c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

30 Maret 2022

15:41 WIB

Social Bella Siap Garap SHEconomy di Indonesia

Jumlah pengguna Sociolla milik Social Bella meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

Social Bella Siap Garap SHEconomy di Indonesia
Social Bella Siap Garap SHEconomy di Indonesia
Sociolla Store. (ANTARA/Sociolla)

JAKARTA - Perusahaan beauty-tech Social Bella, atau yang dikenal dengan omnichannel retailer Sociolla, memperkenalkan model bisnis baru di industri, yaitu SHEcosystem. 

Co-Founder & President Social Bella, Christopher Madiam memaparkan, dengan adanya bisnis baru ini, akan membantu perusahaan membangun dan menghubungkan beberapa ekosistem dari berbagai industri berbeda menjadi satu ekosistem yang terintegrasi. 

“SHEcosystem akan menciptakan peluang bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi multi-dimensional. Dengan ekspansi ini, kami dapat melayani seluruh SHEconomy di Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai US$59 miliar dengan proyeksi CAGR sebesar 9,4%,” kata Christopher di Jakarta, Rabu (30/3). 

Lebih lanjut, ia menyebutkan, sejak pertama kali didirikan, Social Bella turut berkontribusi mengubah lanskap industri kecantikan. 

"Komitmen kuat perusahaan untuk selalu melakukan hal yang benar dimulai dengan komitmen untuk hanya menyediakan 100% produk bersertifikat BPOM di Sociolla, yang membedakannya dari pelaku bisnis atau retailer lainnya. Kini, Social Bella telah melangkah jauh, bertransformasi menjadi ekosistem lengkap dengan tambahan empat pilar bisnis lainnya," ungkapnya.

Empat pilir bisnis lainnya, yaitu Super App kecantikan SoCo, media kecantikan dan gaya hidup dengan menghadirkan layanan end-to-end O2O marketing Beauty Journal, Brand Development dengan layanan distributor produk kecantikan dan perawatan diri dari hulu ke hilir. Serta Lilla, ekosistem terlengkap bagi ibu dan anak yang baru saja diluncurkan untuk membantu para ibu.  

"Lilla juga menandai langkah pertama Social Bella untuk berekspansi di luar pasar kecantikan dan perawatan diri. Bahkan, menjadikan Lilla sebagai top of mind brand bagi ibu dan buah hati di Indonesia kini menjadi salah satu fokus utama Social Bella di 2022," terang Christopher. 

Co-Founder & CEO Social Bella, John Rasjid menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah percaya pada jalan pintas dalam mengembangkan bisnis. 

"Kami percaya dan berkomitmen pada janji utama kami untuk melayani pelanggan dengan integritas dan membantu mitra bisnis kami agar terus tumbuh secara sustainable," ujarnya. 

Ekspansi bisnis yang masif seperti ekspansi gerai omnichannel Sociolla dan peluncuran unit bisnis baru Lilla semasa pandemi, kata John, mungkin terlihat cukup berani bagi sebagian pihak. Tetapi menurutnya, setiap inisiatif yang perusahaan lakukan selalu diperhitungkan dengan sangat cermat. 

"Inilah cara kami menjalankan bisnis sejak hari pertama yang membawa kami ke titik hari ini, dan pandemi justru semakin membuktikan ketahanan model bisnis kami dalam jangka panjang," ucap dia. 

John mengatakan, ketika pandemi melanda pada awal 2020 dan berdampak pada jutaan orang dan bisnis dari berbagai industri di seluruh dunia, Social Bella justru dapat beradaptasi dengan cepat dan melanjutkan rencana ekspansinya. 

Tidak hanya melakukan pengembangan bisnis di Indonesia, sebutnya, Social Bella juga melakukan ekspansi ke Vietnam pada tahun 2020. Dalam waktu dekat, akan menghadirkan gerai ke-10 dan telah merencanakan sejumlah gerai lainnya di berbagai kota di Vietnam.  

Pada tahun 2021, ia menuturkan, Social Bella melanjutkan tonggak pencapaian berikutnya dengan melakukan ekspansi gerai omnichannel yang pertumbuhannya mencapai 10 kali lipat sejak gerai pertama dibuka pada 2019. 

