11 Februari 2025
20:04 WIB
Reku Optimis Potensi Indonesia Jadi Pusat Kripto Asia
Reku optimis terhadap pertumbuhan minat berinvestasi, termasuk potensi Indonesia sebagai pusat kripto Asia.Salah satu faktornya adalah data Bappebti.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Fin Harini
Ilustrasi kripto. Shutterstock/Creativan
JAKARTA - Platform investasi dan jual-beli aset kripto dan saham AS, Reku optimis terhadap pertumbuhan minat berinvestasi, termasuk potensi Indonesia sebagai pusat kripto Asia. Ini juga ditunjukkan dari data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengenai investor kripto yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Data terbaru di 2024 memperlihatkan ada 22,11 juta investor kripto di Indonesia, naik sekitar 17,4% dari tahun 2023 sebanyak 18,83 juta investor. Indonesia juga tercatat menjadi salah satu negara dengan tingkat adopsi kripto tertinggi di dunia versi Chainanalysis: 2024 Geography of Cryptocurrency Report, tepatnya di posisi ketiga setelah India dan Nigeria.
Baca Juga: Melirik 5 Aset Kripto Yang Memiliki Potensi Di Tahun 2025
"Jumlah investor kripto ini bahkan melebihi jumlah investor instrumen investasi tradisional lainnya, seperti pasar modal. Pesatnya pertumbuhan industri kripto di Indonesia sejak peresmiannya pada tahun 2018 memperkuat langkah Indonesia menjadi pusat kripto Asia," ucap Chief Compliance Officer (COO) Reku Robby dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (11/2).
Pertumbuhan tersebut didorong oleh dukungan pemerintah terhadap keberlangsungan industri aset kripto, melalui berbagai kebijakan terkait keamanan dan perlindungan konsumen. Termasuk diantaranya adalah kewajiban proses Know Your Customer (KYC) untuk anti pencucian uang dan tindak terorisme.
Bahkan, Indonesia menjadi negara yang meresmikan Bursa Kripto pertama di dunia, yang merupakan Self-Regulatory Organization (SRO), yang terdiri dari Bursa, Kliring, dan Depositori.
Baca Juga: Jumlah Investor Meningkat, Reku: Didorong Peforma Bitcoin ETF
"Peningkatan jumlah investor yang dibarengi dengan peralihan pengawasan dari Bappebti ke OJK, serta penyempurnaan regulasi di institusi dan kementerian terkait, diharapkan bisa menjadi katalis akan potensi kripto yang sangat besar di Indonesia dan Reku siap mendukung pertumbuhan ini," lanjut Robby.
Sepanjang tahun 2024 sendiri, penghasilan Reku tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya dengan margin keuntungan sebanyak double digit. Pada kuartal pertama 2024, margin keuntungan Reku bahkan lebih dari 50%. Ini didorong oleh peristiwa Bitcoin halving dan hadirnya exchange-traded fund (ETF), di mana Bitcoin mencapai All-Time-High (ATH) baru.