04 Agustus 2025
19:14 WIB
Realisasi FLPP Semester I/2025 Capai Rp18,8 Triliun
Alokasi Rp18,8 triliun telah tersalurkan untuk sebanyak 115 ribu unit rumah, dari target FLPP tahun ini sebanyak 350.000 rumah.
Penulis: Siti Nur Arifa
Foto udara deretan rumah yang masih dalam tahap pembangunan perumahan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (3/10/2024). Sumber: AntaraFoto/Andry Denisah
JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan, realisasi program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Semester I/2025 telah mencapai Rp18,8 triliun untuk sebanyak 115.930 rumah atau 33,12% dari target 350.000 rumah.
“Hingga semester I tahun 2025, program ini (FLPP) telah terealisasi sebesar Rp18,8 triliun untuk 115 ribu unit rumah,” ungkapnya melalui akun Instagram @smindrawati, Senin (4/8).
Sedikit mengingatkan, FLPP merupakan program pemerintah untuk mendukung kepemilikan 3 juta rumah untuk program masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dengan alokasi awal di tahun 2025 sebesar Rp18,77 triliun dengan target penyaluran sebanyak 220.000 unit rumah.
Namun, target tersebut ditingkatkan dengan alokasi menjadi Rp35,2 triliun dengan kuota FLPP mencapai 350.000 unit rumah.
“Tahun 2025, pemerintah juga meningkatkan target FLPP dari 220.000 menjadi 350.000 rumah subsidi demi mempercepat kepemilikan rumah layak bagi masyarakat,” tambah Menkeu Sri.
Baca Juga: PT SMF Salurkan Rp1,75 Triliun Untuk KPR FLPP Pada Semester I/2025
Sebagai catatan, sejak pertama kali dijalankan tahun 2010, program FLPP telah menyalurkan dana dari APBN sebesar Rp151,22 triliun untuk sebanyak 1.598.879 unit rumah.
Adapun di tahun 2025, selain FLPP, peningkatan alokasi APBN untuk sektor perumahan juga dilakukan melalui program SMF, dari yang awalnya sebesar Rp4,8 triliun, menjadi Rp6,7 triliun, serta subsidi bunga kredit (SBK) dan subsidi bantuan uang muka (SBUM) sebesar Rp5,5 triliun.
Menkeu Sri kembali mengatakan, program FLPP menjadi instrumen andalan APBN untuk mengurangi kesenjangan kebutuhan perumahan bagi rakyat, memperbaiki kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan, mendorong pemerataan pembangunan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Ke depan, dirinya juga menegaskan program FLPP menjadi salah satu program andalan yang masih akan berlanjut di tahun mendatang.
“Program 3 juta rumah ini adalah salah satu program prioritas yang akan kita lanjutkan di tahun 2026,” imbuhnya.
BTN Penyalur Paling Tinggi
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait sebelumnya mengungkap BTN menjadi penyalur terbesar program FLPP yang dijalankan pemerintah. Dari target awal FLPP sebanyak 220.000 unit, BTN mendapat porsi 71,95% atau 158.301 unit rumah yang terdiri dari 122.834 unit konvensional dan 35.467 unit syariah.
Namun setelah target bertambah menjadi 350.000 unit, BTN juga mendapat penyesuaian penyaluran menjadi 220.000 unit rumah atau 62,85% dari target.
“BTN itu adalah bank yang penyalurannya paling tinggi, sekitar 220.000 dari 350.000 ribu itu BTN. Jadi saya sangat terima kasih kepada BTN yang memang sudah bekerja keras untuk melakukan itu,” ujar Menteri Ara di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (25/7).
Baca Juga: Sri Mulyani Banggakan Program Pembiayaan Perumahan Ke Menkeu Australia
Terpisah, Direktur Consumer Banking BTN Hirwandi Gafar merinci penambahan target penyaluran rumah yang bertambah menjadi 220.000 unit dibagi menjadi 160 ribu unit konvensional dan 60.000 unit syariah.
Dia mengatakan, peningkatan kuota FLPP menjadi langkah nyata pemerintah dalam memperluas akses kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau sehingga disambut baik oleh BTN dan siap mempercepat penyaluran kredit bersubsidi tersebut.
“BTN sangat mendukung Program tiga juta rumah pemerintah, khususnya bagi MBR dan Masyarakat Berpenghasilan Tanggung (MBT). Kami telah menyiapkan berbagai instrumen pembiayaan dari sisi supply dan demand, termasuk memperkuat digitalisasi layanan agar masyarakat semakin mudah mendapatkan akses KPR subsidi,” ujar Hirwandi dalam webinar OJK Institute, Kamis (31/7).