c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 Desember 2021

08:00 WIB

Siklus Menang Kompetisi Se-ASEAN Atasi Sampah Plastik

Siklus adalah sebuah startup yang menawarkan solusi teknologi isi ulang aneka produk kebutuhan rumah tangga (FMGC) untuk mengatasi masalah lingkungan

Editor: Fin Harini

Siklus Menang Kompetisi Se-ASEAN Atasi Sampah Plastik
Siklus Menang Kompetisi Se-ASEAN Atasi Sampah Plastik
Siklus mengantarkan isi ulang untuk produk rumah tangga tanpa kemasan plastik langsung ke rumah pelanggan. Siklus/dok

JAKARTA – Inovator asal Indonesia, Siklus, berhasil menjadi pemenang Final Pitching Ending Plastic Pollution Innovation Challenge (EPPIC) 2021. Inovasi yang diusung Siklus pun akan diimplementasikan di Mandalika, Lombok, NTB.

EPPIC 2021 merupakan program United Nation Development Program (UNDP) Indonesia dan Filipina melalui proyek Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan Archipelagic and Island States (AIS) Forum, Norwegian Agency for Development Cooperation (Norad), dan Kementerian Luar Negeri Norwegia, serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Nani Hendiarti di Jakarta, Kamis (12/11), berharap EPPIC dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, bahkan di ASEAN.

"Melalui EPPIC, para peserta dapat belajar dari inovator luar negeri. Begitu juga sebaliknya. Kami berharap inovator dapat membuat solusi yang dapat mengatasi sampah plastik di ASEAN," kata Nani, dikutip dari Antara.

Setelah melalui inkubasi selama tiga bulan terpilihlah empat tim terbaik yang berhasil memenangkan pendanaan awal proyek sebesar US$72.000, dari 17 finalis yang berasal dari berbagai negara di ASEAN. Mereka juga mendapatkan pendampingan selama sembilan bulan yang akan dilakukan oleh UNDP Innovation Hub, bekerja sama dengan para investor.

Resident Representative UNDP Indonesia Norimasa Shimomura berharap ke 17 inovator tersebut bisa mengubah tantangan tersebut menjadi peluang untuk menerapkan ekonomi sirkular dan pengembangan masyarakat.

"Semoga semua inovasi dari peserta mampu mendorong perubahan positif dan melibatkan masyarakat sekitar untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik di laut," ujar Norimasa.

Selain Siklus, Alterpack dari Singapura juga akan bergabung untuk mengimplementasikan solusi yang mereka usung di Mandalika.

Siklus adalah sebuah startup yang menawarkan solusi teknologi isi ulang aneka produk kebutuhan rumah tangga (FMGC) untuk mengatasi masalah lingkungan. Dengan mengisi ulang wadah yang telah dimiliki, diharapkan pemakaian plastik bisa berkurang sehingga turun menekan sampah yang dihasilkan.

Selain itu, lewat isi ulang, konsumen bisa membayar produk lebih murah. Hitungan Siklus, masyarakat harus membayar lebih mahal 15% jika membeli produk dalam kemasan sachet kecil karena biaya kemasan. Padahal, selama ini masyarakat menengah bawah cenderung membeli kemasan kecil atau sachet untuk menghemat uang.

“Pembeli membayar lebih besar dan ini yang dinamakan pajak kemiskinan,” ujar Jane von Rabenau, CEO & Pendiri Siklus beberapa waktu lalu kepada Validnews.

Dengan isi ulang, Siklus menawarkan harga produk lebih murah 10%-20% dibandingkan harga produk dalam kemasan sachets.

Perusahaan rintisan yang mulai hadir sejak April 2020 ini menyediakan kebutuhan rumah tangga yang dibagi menjadi tiga kategori utama. Kategori pertama adalah produk kebutuhan pribadi atau personal care, seperti sampo, sabun mandi, sabun cuci tangan, hingga hand sanitizer.

Kategori kedua adalah produk yang digunakan untuk membersihkan rumah tangga, seperti sabun cuci piring, pembersih kaca, pembersih lantai, detergen bubuk dan cair, serta detergen parfum.

Sementara kategori ketiga meliputi produk makanan seperti kopi, milo, susu bubuk dan sereal, hingga menjual minyak goreng.

Dengan aplikasi seluler Siklus (Siklus Mobile App), konsumen bisa dengan mudah berbelanja produk kebutuhan rumah tangga dari perangkat seluler mereka. Pesanan kemudian diantar menggunakan kendaraan roda dua yang dilengkapi dengan sistem isi ulang seluler. Pelanggan dapat mengisi ulang wadah yang ada, atau membeli wadah yang dapat digunakan kembali--tanpa plastik sekali pakai.

Selain lewat aplikasi Siklus, pelanggan juga bisa berbelanja kebutuhan sehari-hari melalui WhatsApp dan Instagram DM.

Dilansir dari Antara, Jane menyebutkan peluncuran Siklus Mobile App membantu mengoptimalkan rantai pasokan Siklus. “Meningkatkan solusi isi ulang Siklus secara keseluruhan, memungkinkan kami untuk menjual produk konsumen sehari-hari tanpa kemasan plastik dan dengan biaya lebih rendah," jelas Jane, Selasa (16/3).

Komitmen Kurangi Sampah Plastik
Sementara itu, dua innovator lainnya yakni TrashCash dan PureOcean dari Filipina berhasil keluar sebagai pemenang EPPIC Fase II dan akan mengimplementasikan inovasinya di Pulau Samal, Filipina.

Studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di tahun 2018 menunjukkan bahwa 0,26-0,59 juta ton sampah plastik mengalir ke laut.

Laporan World Bank (2018) menyebutkan 87 kota di pesisir Indonesia memberikan kontribusi sampah ke laut sebanyak 1,27 juta ton. Kemudian secara keseluruhan, negeri gemah ripah loh jinawi ini turut menyumbang 9 juta ton sampah plastik yang sampai ke laut. 

Sementara Gerakan Global Break Free From Plastic melalui audit merek menemukan, 43% dari 476.423 sampah pada 2019 adalah sampah yang masih jelas terlihat mereknya. Persentase ini meningkat menjadi 63% sampah plastik dengan merek dari 346.494 sampah pada 2020. 

Merespon temuan ini, Pemerintah Indonesia melalui Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL) berkomitmen untuk mengurangi 70% sampah plastik di laut pada tahun 2025.

EPPIC merupakan bagian dari aksi dan edukasi dalam pelaksanaan RAN PSL dan AIS Forum untuk mencapai target tersebut, dengan harapan dapat mendorong masyarakat dalam menciptakan beragam inovasi untuk mempercepat pengurangan sampah plastik di laut.

EPPIC merupakan kompetisi terbaru di tingkat ASEAN yang mengajak semua inovator untuk berbagi ide cemerlang dalam menangani polusi plastik.

Sebelumnya, EPPIC 2020 telah dilaksanakan di Vietnam dan Thailand, dan di tahun 2021 ini EPPIC dilaksanakan di Indonesia dan Filipina.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar