06 November 2025
17:53 WIB
Resmikan Pabrik Petrokimia Terbesar Di ASEAN, Prabowo: Kita Harus Jaga Investasi Asing
LOTTE Chemical Indonesia meresmikan pabrik petrokimia di Cilegon, Banten dengan total investasi mencapai lebih dari Rp60 triliun.
Penulis: Yoseph Krishna
Peresmian pabrik petrokimia Lotte Chemical Indonesia di Kota Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).Antara Foto/Muhammad Bagus Khoirunas
CILEGON - Presiden Prabowo Subianto meminta agar daya tarik investasi yang dimiliki Indonesia terus dijaga. Termasuk dengan menjaga agar investasi asing yang telah masuk bisa beroperasi dengan baik.
Hal itu diungkapkan Kepala Negera ketika meresmikan komplek pabrik petrokimia milik LOTTE Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten.
"Intinya yang ingin saya sampaikan, kita harus dukung investasi, mari kita memberi manfaat bersama," sebut Kepala Negara dari Cilegon, Banten, Kamis (6/11).
Menurut dia, investasi dari mitra negara manapun, termasuk Korea Selatan, adalah sebuah kehormatan bagi Indonesia. Termasuk, perusahaan besar seperti LOTTE yang sudah beroperasi puluhan tahun lamanya dan memilih Indonesia sebagai lokasi pembangunan pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara.
Perusahaan asal Korea Selatan yang memiliki aset sekitar US$100 miliar tersebut menyuntikkan modal lebih dari Rp60 triliun di Indonesia.
"Kehormatan kita adalah mitra siapapun datang ke kita, investasikan uang mereka yang mereka cari dengan susah payah puluhan tahun, mereka percaya kepada kita," ucap Prabowo.
Baca Juga: Airlangga Pastikan Pabrik Petrokimia Lotte Rp62 T Beroperasi November
Kepercayaan dari para investor, sambung RI 1, harus mendapat balasan dari pemerintah dalam bentuk kenyamanan berusaha. Artinya, tidak ada boleh sedikitpun gangguan terhadap operasional pabrik yang mereka bangun.
"Kita harus jaga mereka supaya mereka di sini nyaman, kita terima dengan hati dan tangan terbuka, dan tidak boleh ada unsur-unsur yang mengganggu. Kita saling menghormati, saling memberi kebaikan," kata dia.
Sekadar informasi, komplek petrokimia terintegrasi milik LOTTE Chemical Indonesia berdiri di atas lahan seluas 110 hektare dan memiliki kapasitas produksi naphtha cracker sebesar 3 juta ton per tahun, etilena 1 juta ton per tahun, propilena 520 ribu ton per tahun, polipropilena 350 ribu ton per tahun, butadiena 140 ribu ton per tahun, serta benzena, toluena, dan xilena (BTX) sebanyak 400 ribu ton per tahun.
Berdasarkan laporan LOTTE, pabrik itu sejatinya sudah beroperasi secara komersial pada Oktober 2025 lalu, dan sudah terintegrasi dengan pabrik polietilena (PE) yang memiliki kapasitas 450 ribu ton per tahun.
Dari komplek tersebut, LOTTE Chemical Indonesia ditaksir bisa menciptakan nilai ekonomi sekitar US$2 miliar setiap tahun, memperkuat rantai pasok industri hilir minyak dan gas bumi, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Karena itu, Chairman LOTTE Group Shin Dong-bin meyakini proyek komplek petrokimia terintegrasi di Cilegon jadi simbol kemitraan yang kuat antara Korea Selatan dengan Indonesia.
"Proyek ini merupakan salah satu investasi terbesar perusahaan Korea di Indonesia, melambangkan kemitraan yang kuat antara kedua negara, serta akan menjadi fondasi penting untuk memperkuat industri petrokimia Indonesia dan daya saing nasionalnya," tegasnya.
Sempat Mangkrak
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di tempat yang sama mengungkapkan proyek milik perusahaan asal Negeri Ginseng itu sempat mangkrak selama lima tahun. Pasalnya, proyek itu digagas sejak tahun 2016, tapi baru bisa terealisasi pada tahun 2022.
Pada 2022 itu, Bahlil yang menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM mengklaim dirinya berhasil menyelesaikan kendala terkait proses penyediaan lahan, penyederhanaan perizinan, hingga pemberian insentif.
Baca Juga: Masalah dengan Krakatau Steel Selesai, Lotte Tancap Gas
Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu menerangkan saat pabrik milik LOTTE beroperasi penuh, mereka bisa menghasilkan 15 produk petrokimia hilirisasi minyak dan gas bumi. Nilai ekonomi US$2 miliar per tahun dari proyek tersebut pun terdiri dari US$1,4 miliar substitusi impor dan US$600 juta tambahan ekspor.
Terlebih, fasilitas itu kini jadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan produk yang bervariasi, mulai dari etilena, propilena, dan berbagai produk turunan lain yang menjadi bahan baku penting industri domestik.
"Kalau dalam kurs sekarang sudah Rp63 triliun-Rp64 triliun (investasi LOTTE), menjadikannya salah satu investasi petroleum terbesar di Asia Tenggara. Mereka (LOTTE) juga punya di Malaysia, tapi di sini yang paling besar," jelas Menteri Bahlil.