c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

04 Agustus 2023

16:21 WIB

RI-Inggris Perpanjang Kerja Sama Transisi Energi Rendah Karbon

Perpanjangan program MENTARI ditandai dengan tambahan komitmen GBP6,5 juta dari Inggris untuk transisi energi di Indonesia

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

RI-Inggris Perpanjang Kerja Sama Transisi Energi Rendah Karbon
RI-Inggris Perpanjang Kerja Sama Transisi Energi Rendah Karbon
Ilustrasi transisi energi. Petugas PLN mengecek panel PLTS di Pulau Kodingareng, Kecamatan Sa ngkarrang, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/12/2022). Antara Foto/Abriawan Abhe

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Keamanan Energi dan Net Zero Inggris sepakat untuk memperpanjang kerja sama bertajuk Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI).

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan awalnya program MENTARI itu akan berakhir pada 2024. Atas kesepakatannya dengan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart, program tersebut diperpanjang hingga tahun 2027.

"Inggris akan memberikan tambahan GBP6,5 juta atau setara Rp135 miliar untuk mempertahankan dan meningkatkan inisiatif program tersebut," tutur Menteri Arifin dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (4/8).

Dia menambahkan, MENTARI sudah menjadi mitra utama yang bekerja sama dengan pemerintah melalui Kementerian ESDM dalam rangka peningkatan perencanaan dan pengadaan energi terbarukan, baik untuk aplikasi on-grid maupun off-grid, serta mengedepankan kebijakan, rekomendasi, dan kajian teknis.

"Termasuk menyiasati beberapa proyek energi rendah karbon dan melaksanakan proyek percontohan di bagian timur Indonesia," kata Arifin.

Untuk itu, dia melayangkan apresiasi para pemangku kepentingan program MENTARI, mulai dari unsur pemerintah, swasta, hingga komunitas yang telah terlibat pada proses perencanaan maupun implementasi program tersebut.

"Dukungan berkelanjutan, kolaborasi, dan komitmen akan memastikan MENTARI berada di jalur yang tepat dan memberi manfaat yang maksimal bagi masyarakat," tambahnya.

Pada kesempatan itu, Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart meyakini Indonesia bisa punya peran utama dalam transisi energi bersih. Untuk itu, bantuan investasi dari Inggris ia sebut bisa mempercepat transisi ke energi bersih.

Pasalnya, Graham menyebut Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat sehingga bisa menjadi pemeran utama dalam transisi energi bersih, setidaknya di wilayah Asia Tenggara.

"Bantuan keahlian dan investasi dari Inggris bisa mempercepat Indonesia mempercepat transisi dari batubara ke listrik bersih, dan bekerja keras mencapai NZE tahun 2060 atau lebih cepat," tutur dia.

Asal tahu saja, program MENTARI awalnya dilaksanakan pada periode 2020-2024 yang merupakan tindak lanjut dari MoU antara Kementerian ESDM bersama Foreign and Commonwealth Office UK, yakni kerja sama pengembangan energi rendah karbon.

Adapun poin-poin yang menjadi hasil dari program MENTARI seperti peresmian dua PLTS di Sumba Tengah untuk 200 rumah tangga, yakni PLTS Terpusat 60 kWp di Desa Mata Redi NTT dan PLTS Terpusat 35 kWp Desa Mata Woga.

Selain itu, MENTARI juga telah membantu PT SMI dalam mengembangkan proyek energi terbarukan dengan menekan risiko pendanaan dan meningkatkan bankabilitas. Dalam hal ini, MENTARI mendorong SMI untuk meningkatkan portofolio proyek energi terbarukan dari 8,3% menjadi 15%.

"Skema blended finance akan mencakup komponen hibah, yang jumlahnya bisa mencapai 20% dari total belanja modal, dan fasilitas pinjaman dari PT. SMI," tutur Graham.

Lebih lanjut, Menteri Arifin mengundang lebih banyak mitra internasional untuk mendukung transisi energi di Indonesia mengingat kebutuhan investasi yang mencapai US$1 triliun untuk pembangkit dan transmisi energi terbarukan pada tahun 2060 mendatang.

"Kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat karena kami akan menerapkan pensiun dini pembangkit listrik berbahan bakar batubara di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi dan kerja sama yang luas untuk mencapai target tersebut," pungkas Arifin Tasrif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar