Pemerintah menyatakan belum memastikan akan mengekspor beras di tahun ini meski produksi melimpah. Pemenuhan cadangan pangan nasional masih menjadi prioritas.
Petani mengangkat hasil panennya di Desa Meunasah Mon Cut, Aceh Besar, Aceh, Kamis (23/1/2025). Antara Foto/Ampelsa/YU.
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, sementara ini pemerintah belum membahas lebih lanjut soal peluang ekspor beras Indonesia ke Malaysia. Pemerintah beralasan masih mengupayakan penyerapan panen raya beras secara optimal untuk memenuhi cadangan pangan dalam negeri terlebih dahulu.
Zulhas berujar, di tengah momen Indonesia yang saat ini tengah menikmati hasil panen padi yang melimpah, maka pemerintah melalui Bulog terus melakukan penyerapan produksi nasional. Hingga kini, dia menginformasikan, Bulog sudah berhasil menyerap beras hingga 3,7 juta ton.
"Kita tumpuk-tumpuk dulu, kan kita baru punya (beras) banyak, senang kita liat-liat dulu lah..Berasnya lagi banyak, 3,7 juta ton," kata Zulhas saat ditemui awak media di kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (16/5).
Baca Juga: Mentan Pede Produksi Beras Nasional April 2025 Tembus 1 Juta TonMeski begitu, Zulhas menyampaikan, Indonesia dapat membuka opsi keran ekspor berasnya apabila Malaysia mengahadapi kekurangan pasokan beras.
"Tapi kalau ada tetangga yang kurang (pasokan beras), ya kita bantu. Kata Pak Presiden begitu. Kalau tetangga kurang, kita bantu," ucap dia.
Senada di saat yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi turut menyampaikan hal serupa. Menurutnya, pemerintah saat ini masih memprioritaskan pemenuhan cadangan pangan nasional terlebih dahulu.
Arief menilai, tercapainya serapan beras Bulog hingga 3,7 juta ton saat ini tak terlepas dari pembangunan infrastruktur pertanian seperti irigasi yang telah dilakukan.
Lebih lanjut, ia menuturkan, melimpahnya serapan beras Bulog saat ini juga bertepatan di panen raya, sehingga pemerintah juga masih memperhitungkan adanya penurunan produksi di semester depan.
"Kalau di grafik kan kita bisa lihat, setelah bulan Juni-Juli itu kan pasti grafiknya turun (produksi beras) karena kita masih tadah hujan. Sambil paralel infrastruktur disiapkan, cadangan pangan kita (juga disiapkan)," jelas Arief.
"Ini adalah momen emas bagi Indonesia untuk memperkuat posisi sebagai negara mandiri pangan dan bahkan bersiap menjadi eksportir di masa depan," ucap Amran, Jumat (9/5).
Sejalan dengan meningkatnya produksi beras Indonesia tahun ini, Kementan pun menjamin bahwa pihaknya akan mempertahankan pencapaian produksi beras yang ada saat ini melalui penguatan teknologi pertanin, pengelolaan air, dan infrastruktur distribusi.
"(Sekali lagi) ke depan, kami akan perkuat lagi petani kita agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bukan tidak mungkin, Indonesia jadi pengekspor beras,” ujar Mentan optimistis.