c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 September 2021

14:15 WIB

Restrukturisasi Tuntas, Pertamina NRE Tancap Gas Kawal Transisi Energi

Subholding PNRE berencana mencapai kapasitas 10 GW energi bersih pada 2026.

Penulis: Zsasya Senorita

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Restrukturisasi Tuntas, Pertamina NRE Tancap Gas Kawal Transisi Energi
Restrukturisasi Tuntas, Pertamina NRE Tancap Gas Kawal Transisi Energi
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

JAKARTA – Pada awal Agustus 2021 Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) atau Pertamina NRE telah sah dan resmi terbentuk secara hukum, diikuti dengan Subholding lainnya pada awal September yang menandai selesainya proses restrukturisasi di tubuh Pertamina Group.

Chief Executive Officer PNRE Dannif Danusaputro menyebutkan, hal itu semakin memantapkan langkah PNRE menjalankan amanah mengawal transisi energi.

“Pembentukan holding dan subholding di tubuh Pertamina bertujuan agar Pertamina lebih adaptif terhadap lingkungan bisnis yang semakin dinamis. Aspirasi Kementerian BUMN RI selaku pemegang saham salah satunya adalah Pertamina menjadi pemimpin transisi energi di Indonesia untuk menekan laju perubahan iklim, melalui dekarbonisasi,” terang Dannif secara tertulis, Senin (13/9).

Menurut Dannif, subholding PNRE merupakan generasi masa depan Pertamina, sekaligus menjadi energi baru bagi Pertamina untuk mewujudkan transisi energi, mendukung ketahanan energi nasional, serta mampu mewujudkan Indonesia yang bersih sesuai komitmen pemerintah dalam Paris Agreement.

Subholding PNRE sebelumnya bernama PT Pertamina Power Indonesia (PPI), salah satu anak usaha Pertamina yang paling muda usianya. Didirikan pada 2016, PPI awalnya adalah sebuah project company dengan proyek utama Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1.

Pada 2020, Ketika Pertamina mengawali proses restrukturisasi, PPI diberi amanah untuk menjadi subholding PNRE, yaitu subholding yang fokus pada bisnis energi bersih sebagai masa depan bisnis Pertamina.

Sebagai subholding PNRE, PPI membawahi Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai anak usaha, serta PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR) sebagai perusahaan afiliasi. PGE fokus mengelola bisnis panas bumi, sedangkan JSP dan JSR fokus pada proyek PLTGU Jawa-1.

Selain itu, subholding PNRE juga memiliki portofolio pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya, antara lain tenaga surya, biomassa, hidrogen, baterai untuk EV dan storage, serta teknologi carbon capture utilization and storage (CCUS).  

Dannif mengklaim, terbentuknya subholding PNRE membuat kinerja perusahaan semakin solid. Pada semester I, subholding PNRE secara konsolidasian berhasil membukukan laba bersih sebesar US$456,8 juta.

Pendapatan, EBITDA, dan laba bersih subholding PNRE masing-masing mencapai 101%, 117%, dan 152% terhadap RKAP. Sementara pada kinerja operasional, produksi listrik subholding PNRE mencapai 2.324 GWh.

Untuk mencapai target 17% energi bersih dalam portofolio bisnis Pertamina, subholding PNRE berencana mencapai kapasitas 10 GW energi bersih pada 2026. Terdiri dari 6 GW gas to power, 3 GW energi terbarukan termasuk panas bumi di dalamnya, serta 1 GW energi baru. 

“Melalui restrukturisasi, setidaknya ada empat manfaat langsung yang dirasakan oleh subholding PNRE. Pertama, meningkatnya peluang untuk menjalin kemitraan dalam rangka untuk mempercepat pengembangan kapabilitas BUMN di bisnis energi baru dan terbarukan,” ucap Dannif.

Kedua, memperoleh fleksibilitas dalam mencari alternatif pendanaan yang kompetitif seperti Green Financing, Green Bond, termasuk melakukan unlock value perusahaan melalui skema initial public offering (IPO). 

Ketiga, percepatan pengembangan portofolio bisnis energi baru dan terbarukan Pertamina dengan penjajakan kepada bisnis hydrogen, ekosistem kendaraan listrik, dan bisnis lainnya.

Keempat, adanya potensi sinergi pemanfaatan talent yang telah berpengalaman dalam pengembangan proyek dan program pemeliharaan pembangkit listrik geothermal pada pembangkit listrik lainnya di subholding PNRE.

Dannif menambahkan, subholding PNRE berkomitmen penuh mendukung target Pertamina menurunkan emisi karbon sebesar 30% pada 2030 mendatang. Dengan mengedepankan aspek environment, social, and governance (ESG) dalam praktik bisnisnya.

“Melalui transformasi ini, subholding PNRE menjadi lebih fokus dengan amanah mengawal transisi energi, mewujudkan visi sebagai Indonesia Green Energy Champion, mencapai aspirasi kapasitas terpasang sebesar 10 GW pada 2026,  serta mendukung visi Pertamina menuju global green energy company,” pungkasnya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar