c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Mei 2023

08:33 WIB

Rumah Kemasan Dongkrak Penjualan Produk UMKM

Rumah kemasan menjadi salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Koperasi dan UKM.

Editor: Fin Harini

Rumah Kemasan Dongkrak Penjualan Produk UMKM
Rumah Kemasan Dongkrak Penjualan Produk UMKM
Rempah bubuk dalam kemasan yang diproduksi UMKM di Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. ANTARAFOTO/Syaiful Arif

MEDAN - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil, dan Menengah dan UKM Teten Masduki mengatakan, keberadaan rumah kemasan di Indonesia penting agar produk UMKM lebih laku di pasaran.

"Dengan adanya rumah kemasan, kami berharap produk UMKM kita bisa setidak-tidaknya sekelas produk UMKM Jepang," ujar Teten di Medan, Senin (29/5), dilansir dari Antara.

Dengan adanya rumah kemasan, sebutnya, pelaku UMKM bisa diarahkan untuk membuat pembungkus produk yang menarik.

Hal tersebut dinilai Teten penting, karena manusia memiliki ketertarikan tinggi terhadap barang-barang dengan penampilan yang mencuri perhatian.

Di Jepang, dia mencontohkan, pelaku UMKM mampu menghadirkan produk kuliner dengan konsep kado. Makanan dibungkus sedemikian rupa sehingga orang yang memilikinya merasa itu spesial.

"Orang tergiur untuk membelinya. Padahal, rasa makanannya biasa saja," ujar Teten lagi.

Kepala Staf Kepresidenan Indonesia tahun 2015-2018 itu melihat masih banyak kemasan produk kriya maupun kuliner belum dibuat maksimal. Padahal, produk yang ada di dalamnya memiliki kualitas bagus.

"Ini terutama di daerah wisata di mana orang akan membeli oleh-oleh. Oleh-oleh ini, kan, hampir pasti produk UMKM. Jadi kemasannya mesti cantik supaya yang menerima merasa 'wah'," kata Teten.

Rumah kemasan menjadi salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Koperasi dan UKM di bawah kepemimpinan Teten Masduki.

Kementerian Perindustrian mencatat ada 41 rumah kemasan di Indonesia yang berlokasi di beberapa provinsi, seperti Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mengatakan pemerintah akan mendukung pembiayaan rumah kemasan pada tahun pertama. 

Namun, pada tahun berikutnya, rumah kemasan harus bisa membiayai diri sendiri dengan pengelolaan secara profesional. Pasalnya, pemerintah tidak ingin rumah kemasan hanya berdiri selama setahun namun harus berkembang.

Pemerintah memprioritaskan pendirian rumah kemasan di kota sekunder, yaitu kota menengah dengan jumlah penduduk di kisaran 250.000-500.000 jiwa. 

Selain itu, potensi kewirausahaan yang tinggi juga menjadi pertimbangan dalam mendirikan rumah kemasan.

Fungsi Kemasan
Risa Meutia Fiana, Dosen Departemen Teknologi Industri Pertaninan Fateta Unand menyebut perilaku konsumen, mulai dari menilai, memperoleh dan menggunakan sebuah barang dan jasa, dipengaruhi oleh minat dari konsumen.

Keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk tidak mutlak dipengaruhi oleh produk itu sendiri. Ada faktor lain yang bisa mempengaruhi perilaku konsumen, salah satunya kemasan produk.

“Pengemasan memiliki peranan yang penting dalam memasarkan produk, di mana kesan pertama yang diterima oleh konsumen terhadap suatu produk melalui desain kemasan,” sebut Risa beberapa waktu lalu, dilansir dari Antara.

Karena itu, pengemasan bukan hanya cara untuk melindungi produk agar tidak mudah rusak dan siap untuk disimpan atau didistribusikan hingga ke tangan konsumen.

Secara umum, lanjutnya, fungsi kemasan untuk melindungi produk pangan yang dikemas, baik terhadap kerusakan fisik dari benturan, gesekan, goresan, dan lain-lain, maupun kerusakan kimia karena bereaksi dengan oksigen dan air dari lingkungan. 

Kemasan pangan juga berfungsi mencegah terjadinya kontaminasi, baik karena mikroorganisme, serangga, binatang pengerat; ataupun bahan-bahan kimia pada produk pangan yang dikemas.

Kemasan bisa mencakup wadah utama dari produk, kemasan sekunder yang dibuang ketika produk akan digunakan dan kemasan pengiriman yang perlu untuk menyimpan, mengenali, dan mengirimkan produk.

“Secara tradisional, keputusan pengemasan terutama berdasarkan pada faktor biaya dan produksi, fungsi primer dari kemasan adalah memberi tempat dan melindungi produk,” lanjut Risa.

Akan tetapi, dewasa ini berbagai faktor membuat pengemasan menjadi alat pemasaran yang penting. Untuk memberikan kesan kepada konsumen maka kemasan dirancang dengan memperhatikan ukuran dan bentuk yang mudah untuk dipegang, disimpan dan dipajang pada display yang ada di supermarket.

“Kemasan merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan omset penjualan. Melalui kemasan konsumen akan memberikan pandangan penilaian pertama terhadap karakter dan citra sebuah produk,” tandasnya.

Kemasan merupakan salah satu bentuk promosi produsen kepada konsumen dalam menyampaikan isi, nilai, deskripsi dan manfaat produk yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk.

Kemasan termasuk ke dalam salah satu komunikasi visual yang harus memperhatikan banyak hal dalam proses pembuatannya. Emosional konsumen dapat diciptakan dengan cara mendesain kemasan semenarik mungkin. 

Desain kemasan merupakan kunci utama yang dapat menimbulkan daya tarik konsumen baik dilihat dari jarak jauh maupun jarak dekat.

Dia pun menyarankan agar kemasan dipilih dan didesain dengan mempertimbangkan nilai-nilai estetika sesuai antara produk yang dikemas dengan ilustrasi yang dicantumkan dalam kemasan.

Desain kemasan harus mudah dikenali serta menunjukkan identitas produk secara langsung tanpa perlu pengamatan yang mendalam.

Keberhasilan desain kemasan yaitu bentuk kemasan baik warna maupun gambar selalu ada dalam bayangan konsumen, tanpa konsumen melihat secara langsung produk tersebut.

“Maka daya tarik dari kemasan akan ikut mempengaruhi keputusan konsumen sehingga konsumen akan membeli produk,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar