18 Agustus 2023
08:00 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan pasokan gas untuk domestik cukup dan tidak ada kebijakan untuk menaikkan harga gas di hulu.
"Hingga saat ini dipastikan tidak ada kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga gas di hulu," tegas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro lewat keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (17/8).
Soal perbedaan harga gas di lapangan, dia menyebut tiap lapangan punya karakteristik yang berbeda. Akibatnya, harga keekonomian pun dipastikan berbeda.
"Semisal ada pergerakan gas di satu lapangan, itu tidak akan mempengaruhi lapangan gas lainnya," kata Hudi.
Baca Juga: Gapmmi Minta Industri Mamin Dapat Gas Murah
Di lain sisi, SKK Migas pun mendukung penuh langkah pemerintah untuk menekan harga gas di hulu, antara lain dengan melakukan evaluasi berjenjang, kebijakan-kebijakan fiskal, serta melaksanakan ketentuan harga gas khusus sebagaimana kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).
"Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh SKK Migas memerlukan sinergi dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan gas bisa diterima oleh pengguna akhir dengan harga wajar, termasuk partisipasi dari pihak Hilir yang menyalurkan gas tersebut kepada pengguna akhir," jelas dia.
Lebih lanjut, Hudi menambahkan, pihaknya memastikan produksi gas nasional cukup untuk memenuhi pasokan dan permintaan gas domestik, termasuk pasokan gas pipa di Sumatera hingga dalam bentuk liquified natural gas (LNG).
Berdasarkan catatan SKK Migas, Hudi menyebut ada kelebihan pasokan gas di beberapa daerah, seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hal ini lantaran angka produksi melebihi konsumsi gas di wilayah tersebut. Hingga kini, konsumsi gas domestik menyerap sekitar 67% dari produksi gas nasional.
Untuk itu, SKK Migas memastikan industri hulu migas akan mendukung penuh upaya peningkatan serapan gas domestik. Misalnya dalam waktu dekat, akan onstream enam proyek gas semester kedua 2023 dengan total kapasitas sekitar 394 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Kapasitas itu berasal dari proyek optimasi pengembangan lapangan (OPL) Baronang Gas, GBFCP Premier Oil, Seng Compressor, Segat Compressor, LTRO 18 Medco Grissik dan MAC HCML," tandas Hudi.