c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

02 Oktober 2024

10:49 WIB

SKK Migas-Medco Resmikan Pelayaran FPSO Marlin Natuna

FPSO Marlin Natuna yang diresmikan SKK Migas dan Medco E&P Natuna Ltd. jadi salah satu bagian pada Proyek Forel-Bronang di WK South Natuna Sea Block B.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">SKK Migas-Medco Resmikan Pelayaran FPSO Marlin Natuna</p>
<p id="isPasted">SKK Migas-Medco Resmikan Pelayaran FPSO Marlin Natuna</p>

Ilustrasi. Foto udara anjungan lepas pantai Sepinggan Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Selasa (26/3/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Medco E&P Natuna Ltd. meresmikan pelayaran perdana atas Floating, Production, Storage, and Offloading (FPSO) Marlin Natuna.

Proyek Marlin Natuna itu jadi proyek konversi kapal tanker pertama menjadi FPSO di tanah air. Momen tersebut pun digadang-gadang jadi langkah penting yang dilancarkan SKK Migas bersama Medco E&P selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) guna mendongkrak produksi migas demi mendukung ketersediaan energi nasional.

Adapun kapasitas produksi FPSO Marlin Natuna mencapai 250.000 barel dan akan menampung minyak bumi dari Proyek Forel di Natuna, Kepulauan Riau. Proyek Forel tersebut merupakan proyek minyak yang bakal onstream tahun 2024 ini dengan prakiraan produksi sebesar 10.000 barel minyak per hari (BOPD).

Baca Juga: SKK Migas Bakal Kumpulkan Kontraktor Gas Bumi Dengan Pelaku Industri

Deputi Bidang Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo lewat keterangan tertulisnya mengungkapkan FPSO Marlin Natuna jadi bagian dari Proyek Forel-Bronang yang masuk di Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B. 

Wahju menyebutkan Proyek Forel mencakup dua pekerjaan besar, yakni pengerjaan FPSO Marlin Natuna, serta pembangunan rangkaian fasilitas produksi.

Pembangunan rangkaian fasilitas produksi itu antara lain terdiri dari satu unit anjungan Well Head Platform (WHP) Forel untuk 5 sumur produksi, 1 sumur injeksi gas, dan 2 sumur tambahan untuk produksi di masa yang akan datang.

Kemudian, terdapat juga anjungan WHP Bronang untuk 1 sumur produksi dan 2 sumur cadangan, serta instalasi pipa bawah laut 8" yang membentang sepanjang 17 km dari WHP Bronang ke WHP Forel.

Fasilitas WHP Forel, WHP Bronang, hingga instalasi pipa bawah laut itu pun sudah rampung digarap dan menunggu pelayaran perdana FPSO ke Laut Natuna untuk kemudian dilanjutkan pada tahap commissioning terintegrasi dari keseluruhan fasilitas produksi Proyek Forel-Bronang.

"WHP Bronang bahkan sudah onstream dan mengalirkan gas ke fasilitas MoGPU Hang Tuah sejak September 2023 dan memberikan kontribusi terlebih dahulu terhadap negara," jelas Wahju, Selasa (1/10).

Wahju menambahkan, total investasi yang diperlukan untuk menggarap Proyek Forel-Bronang secara keseluruhan mencapai sekitar US$236 juta atau setara dengan Rp3,5 triliun.

"Kami berharap investasi tersebut tidak hanya berhasil mewujudkan fasilitas produksi hulu migas, tetapi juga mampu menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional," kata dia.

Baca Juga: Kejar Target 1 Juta Barel Lifting Minyak, SKK Migas Gelar SCM Summit 2024

Sementara itu, Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan menyebut keberhasilan pelayaran perdana FPSO Marlin Natuna jadi bukti kemampuan perusahaan dalam melaksanakan proyek yang penuh kompleksitas.

Pelayaran perdana itu pun jadi komitmen Medco untuk terus berkontribusi dalam pengembangan industri migas di tanah air. Ronald menyebutkan Proyek Forel bakal onstream pada kuartal keempat tahun ini.

"Capaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh tim yang terus berkolaborasi dengan kontraktor, subkontraktor, vendor, dan instansi terkait untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan konstruksi dan pengujiannya," tegasnya.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan Riau Muhammad Darwin pun mengungkapkan pemda bakal terus memberi dukungan terhadap industri hulu migas. Tak terkecuali, soal kemudahan perizinan yang dibutuhkan.

"Proyek ini kami harapkan dapat memberikan multiplier effect pada ekonomi Provinsi Kepri serta berpotensi menambah Dana Bagi Hasil," pungkas Darwin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar