c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 April 2025

19:50 WIB

RI-Rusia Gali Potensi Kerja Sama Strategis

Salah satu potensi kerja sama strategis antara Rusia dan Indonesia adalah Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia dan Eurasia (Indonesia - Eurasian Economic Union Free Trade Agreement).

Penulis: Al Farizi Ahmad

<p id="isPasted">RI-Rusia Gali Potensi Kerja Sama Strategis</p>
<p id="isPasted">RI-Rusia Gali Potensi Kerja Sama Strategis</p>

Presiden RI Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Wakil Pertama Perdana Menteri Rusia Denis Manturov (kedua kiri) usai pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (15/4). Antara Foto/Aditya Pradana Putra 

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Wakil Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia Denis Manturov di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (15/4). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertemuan itu membahas sejumlah potensi kerja sama strategis kedua negara.

Salah satunya ialah, perkembangan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia dan Eurasia (Indonesia - Eurasian Economic Union Free Trade Agreement) yang diharapkan mencapai kemajuan signifikan.

Rusia, kata Airlangga, mengharapkan materi perjanjian itu bisa selesai ketika Prabowo menghadiri Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg pada Juni tahun ini.

"Tadi juga dibahas terkait dengan Eurasia Free Trade Agreement, diharapkan pada saat Bapak Presiden ke St. Petersburg seluruh materi di dalam pembahasan Eurasia ini bisa diselesaikan," tutur Airlangga seusai mendampingi Presiden dalam pertemuan itu.

Airlangga menambahkan, kedua negara juga meneken nota kesepahaman atau MoU. Salah satunya, Rusia mengharapkan pemerintah Indonesia menambah penerbangan dengan destinasi ke Moskow, Rusia.

Untuk memperlancar dan menjembatani hubungan dagang Indonesia-Rusia, Airlangga berharap ada penerbangan langsung Moskwa-Jakarta. Sejauh ini, penerbangan langsung dari Rusia ke Indonesia hanya menuju Denpasar, Bali.

"Rusia juga mengharapkan bisa menambah daripada jumlah pesawat. Mereka menanyakan destinasi mana yang cocok untuk penerbangan langsung dari Moskow," imbuh Airlangga.

Tak hanya itu, Rusia ingin adanya sistem keuangan yang mempermudah para turis untuk ke Indonesia. Rusia, kata Airlangga, ingin ada mekanisme yang disepakati kedua negara.

Seperti diketahui, setelah invasi Rusia ke Ukraina, Barat menjatuhkan sanksi bertubi-tubi pada Moskwa. Salah satunya adalah dikeluarkannya Rusia dari sistem pengelolaan transaksi keuangan internasional SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication).

Pada pertemuan itu, Denis turut menyampaikan dua undangan penting kepada Presiden Prabowo, yakni untuk menghadiri parade nasional di Rusia dan Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (St. Petersburg International Economic Forum/SPIEF).

Dalam forum ekonomi itu, Indonesia dan Rusia diharapkan meneken sejumlah kerja sama di bidang ekonomi serta sektor strategis lainnya dalam bentuk nota kesepahaman antar dua negara.

Sebagai informasi, total perdagangan kedua negara sepanjang Januari-Februari 2025 mencapai US$797 juta. Angka ini tumbuh 65,2% dibandingkan 2024 sebesar US$482,5 juta.

Dari total perdagangan, nilai ekspor Indonesia ke Negara Beruang Merah ini mencapai US$325 juta, tumbuh 127,16% dari US$143,1 juta di 2024.

Sementara impor tumbuh 39,07%, dari US$339,4 jadi US$472 juta. Pertumbuhan impor didukung oleh impor migas, dari tidak nol di 2024 menjadi US$142,8 juta.

Dengan demikian Indonesia membukukan defisit neraca perdagangan US$147 juta, membaik 25,11% dibandingkan di Januari-Februari 2024 sebesar US$196,3 juta.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar