c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

27 Oktober 2021

08:33 WIB

Semester I 2021, MedcoEnergi Bukukan Laba Bersih Rp656,81 Miliar

Medco Power akan mengembangkan proyek percontohan impor tenaga surya dari Indonesia ke Singapura

Penulis: Zsasya Senorita

Editor: Fin Harini

Semester I 2021, MedcoEnergi Bukukan Laba Bersih Rp656,81 Miliar
Semester I 2021, MedcoEnergi Bukukan Laba Bersih Rp656,81 Miliar
Lapangan migas offshore yang dioperasikan Medco Energi di Kawasan Asia Tenggara. (Antara Aceh/HO)

JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk membukukan laba bersih US$46,5 juta atau Rp656,81 miliar (kurs RP14.125 per dolar) pada periode Semester I 2021. Capaian pada paruh pertama tahun ini, bisa disebut berbalik jauh dibandingkan Semester I 2020 yang mencatatkan rugi bersih sebesar US$96 juta.

CEO Medco Energi, Roberto Lorato mengatakan peningkatan hasil kinerja semester pertama 2021 ditopang harga migas yang terus membaik hingga paruh kedua tahun ini.

“Permintaan gas domestik mulai pulih setelah lockdown ekonomi di Indonesia,” jelas Roberto dalam keterangan resminya hari ini, Selasa (26/10).

Laba bersih perusahaan berkode emiten MEDC.IDX ini disumbang dari ketiga segmen bisnis yang membukukan laba, seperti minyak dan gas sebesar US$88 juta, serta ketenagalistrikan sebesar US$22 juta.

“Kemudian Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) meraih laba US$33 juta, seiring kinerja fase tujuh yang terus meningkat dan diimbangi oleh biaya kantor pusat serta pinjaman,” sambung Roberto.

Kinerja keuangan konsolidasi (audited) untuk periode yang berakhir pada 30 Juni tahun ini juga menunjukkan peningkatan EBITDA 15% year-on-year (yoy), menjadi US$318 juta yang sebagian besar disebabkan pulihnya harga komoditas.

MedcoEnergi mencatat, harga minyak sepanjang Semester I 2021 telah naik 61% (yoy) menjadi US$62,3 per bbl dari US$38,7 per bbl. Kemudian, harga rata-rata gas menjadi US$5,9 per mmbtu atau naik 8% dibandingkan harga pada Semester 2020 yang senilai US$5,4 per mmbtu.

“EBITDA pada kuartal kedua 2021 adalah US$159 juta, sedikit di bawah EBITDA kuartal pertama meskipun harga minyak lebih tinggi dikarenakan penghentian fasilitas yang tidak direncanakan serta adanya biaya terkait aset internasional dan Aceh,” jelas Roberto lebih lanjut.

Khusus belanja modal, MedcoEnergi mencatatkan pengeluaran US$28 juta, konsisten dengan rendahnya aktivitas selama pembatasan covid-19 di Semester I 2021. Roberto mengatakan, pengeluaran akan meningkat pada paruh kedua,a namun rencana belanja modal setahun akan tetap sesuai pedoman tahun 2021 Perseroan.

Di sisi lain, kas dan setara kas MedcoEnergi pada periode yang sama tercatat senilai US$551 juta dengan utang konsolidasi sebesar US$2,6 miliar yang turun 14% dari Semester I 2020. Selanjutnya, utang restricted group di luar Medco Power juga dilaporkan turun US$442 juta (yoy) menjadi US$2,2 miliar, dengan utang bersih US$1,8 miliar dan utang bersih terhadap EBITDA adalah 3,1x.

“Perseroan akan terus proaktif mengelola kewajiban dan deleverage kuartal demi kuartal. Semua Obligasi IDR 2021 dan 2022 yang akan jatuh tempo, telah dijamin dalam escrow sebesar US$123 juta,” ungkap Roberto.

Kinerja Segmen Bisnis
Pada segmen bisnis migas, kinerja operasional Medco Energi mengabarkan penurunan produksi migas sebesar 7% (yoy) menjadi 94 mboepd. Hal ini disebabkan adanya program perawatan rutin dan penghentian fasilitas yang tidak direncanakan, dengan permintaan gas domestik yang masih rendah selama lockdown covid-19 pada kuartal kedua di Indonesia. Sementara biaya produksi migas per unit dilaporkan sebesar US$9,6 per boe.

Roberto juga memaparkan, belanja modal migas sebagian besar digunakan untuk pekerjaan beberapa proyek pengembangan di PSC South Natuna Sea Block B. Pengembangan ini akan berlanjut pada 2022 dengan rencana gas pertama dari lapangan Hiu pada Kuartal II 2022, gas pertama dari proyek Belida Extension pada Kuartal IV 2022 dan minyak pertama dari lapangan Forel serta gas dari lapangan Bronang pada Kuartal IV 2023.

Khusus segmen bisnis ketenagalistrikan, kinerja operasional Medco Power pada semester pertama 2021 disebutkan telah berhasil menjual 1.355 GWh dengan sekitar 33% dari sumber energi terbarukan. Penjualan listrik naik 19% (yoy), terutama karena peningkatan kinerja uap di Sarulla Geothermal diimbangi dengan permintaan listrik yang lebih rendah di Batam selama adanya lockdown lokal.

“Belanja modal ketenagalistrikan digunakan untuk melanjutkan commissioning Pembangkit Listrik Combined Cycle 275 MW Riau, pembangunan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya 26 MWp di Sumbawa dan Tahap-1 Pembangunan 30 MW geothermal di Ijen,” sambung Roberto.

Medco Power mengumumkan, bersama mitra konsorsium akan mengembangkan proyek percontohan Impor Tenaga Surya 100 MW dengan kapasitas sebesar 670 MWp dari Indonesia ke Singapura, di Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau. Menyusul pemberian izin prinsip impor dari Energy Market Authority (EMA) Singapura.

“Saya senang melihat peningkatan kinerja Perusahaan. Pengumuman Proyek Tenaga Surya di Pulau Bulan merupakan langkah lanjutan terhadap Strategi Climate Change kami dan saya sepenuhnya mendukung komitmen MedcoEnergi untuk mencapai Net Zero pada 2050,” tandas Presiden Direktur MedcoEnergi Hilmi Panigoro.

Medco telah mempublikasikan Strategi Perubahan Iklim beserta langkah-langkah awal untuk memenuhi komitmen MedcoEnergi dalam mencapai emisi Net Zero untuk Scope 1 dan Scope 2 pada 2050 dan Scope 3 pada 2060.

Selanjutnya pada segmen bisnis pertambangan tembaga, AMNT mencatatkan produksi 103,1 Mlbs tembaga dan 55 Koz emas. Hilmi mengatakan, penambangan bijih dari fase tujuh akan terus berlanjut, demikian juga pengembangan fase delapan.

Pada periode yang sama, AMNT memperoleh dua Penghargaan Praktik Pertambangan dari Kementerian ESDM atas kontribusinya terhadap pengelolaan lingkungan dan konservasi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar