c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

26 September 2022

10:45 WIB

RI-Afsel Mulai Jajaki Kerja Sama Potensial Di Sektor Energi

Upaya transisi energi Indonesia menuju ramah lingkungan dilakukan melalui berbagai kebijakan nasional.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Dian Kusumo Hapsari

RI-Afsel Mulai Jajaki Kerja Sama Potensial Di Sektor Energi
RI-Afsel Mulai Jajaki Kerja Sama Potensial Di Sektor Energi
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. ANTARAFOTO/Galih Pradipta

JAKARTA – Pemerintah Indonesia tengah membidik Afrika Selatan dengan mengupayakan peningkatan kerja sama ekonomi secara komprehensif. Strategi ini dijalankan dengan aktif menjajaki Perjanjian Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Agreements/PTA) dengan pasar non-tradisional.

“Dapat dikatakan bahwa saat ini kedua negara sedang menjajaki PTA yang bertujuan untuk membuka peluang pasar. PTA merupakan upaya penguatan industri manufaktur kedua negara, khususnya di sektor peralatan militer, produk makanan olahan, dan pertanian,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (25/9).

Sebelumnya pada Kamis (22/9), Menperin Agus mendampingi Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Minister of Trade, Industry and Competition Afrika Selatan Ebrahim Patel di sela kegiatan Trade, Industry, and Investment Ministerial Meeting (TIIMM) dalam rangkaian agenda Presidensi G20 Indonesia di Bali.

Pada pertemuan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan, transisi energi menuju rendah karbon merupakan aspek penting untuk mencapai ketahanan iklim yang mendukung lingkungan hidup dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Pertemuan kedua negara juga membahas berbagai aspek kerja sama yang potensial termasuk minerba dan upaya melepas ketergantungan pada fossil fuel sesuai kesepakatan global. Dalam rangka pengurangan emisi gas buang guna mengurangi dampak perubahan iklim. 

“Teknologi seperti Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) termasuk mekanisme pendanaannya, perlu didorong dan memberikan dampak signifikan bagi kedua negara,” ujar Airlangga.

Upaya transisi energi Indonesia menuju ramah lingkungan dilakukan melalui berbagai kebijakan nasional. Seperti penggunaan kendaraan berbasis listrik dengan mendukung pengembangan baterai EV yang didukung oleh bahan baku seperti Nikel yang dimiliki Indonesia. 

“Upaya transisi energi Indonesia menuju ramah lingkungan dilakukan melalui berbagai kebijakan nasional. Seperti penggunaan kendaraan berbasis listrik dengan mendukung pengembangan baterai EV, yang didukung oleh bahan baku seperti Nikel yang dimiliki Indonesia,” tutur Menko Airlangga.

Di samping itu, Indonesia melalui kerjasa manya dengan ADB tengah menyiapkan langkah strategi bagi phasing down (bertahap) penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara dalam hal pendanaannya (Energy Transition Mechanism).

Kedua negara yang berpengalaman dalam industri tambang dan pengolahan raw materials seperti bauksit, copper, dan aluminium dinilai perlu dijajaki platform kerja sama yang tepat bagi peningkatan kerja sama di bidang tersebut. 

Afrika Selatan sendiri memiliki kerja sama Just Energy Transition Partnership dengan Prancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat. Pengalaman tersebut dapat dipelajari dan bisa menjadi best practice bagi Indonesia dalam menemukan model yang sesuai, untuk menangani isu perubahan iklim di Indonesia.

“Pertemuan ini dalam rangka menjajaki peluang yang dapat dikerjasamakan secara konkret antara kedua negara, khususnya di bidang-bidang yang menjadi perhatian dan potensi bersama,” timpal Ebrahim Patel.

Menperin Agus menambahkan, Indonesia dan Afrika Selatan sama-sama kaya akan produk mineral dan logam mulia. Indonesia secara terang-terangan mencoba menerapkan kontrol terhadap ekspor, terutama ekspor bahan baku secara moderat.

“Dengan harapan dapat mendorong hilirisasi produk mineral tersebut menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi,” papar Menperin Agus.

Melalui kebijakan hilirisasi nikel misalnya, telah berhasil mendorong tumbuhnya smelter berbasis nikel, yang menghasilkan produk NPI/FeNi sehingga meningkatkan kapasitas dalam pengembangan industri stainless steel

“Enam tahun lalu, ekspor nikel kita hanya US$1,1 miliar. Sedangkan, di tahun 2021 sudah mencapai US$20,9 miliar. Lompatan nilai tambahnya hingga 19 kali,” ungkap Agus

Kerja Sama Halal dan Industri Otomotif 
Selain kerja sama energi dan pertambangan, juga disinggung potensi kerja sama halal dan industri otomotif beserta komponennya. Pada pertemuan tersebut, kedua negara sepakat untuk berbagi pengalaman dan menciptakan peluang kerja sama, serta melanjutkan komunikasi secara reguler. 

Dilakukan juga work with local industry agar tercipta nilai investasi yang seimbang.

Informasi tambahan, investasi Afrika Selatan di Indonesia selama 2021 sebesar US$1,46 juta dengan total 14 proyek. Sementara itu, total perdagangan nonmigas Indonesia dengan Afrika Selatan pada 2021 mencapai US$2,8 miliar atau meningkat 122% dibandingkan tahun 2020 (US$1,3 miliar).

Sementara periode Januari-Juli 2022, nilai perdagangan kedua negara telah mencapai sebesar US$2,06 miliar atau meningkat 46,92% dari periode sama setahun sebelumnya (US$1,04 miliar).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar