c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

04 November 2025

20:06 WIB

Sentuh Rekor 8.317, Analis: IHSG Belum ATH

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan bahwa level IHSG yang menyentuh 8.317,07 belum menyentuh ATH. Ini alasannya!

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Sentuh Rekor 8.317, Analis: IHSG Belum ATH</p>
<p id="isPasted">Sentuh Rekor 8.317, Analis: IHSG Belum ATH</p>

Seorang pria memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). AntaraFoto/Akbar Nugroho Gumay

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level 8.317,07 pada perdagangan hari ini, Selasa (4/11).

Kendati demikian, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan bahwa level tersebut belum menyentuh ATH. Lantaran, IHSG sudah sempat menyentuh level lebih tinggi, yakni di level 8.354 pada Senin (27/10).

"Untuk IHSG belum ATH ya, karena level highest ada di 8.354... Nah ini sebenarnya tergantung dari perspektif yang melihat ya. Karena kalau kami (MNC Sekuritas) menggunakan candlestick yang tercantum ada highest dan lowest. Tapi biasanya ada teman-teman yang menggunakan line chart yang hanya melihat level penutupan saja. (Level) 8.354 adalah level high Senin (27/10)," kata pria yang akrab disapa Didit kepada Validnews, Selasa (4/11).

Baca Juga: Ada Aksi Profit Taking, IHSG (4/11) Ditutup Melemah

Didit juga menyoroti IHSG yang semula menyentuh ATH namun tak lama langsung merosot. Tercatat, pada penutupan perdagangan sesi II, Selasa (4/11), IHSG terkoreksi 33,17 poin atau 0,40% ke posisi 8.241,91.

Secara teknikal, MNC Sekuritas memperkirakan koreksi yang terjadi pada IHSG cukup wajar mengingat pergerakannya cenderung uptrend.

Di sisi lain, lanjutnya, rupiah juga masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, mayoritas pergerakan bursa global juga terkoreksi.

"Kami perkirakan, hal ini salah satu penyebabnya dari ketegangan yang terjadi di kawasan Asia," terang dia.

Sementara itu, VP of Equity Retail PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengungkapkan, fluktuasi IHSG pada hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

"Pertama, keberlanjutan depresiasi rupiah terhadap dolar AS seiring dengan agresivitas BI dengan memangkas (BI-Rate) sebesar 150 bps (basis poin) sejak September 2024 hingga Oktober 2025. Hal ini juga terdorong narrow spread lebih tipis, sehingga menambah sensitivitas," ujar Audi kepada media di Jakarta, Selasa (4/11).

Baca Juga: Optimisme Ekonomi Domestik-Global Dorong IHSG Tembus ATH 8.300!

Kedua, sambung dia, sikap Fed yang memberikan sinyal mixed untuk pemangkasan suku bunga di Desember 2025 juga mendorong kekhawatiran pasar, terlebih di tengah kondisi masih berlanjutnya government shutdown.

Ketiga adalah rilis kinerja kuartal III/2025, terlebih emiten yang mencatatkan perlambatan kinerja, sehingga pasar belum merespon positif pada pergerakan sahamnya.

Keempat atau terakhir, yakni pelemahan harga komoditas seperti safe haven aset emas yang bergerak ke bawah level US$4.000 per toz hingga harga minyak mentah yang anjlok 1,4% seiring dengan kekhawatiran over supply OPEC+ untuk meningkatkan produksi diawal tahun depan.

"Dari sisi teknikal, kami melihat ini merupakan technical correction dan mengkonfirmasi resistance kuat IHSG di level 8.330-8.350 dengan indikator MACD menunjukkan divergence negative terhadap indeks," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar