22 Oktober 2025
08:00 WIB
Realisasi KUR Capai Rp217,20 Triliun Per 17 Oktober
Realisasi KUR tersebut mampu menjangkau 3,69 juta debitur, dengan perkiraan serapan kerja hingga 9,5 juta pekerja.
Penulis: Fin Harini
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Shutterstock/S. Sopian
SURABAYA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah terealisasi sebesar Rp217,20 triliun per 17 Oktober 2025 atau 76,86% dari target tahun ini.
“Hingga 17 Oktober 2025, realisasi KUR mencapai Rp217,20 triliun atau 76,86% dari target 2025,” kata Airlangga dalam Akad Massal KUR, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (21/10), dikutip dari Antara.
Airlangga menyebutkan realisasi KUR tersebut mampu menjangkau 3,69 juta debitur dengan tingkat kredit bermasalah yang sangat terjaga, yaitu di angka 2,28% atau jauh lebih baik dari kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara nasional di level 4,55%.
Keberhasilan program KUR juga terlihat dari 926.742 debitur yang berhasil naik kelas, sehingga menunjukkan peran KUR dalam mendorong transformasi usaha berkelanjutan.
Selain itu, dalam sembilan bulan pertama tahun 2025, pemerintah berhasil menyalurkan KUR kepada 2,34 juta debitur baru. Airlangga menyebut capaian ini mencerminkan komitmen kuat dalam menjangkau pelaku UMKM di pelosok Nusantara.
Baca Juga: Jawa Tengah Jadi Wilayah Penyalur KUR Terbesar, Capai Rp30,48 Triliun
Tak hanya itu, kata Airlangga, komitmen Presiden Prabowo Subianto terhadap Astacita ke-2 tentang kemandirian bangsa melalui swasembada pangan pun terbukti melalui alokasi Rp85,76 triliun atau sekitar 39,49% dari realisasi KUR nasional untuk sektor pertanian dan perikanan.
KUR sebesar Rp8,33 triliun telah disalurkan kepada 162.736 petani dan nelayan, sehingga memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional.
Sebagai informasi, pemerintah juga menyiapkan ekosistem pembiayaan produktif lainnya seperti plafon kredit program yang siap disalurkan mencapai Rp300,77 triliun.
Plafon kredit itu terdiri atas KUR sebesar Rp282,57 triliun, Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian Rp199,42 miliar, Kredit Industri Padat Karya Rp754 miliar, dan Kredit Program Perumahan Rp17,25 triliun.
Kredit Program Perumahan menjadi milestone penting untuk mencapai target pembangunan 3 juta rumah per tahun dengan skema pembiayaan yang mendukung sisi supply dan demand.
“Target penyalurannya hingga Rp130 triliun,” ujarnya.
Serap 9,5 Juta Pekerja
Sementara itu, Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyatakan program KUR mampu menyerap 7 sampai dengan 9,5 juta pekerja dari 3,5 juta debitur yang memiliki entitas usaha masing-masing.
“Dari total target sekitar 3,5 juta debitur yang kita distribusikan melalui program KUR, setiap entitas usaha mampu menyerap 2 hingga 3 tenaga kerja. Artinya, ada sekitar 7 hingga 9,5 juta pekerja yang akan terserap melalui KUR,” katanya.
Maman mengatakan penyaluran KUR untuk tahun ini memiliki plafon sebesar Rp300 triliun yang ditargetkan dapat diterima oleh 2,34 juta debitur baru dan 1,17 juta debitur graduasi yang pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap penciptaan lapangan kerja.
Dari realisasi KUR sebesar Rp217,20 triliun, realisasi penyaluran ke sektor produksi mencapai Rp132,5 triliun atau 60,6% dari total penyaluran. Angka ini menjadikan tahun 2025 sebagai momentum bersejarah karena pertama kalinya alokasi KUR sektor produksi menembus angka di atas 60%.
Baca Juga: Airlangga: Penyaluran KUR Sampai Juni 2025 Tembus Rp131,84 T
“Alhamdulillah berkat arahan Bapak Presiden untuk pertama kalinya di era Presiden Prabowo Subianto alokasi KUR ke sektor produksi mencapai 60%,” ujar Maman. “Kenapa angka 60% ini penting? Karena saat KUR dialokasikan ke sektor produksi, dampak ekonominya jauh lebih luas dan penyerapan tenaga kerjanya lebih besar,” katanya pula.
Airlangga mengatakan target penyaluran KUR harus semakin difokuskan ke sektor-sektor produktif. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong peningkatan target penyaluran KUR ke sektor produksi dari 60% pada 2025 menjadi 62% pada 2026.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk memperkuat struktur ekonomi produktif nasional serta memastikan KUR menjadi instrumen efektif dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Usaha-usaha produktif biasanya mempekerjakan tiga sampai lima tenaga kerja. Jadi, peningkatan KUR di sektor ini akan menambah jumlah tenaga kerja di bidang wirausaha,” kata Airlangga.