c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

22 Desember 2021

13:44 WIB

Riset: GoFood Masih Ungguli GrabFood & ShopeeFood

GoFood sebagai layanan pesan antar makanan besutan Gojek, masih jadi pilihan konsumen online, berdasarkan riset Foodiz dan Deka Insight di lima kota besar di Indonesia

Riset: GoFood Masih Ungguli GrabFood & ShopeeFood
Riset: GoFood Masih Ungguli GrabFood & ShopeeFood
Ilustrasi layanan pesan antar makanan GoFood besutan Gojek. dok. Gojek

JAKARTA – GoFood menjadi juara bertahan sebagai pilihan utama konsumen untuk layanan pesan-antar makanan online. GoFood mengungguli dua pesaingnya GrabFood dan Shopee Food. 

Hal ini menjadi temuan Foodizz dalam risetnya bekerja sama dengan Deka Insight. Riset tersebut meneliti soal perilaku pasar di bidang kuliner, sehubungan dengan adaptasi di masa pandemi di tahun kedua.
 
Riset independen yang dilakukan sepanjang periode September 2021 tersebut diikuti oleh 1.000 responden yang tersebar di 5 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar.
 
Di tengah pandemi dan kondisi yang terus berubah dalam dua tahun terakhir, layanan pesan-antar makanan Gojek ini nyatanya terus menjadi andalan bagi masyarakat. Tak heran, jika melihat berbagai inovasi, termasuk di antaranya pilihan jutaan menu, kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan layanan hingga promo-promo rutin yang selalu ada setiap harinya.
 
Riset independen yang dipublikasikan baru-baru ini juga menunjukkan bagaimana layanan pesan-antar makanan online menjadi ujung tombak penjualan para mitra UMKM kuliner selama masa pandemi. Data dari Kemenparekraf mencatat sektor kuliner berhasil menyumbang sekitar 40-an % Produk Domestik Bruto (PDB) dari ekonomi kreatif sebesar Rp1.100 triliun di masa pandemi. 

Sektor ini bahkan digadang-gadang mampu memberi kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional di tengah pandemi, melalui hadirnya ragam layanan pesan-antar makanan.

Dine In Pulih
Temuan menarik lainnya, Foodizz dan Deka Insight juga melihat adanya pola perilaku dine in atau makan di restoran berangsur mulai pulih di kalangan masyarakat. Peminat kuliner yang memilih food stall atau warung tenda pinggir jalan pun juga cukup tinggi, sejajar dengan peminat restoran pada umumnya.
 
Selain itu, menu-menu kuliner nusantara masih menjadi primadona, baik untuk pemesanan makanan saat dine in maupun delivery order atau pesan-antar makanan. Ayam dan burger menjadi menu yang paling populer dalam pemesanan makanan online

Pilihan ke dua jenis makanan dengan waktu penyajian cenderung lebih cepat ini, bisa dibilang mengindikasikan pentingnya kecepatan yang diinginkan oleh pelanggan ketika memesan makanan.
 
“Perilaku pengguna saat melakukan delivery order kebanyakan adalah memesan untuk keluarga dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini dapat menjadi peluang bagi pebisnis kuliner dengan membuat promo paket menu,” ujar riset tersebut.

Asal tahu saja, ragam temuan menarik yang terangkum dalam riset independen ini, ditujukan untuk menjadi bahan informasi berharga bagi pelaku bisnis kuliner, dalam menutup tahun 2021 dan menyongsong tahun 2022.

Potensi Tumbuh
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, industri kuliner atau makanan dan minuman (mamin) berpotensi terus bertumbuh seiring membaiknya perekonomian nasional.
 
“Hal itu terjadi karena industri mamin dalam negeri ditopang oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah,” ujar Teten, saat membuka Rapat Kerja Nasional ke-6 Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) di Jakarta, Selasa.
 
Dengan melihat potensi pasar yang besar tersebut, Teten mengharapkan anggota dan pengurus APJI bisa menangkap peluang pasar dengan terus meningkatkan daya saing produk kuliner. Dia mempercayai pengalaman dan produk kuliner APJI yang selama ini dijalankan memiliki kualitas dan cita rasa baik.
 
Namun, lanjutnya, untuk mendorong daya saing produk kuliner tidak cukup dengan hanya bermodal pada cita rasa. Dalam arti, dibutuhkan sentuhan kreativitas serta keberanian untuk membangun model bisnis yang lebih terbuka.
 
Untuk itu, diharapkan APJI lebih berani menampilkan produk-produk unggulannya di tempat-tempat strategis.
 
"APJI harus mulai berani tanding dengan brand luar. Ayo hadirkan brand lokal untuk kuasai market lokal, kita ingin APJI membangun model bisnis jasa boga yang bisa direplikasi di mana saja dengan dukungan suplai chain yang kuat," ungkap Menkop.
 
Pemerintah, lanjutnya, siap memberikan dukungan mulai dari penguatan daya saing merek (brand) melalui berbagai pelatihan, pembiayaan murah hingga perluasan pasar.
 
Saat ini, pemerintah telah meluncurkan kebijakan pembiayaan yang murah bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga yang rendah. Kemudian juga telah membangun showcase produk UMKM di Smesco Indonesia.
 
Selain itu, telah diwajibkan kepada kementerian dan lembaga untuk mengalokasikan anggaran belanja sebesar 40 persen untuk membeli produk dan jasa dari UMKM.
 
"Saya harap APJI dapat menginventarisasi anggotanya yang punya potensi untuk kita scaling up. Sebab selain mendorong industri kuliner ini kita juga ingin mendorong industri bumbu yang juga sangat kaya di Indonesia," kata Teten.
 
Ketua Umum APJI Rahayu Setiowati mengemukakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendorong industri jasa boga kembali bangkit setelah dihantam badai pandemi covid-19. Salah satunya melalui kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM serta pemangku kepentingan terkait demi mendorong peningkatan daya saing produk kuliner nasional.
 
"Kami siap, apa yang ditugaskan dan yang diperintahkan pak Menteri (Teten) langsung kita lakukan action plan enggak nunggu besok. Kita akan siap untuk langsung kerja," ucap dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar