14 Agustus 2023
12:29 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau generasi Z dan milenial untuk memahami cara menjaga keuangan. Dia mengatakan, ini dilakukan guna kemajuan Indonesia mengingat, Indonesia hanya bisa maju bila semua pihak peduli dan menjaga pengelolaan keuangan.
“Indonesia hanya bisa maju kalau kita semua peduli dan menjaga bersama caranya mengurus keuangan negara dan keuangan Anda sendiri,” kata Sri Mulyani saat kegiatan Like It 2023 di Jakarta, Senin (14/8), seperti dilansir Antara.
Bendahara Negara menggarisbawahi, saat ini gen Z dan milenial merupakan generasi yang dominan dalam komposisi populasi penduduk Indonesia. Ia menyebut banyak regulator maupun investor yang berasal dari gen Z maupun milenial.
Oleh karena itu, dua kelompok tersebut merupakan pelaku utama dalam berbagai hal, termasuk aktivitas perekonomian.
Dalam memahami aktivitas perekonomian yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan, Menkeu mengingatkan pentingnya memahami tren dari perkembangan zaman pada masa yang berlangsung. Sebab, perubahan zaman membawa tren dengan konteks yang berbeda.
Sri Mulyani mencontohkan, pada masa ketika ia masih muda, menyimpan keuangan masih dilakukan secara manual, misalnya dengan menyimpan uang di lemari masing-masing.
Baca Juga: Sri Mulyani: OECD Apresiasi Penuh Reformasi Ekonomi Indonesia
Sementara saat ini, dengan perkembangan teknologi ponsel pintar atau smartphone, menyimpan uang dapat dilakukan pada berbagai layanan keuangan digital, baik berupa tabungan maupun investasi.
Dengan instrumen yang berbeda, sambungnya, tentunya strategi pengelolaan keuangan juga akan berbeda. Regulasi yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan juga akan turut berubah.
Dalam konteks itu, literasi keuangan menjadi aspek penting. Gen Z dan milenial perlu mempelajari dan memahami semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan.
“Literasi itu adalah sesuatu yang bisa Anda pelajari dan itu banyak gunanya untuk Anda merencanakan hidup Anda,” ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Dari sisi Kementerian Keuangan, Sri Mulyani mengatakan akan terus menggencarkan kolaborasi dan sinergi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk mengedukasi masyarakat agar bisa meningkatkan literasi keuangan menjadi lebih baik.
Pahami Fondasi Berinvestasi
Sri Mulyani juga mengingatkan pentingnya memahami angka dan fondasi dalam instrumen investasi ketika memutuskan untuk berinvestasi.
“Kalau berinvestasi, jangan hanya lihat mukanya, tapi pahami angka dan fundamentalnya,” katanya.
Pasalnya, instrumen investasi saat ini tersedia dalam berbagai macam bentuk dan pilihan. Investasi biasanya diiming-imingi dengan kemungkinan mendapat hasil yang cepat, tinggi, dan aman. Padahal, tidak semua investasi bersifat aman.
Terlebih, seiring dengan perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan, banyak penawaran investasi bodong yang beredar saat ini.
Menurut Menkeu, investasi yang terlihat sangat menarik justru memiliki kemungkinan lebih besar merupakan investasi bodong.
Meski begitu, Sri Mulyani menambahkan tidak ada jaminan investasi yang terlihat biasa juga merupakan investasi yang aman.
“Jadi, harus semakin waspada,” kata Menkeu pula.
Baca Juga: Tumbuh 5,71%, Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Keren Abis!
Oleh karena itu, menurutnya, para investor perlu memahami aspek-aspek fundamental dalam investasi.
Menkeu mencontohkan, di pasar keuangan yang berkaitan dengan obligasi pemerintah terdapat Surat Berharga Negara (SBN) yang bisa menjadi pilihan investasi.
Ketika mempertimbangkan untuk berinvestasi pada SBN, Bendahara Negara mengimbau untuk tidak serta-merta membeli, tetapi juga pelajari kondisi kesehatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Setiap bulannya Kementerian Keuangan melaporkan perkembangan APBN yang bisa menjadi acuan calon investor yang ingin berinvestasi di SBN. Sri Mulyani menggarisbawahi investor SBN perlu membuat keputusan setelah memahami kondisi kesehatan APBN.
Hal itu merupakan salah satu contoh perilaku yang dapat membuat investor terbiasa membaca fundamental.
“Sama seperti membeli saham, harga bisa naik atau turun. Tapi, setidaknya Anda tahu apa yang Anda beli,” ujar Sri Mulyani.