rata-rata pengeluaran pendidikan tinggi pada 2022 per lulusan per tahun di Indonesia hanya US$2.000. Sementara itu negara lain seperti India mengeluarkan US$3.00; Malaysia US$7.000; Jepang US$8.000; Hongkong US$12.000; Singapura US$15.000; China US$22.000 dan Amerika Serikat US$23.000.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pendanaan perguruan tinggi, Indonesia mesti menggalang kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Potensi pendanaan dari pemerintah disebut terbatas karena bergantung pada fiskal. Sementara di sisi lain, kontribusi masyarakat dan sektor swasta juga masih di bawah negara-negara lain.
“Poin kami adalah perjalanan kita masih jauh untuk bisa meningkatkan anggaran, dan kalau kita hanya bergantung kepada pemerintah dan sektor publik terhadap pendanaan ini, kita enggak akan sampai-sampai,” ujar Nadiem.