c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

09 Agustus 2023

10:37 WIB

Saham MUTU Tembus ARA di Awal Perdagangan

Mengutip RTI, saham MUTU terpantau menguat 34,26% atau 37 poin ke level Rp145 per saham dari harga penawaran.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Saham MUTU Tembus ARA di Awal Perdagangan
Saham MUTU Tembus ARA di Awal Perdagangan
Ilustrasi. Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). Antara Foto/Hafidz Mubarak A

JAKARTA - PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (MUTU) secara resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/8). Pada hari pertamanya melantai, saham MUTU langsung melesat hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA).

Mengutip RTI, saham MUTU terpantau menguat 34,26% atau 37 poin ke level Rp145 per saham dari harga penawaran.

Perusahaan di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi (testing, inspection, and certification/TIC) ini menjadi emiten ke-60 yang listing di BEI sepanjang tahun 2023.

Melalui pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO), MUTU melepas sebanyak 942.857.200 lembar saham baru. Perseroan mematok harga pembukaan, yaitu Rp108 per saham.

Dengan demikian, total dana yang akan diperoleh MUTU bisa mencapai sebesar Rp101,82 miliar.

Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga mengatakan bahwa IPO ini menjadi momentum yang tepat bagi MUTU untuk menjadi Perusahaan TIC berbasis Environment, Social, and Governance (ESG) terkemuka yang transparan, accountable dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh investor, masyarakat, maupun stakeholder.

“Kami berterima kasih ke semua pihak yang mendukung IPO MUTU dapat berjalan dengan lancar. Animo investor juga terlihat sangat tinggi untuk saham IPO MUTU yang tercermin dari oversubscribed hingga 252 kali. Momentum ini membawa MUTU memasuki babak baru dalam industri TIC Tanah Air," kata Arifin di Jakarta, Rabu (9/8).

Baca Juga: Dua Saham Jadi Tulang Punggung IHSG Juli 2023

Menurut Arifin, MUTU siap menjadi salah satu perusahaan TIC yang dapat diandalkan. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di tingkat internasional.

Setelah IPO, ia menjelaskan, MUTU berencana menggunakan sebesar 66% atau sekitar Rp67,20 miliar dari dana yang diperoleh untuk belanja modal (capital expenditure). Hal ini guna mengembangkan laboratorium yang sudah ada maupun laboratorium baru yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi.

Sedangkan, 34% sisanya atau sebesar Rp34,62 miliar dan ditambah dengan seluruh dana hasil pelaksanaan waran sebesar Rp76,37 miliar, akan digunakan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, termasuk biaya umum dan administrasi.

Sebelumnya, MUTU telah merampungkan masa penawaran awal atau bookbuilding yang berlangsung 12-24 Juli 2023, dan masa penawaran umum pada 2-7 Agustus 2023.

Selama masa penawaran itu, saham MUTU mengalami kelebihan pemesanan atau oversubscribed hingga 252 kali.

Adapun, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Head of Investment Banking Trimegah Sekuritas Brian Ronggur Adobe Sihombing menambahkan, posisi MUTU sebagai pemimpin di industri TIC berbasis ESG menarik perhatian investor baik institusi maupun retail, seiring dengan meningkatnya pemahaman mereka mengenai pentingnya bisnis berkelanjutan.

Hal ini terlihat dari tingginya minat investor terhadap saham MUTU sejak awal penawaran umum, sehingga bisa mencapai oversubscribed 252 kali.

“Sejak awal kami optimis saham MUTU ini akan menarik untuk dikoleksi oleh investor. Selain pemanfaatan dana yang akan digunakan untuk penguatan modal kerja juga rencana ekspansi yang akan dilakukan Perseroan ke depan menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor baik institusi maupun retail,” ujar Brian.

Bursa Karbon
Direktur Operasional MUTU International Irham Budiman menyebut, secara sektoral, bisnis TIC memiliki prospek cerah di Indonesia maupun secara global.

Hal ini karena nilai pasar TIC Indonesia saat ini baru mencapai Rp20 triliun, sementara nilai pasar TIC global di tahun 2027 diperkirakan mencapai US$270 miliar atau sekitar Rp4.000 triliun.

“Kami optimistis dengan peluang pasar yang masih sangat besar untuk dikembangkan oleh MUTU ke depan," ujarnya.

Dengan adanya bursa karbon yang peraturannya baru saja dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), MUTU mendukung rencana OJK ini.

MUTU sendiri sudah menjadi Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Gas Rumah Kaca (GRK) yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), dan menjadi LVV pertama yang terdaftar di Sistem Registrasi Nasional (SRN).

Baca Juga: Punya Ekosistem, MUTU International Dorong Penerapan Bursa Karbon

Sebelum bursa karbon hadir di Indonesia, kata Irham, MUTU telah terlebih dahulu merambah pasar tersebut sejak tahun 2015.

"Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, MUTU telah memfasilitasi negara-negara Eropa untuk menerbitkan hingga ratusan sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC)," jelas dia.

Saat ini, MUTU telah memiliki satu kantor pusat dan sembilan kantor cabang dan laboratorium yang berada di Medan, Pekanbaru, Pangkalan Bun, Samarinda, Batam, Pontianak, Makassar, Luwuk, dan Banjarbaru.

Ke depan, Perseroan juga menargetkan untuk melanjutkan ekspansi memasuki kota lain dengan membangun laboratorium dan kantor cabang, diantaranya di Jawa Timur, Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.

Kinerja Keuangan
Dari sisi kinerja keuangan, Direktur Keuangan MUTU International Sumarna menyebut, Perseroan berhasil mencatatkan kinerja yang solid hingga akhir 2022.

"Per Desember 2022, Perseroan berhasil mencatatkan pendapatan Rp281,82 miliar atau meningkat 24,47% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 yang tercatat Rp226,41 miliar," ungkap Sumarna.

Sementara dari sisi bottom line atau laba tahun berjalan MUTU hingga akhir tahun 2022, tercatat sebesar Rp36,78 miliar. Angka ini tumbuh 90,38% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp19,32 miliar.

“Kami bersyukur selama beberapa tahun terakhir MUTU masih bisa melanjutkan tren kinerja yang positif. Penjualan per segmen MUTU dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 menunjukkan pertumbuhan, dimana produk pengujian dan sertifikasi tumbuh dengan stabil," tutur Sumarna.

Selain itu, lanjut dia, nilai CAGR pertumbuhan penjualan MUTU selama tahun 2020 sampai 2022 mencapai 11,87%, disamping nilai aset Perseroan yang juga terus bertumbuh.

"Kami meyakini dengan kinerja yang positif dan fundamental Perusahaan yang baik, saham MUTU memberikan daya tarik untuk investor,” ucap Sumarna.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar