30 September 2021
20:26 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bertolak ke Dubai untuk meresmikan pembukaan Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai. Rencananya, peresmian itu akan dilakukan bersama Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis pada Jumat (1/10) di Dubai, UEA.
Mendag menyebut, Paviliun Indonesia akan menghadirkan kekuatan dan citra bangsa di salah satu pameran bergengsi di dunia itu. Adapun kunjungan kerja Mendag Lutfi dijadwalkan berlangsung pada 1-2 Oktober 2021.
"Paviliun Indonesia akan menampilkan potensi, kontribusi, dan komitmen di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata untuk dunia mulai 1 Oktober 2021 hingga enam bulan ke depan,” kata Mendag Lutfi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (30/9).
Adapun pembukaan paviliun itu akan diawali dengan pertunjukan seni budaya, tari-tarian, dan lagu-lagu yang mewakili beragam daerah di Indonesia. Seluruh pertunjukan akan tampil di panggung luar ruangan (outdoor) Paviliun Indonesia dan disaksikan langsung oleh tamu undangan serta pengunjung Expo 2020 Dubai.
Pertunjukan ini sekaligus menandai ajakan untuk mengunjungi Paviliun Indonesia, sembari merasakan langsung cerita serta potensi negeri yang dikemas apik dalam tiga area pameran dan lima area kegiatan.
Pemerintah, lanjutnya, mengharapkan keikutsertaan Indonesia di ajang Expo 2020 Dubai dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.
"Kementerian Perdagangan akan terus berupaya mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
Selain meresmikan pembukaan Paviliun Indonesia, Mendag Lutfi juga dijadwalkan bertemu dengan Minister of State for Foreign Trade UEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi pada 2 Oktober 2021.
Sebelumnya, kedua menteri telah bertemu di Bogor, Jawa Barat, untuk melakukan peluncuran perundingan Indonesia-Uni Arab Emirate Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) pada 2 September 2021.
Berdasarkan data Kemendag, total nilai perdagangan Indonesia-UEA pada Januari-Juli 2021 tercatat sebesar US$2,15 miliar. Rinciannya, nilai ekspor Indonesia ke UEA pada periode tersebut mencapai US$972,63 juta. Sedangkan, impor Indonesia dari UEA di periode yang sama tercatat sebesar US$1,18 miliar.
Dalam hal ini Indonesia mengalami defisit sebesar US$209,64 juta. Namun defisit tersebut disebabkan defisit sektor migas sebesar US$680,54 juta, sedangkan sektor nonmigas sendiri terjadi surplus sebesar US$470,9 juta.
Produk ekspor Indonesia ke UEA yaitu minyak sawit dan fraksinya (US$141,4 juta); barang perhiasan dan bagiannya (US$92 juta); dan tabung, pipa dan profil berongga (US$91,7 juta). Kemudian, mobil dan kendaraan bermotor lainnya untuk angkutan orang (US$79,7 juta): serta kain tenun dari benang filamen sintetis (US$60,1 juta).
Sementara, impor Indonesia dari UEA yaitu produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan (US$143,2 juta); hidrokarbon asiklik (US$65,3 juta); aluminium tidak ditempa (US$52,4 juta); dan koloid logam mulia (US$49,8 juta).
Lalu, polimer propilena (US$45 juta); polimer dari Etilen (US$28,7 juta); emas (US$22,9 juta); belerang dari semua jenis (US$15,3 juta); kurma, buah ara (US$11,1 juta); dan limbah dan skrap tembaga (US$7,6 juta).