"Social Bella juga kini memiliki 24 gudang multifungsi yang tersebar di wilayah Indonesia, sehingga dapat melayani lebih dari 55 ribu titik penjualan untuk bisnis Brand Development," tambah John. 

Sejalan dengan ekspansi bisnis yang agresif di tengah gejolak ekonomi di masa pandemi, perusahaan pun terus aktif mengembangkan tim dengan hampir 2.000 karyawan yang tersebar di Indonesia, Vietnam, dan India. 

Misi Baru “Liberating Self-care
Saat ini, perusahaan diklaim telah berhasil melewati pandemi dan melampaui misi sebelumnya. Oleh karena itu, menurut Co-Founder & CMO Social Bella, Chrisanti Indiana, Social Bella sepenuhnya siap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya dengan misi baru, "Liberating Self-care"

“Konsumen selalu menjadi pusat dari apapun yang kami lakukan, merekalah yang membantu kami hingga berada di posisi kami saat ini. Teknologi dan ekosistem Social Bella dibangun agar kami dapat memahami pelanggan kami lebih dari mereka memahami diri mereka sendiri. Kami tahu apa yang mereka inginkan bahkan sebelum mereka tahu mereka menginginkannya," kata Chrisanti. 

Ia menjelaskan, Liberating Self-care berarti memberikan kebebasan bagi pengguna, pelanggan, dan konsumen dari segala kesulitan dan keterbatasan yang mereka hadapi untuk memberikan perawatan terbaik bagi diri mereka dan orang yang dicintai. 

Chrisanti menambahkan bahwa pemahaman pelanggan yang kuat dan berbasis data menjadi kunci perusahaan dalam menghadirkan pendekatan terbaik untuk menangkap potensi pasar dan berkomunikasi dengan pelanggan.  

“Memenangkan persaingan untuk meraup pangsa pasar yang lebih besar tidak pernah menjadi fokus utama kami. Obsesi kami adalah agar bagaimana bisa memberikan pelayanan kepada para pengguna dan pelanggan kami lebih baik dari hari-hari sebelumnya," tuturnya. 

Dirinya mengklaim bahwa setiap kampanye yang perusahaan lakukan selalu menjawab kebutuhan dan perilaku yang relevan dari konsumen lokal, seperti kampanye “Glow From Home” yang menghadirkan solusi total bagi perawatan diri di rumah yang sangat dibutuhkan di masa awal pandemi. 

Selanjutnya, kampanye Lovel Local untuk mendukung brand lokal yang terdampak oleh pandemi terutama dari sisi operasionalnya. Atau dengan gerakan Waste Down Beauty Up, yang mengusung kecantikan berkelanjutan dan diinisiasi untuk meningkatkan kesadaran para pecinta kecantikan Indonesia akan isu sustainability

"Kami selalu setia pada nilai yang berpusat pada konsumen atau customer-centric, dan itulah yang membuat kami tidak gentar meskipun ada tantangan yang menghadang," tegasnya. 

Sekadar informasi, selama pandemi, Sociolla berhasil memiliki lebih dari 150 brand yang tengah berkembang, menghadirkan pilihan produk yang sangat komprehensif yang mencakup sub-kategori kecantikan dan perawatan diri. 

Adapun, jumlah pengguna Sociolla meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi, secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata +15% peningkatan pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2021. 

Sociolla juga memperoleh peningkatan loyalitas pelanggan dengan lebih dari 40% retensi dalam satu tahun, lonjakan lebih dari 23% di AOV, serta lebih dari 109% untuk jumlah pembelian harian jika dibandingkan dengan pra-pandemi. 

Dalam waktu dekat, Social Bella berencana untuk meningkatkan penetrasi offline dan online Sociolla hingga tiga kali lipat pada tahun 2022 dalam menambah jumlah gerai sebanyak tiga kali lipat dalam waktu dua tahun. 

Hingga saat ini, atau hanya dalam waktu tujuh tahun, sejak pertama kali diluncurkan pada Maret 2015, Social Bella berhasil melampaui misinya untuk menciptakan sebuah ekosistem kecantikan dan perawatan diri yang solid.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar