17 Oktober 2025
18:05 WIB
Sambut Danantara, BEI Bakal Kebut RNTH US$8 Miliar Per Hari
BEI menyanggupi Danantara untuk menggejot RNTH pasar modal hingga US$8 miliar/hari. Upaya peningkatan terus dilakukan melalui pendalaman pasar dari sisi penawaran maupun permintaan .
Penulis: Fitriana Monica Sari
Kepala Eksekutif OJK Inarno Djajadi membuka Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 pada 17-18 Oktober 2025 di Main Hall BEI, Jakarta. ValidNewsID/Fitriana Monica Sari
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan siap untuk menggenjot Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) pasar modal RI. Bahkan, BEI optimistis, RNTH saham nasional bisa digeber maksimal sampai US$8 miliar per hari.
Adapun optimisme itu untuk menanggapi pernyataan CIO Danantara Pandu Sjahrir yang menilai RNTH perlu ditingkatkan agar lembaga pengelola dana investasi pemerintah itu makin pede masuk pasar modal. Danantara siap mengalokasikan 80% dana kelolaannya untuk diinvestasikan di dalam negeri.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menegaskan, pihaknya terus berupaya peningkatan RNTH melalui penguatan sekaligus pendalaman pasar, baik dari sisi penawaran (supply) maupun permintaan (demand).
“Kalau rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tentu kita terus lakukan, pendalaman pasar terus kita lakukan, baik dari sisi supply maupun demand. Dengan demikian, tentu kita harapkan RNTH kita akan naik terus,” kata Jeffrey kepada media di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (17/10).
Baca Juga: Investasi 80% Untuk Lokal, Danantara Siap Masuk Pasar Modal RI
Lebih lanjut, Jeffrey menilai, partisipasi publik yang tinggi menjadi faktor penting untuk memperluas basis investor dan memperkuat ekosistem pasar. Optimisme menaikkan RNTH juga bisa terlihat dari dinamika pasar modal Indonesia yang begitu aktif.
Konkretnya, masyarakat cukup antusias untuk menghadiri dan mendalami pasar modal yang diselenggarakan via agenda Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025. BEI pun mengapresiasi antusiasme calon maupun pelaku pasar yang hadir.
“Itu yang akan terus kita lakukan, menyampaikan literasi tentang pasar modal kepada publik seluas-luasnya, agar ke depannya yang akan kita lakukan mengembangkan pasar modal, potensi pertumbuhannya itu akan dinikmati oleh sebanyak-banyaknya masyarakat Indonesia. Itu tujuan dari kegiatan kita hari ini,” jelas dia.
Sebelumnya, Pandu menyebutkan, nilai transaksi saham di Indonesia masih berada di kisaran US$1 miliar per hari. Torehan ini masih jauh di bawah potensinya. Jika menilik ukuran ekonomi nasional, seharusnya nilai transaksi pasar modal Indonesia dapat mencapai US$8 miliar per hari.
“Seharusnya sebagai negara terbesar di ASEAN, kita bisa mencapai US$8 miliar per hari,” ujar Pandu dalam kesempatan sama.
Dalam kesempatan tersebut, Pandu juga menyoroti faktor eksternal yang memengaruhi iklim investasi di tanah air. “Sekitar 50-60% dari seluruh proses investasi di Indonesia dipengaruhi oleh pertimbangan geopolitik,” katanya.
Baca Juga: CMSE 2025 Usung Tema Pasar Modal untuk Rakyat, Satu Pasar Berjuta Peluang
Adapun pada hari ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya, yaitu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan dukungan OJK kembali menyelenggarakan CMSE 2025 pada 17-18 Oktober 2025 di Main Hall BEI, Jakarta.
Dikemas dengan lebih ringkas namun padat makna, CMSE 2025 mengusung tema 'Pasar Modal untuk Rakyat: Satu Pasar Berjuta Peluang' yang mencerminkan semangat inklusivitas, keterbukaan akses, dan perluasan manfaat pasar modal bagi seluruh lapisan masyarakat.
Hingga hari ini, tercatat sudah ada 12 ribu investor yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan CMSE 2025. Jumlah ini merupakan jumlah tertinggi dibanding tahun sebelumnya.