07 Agustus 2025
18:38 WIB
Ramai Orang Hanya Jalan-Jalan Tak Belanja, Mendag Dorong UMKM Jadi Omnichannel
Menteri Perdagangan (Mendag) mendorong agar pelaku usaha atau UMKM berjualan di platform online dan offline atau omnichannel untuk menjangkau pembeli lebih banyak.
Penulis: Erlinda Puspita
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam agenda Kick Off ASEAN Online Sale Day (AOSD) 2025 di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (7/8). ValidNewsID/Erlinda PW
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso meminta agar seluruh pelaku usaha termasuk UMKM untuk berjualan secara omnichannel atau hybrid. Langkah ini untuk menyiasati fenomena masyarakat yang saat ini gemar datang ke pusat perbelanjaan, tetapi hanya untuk melihat-lihat tanpa berbelanja.
Budi menjelaskan, saat ini penjual offline sudah seharusnya bertransformasi dengan membuka akses penjualan secara online di berbagai platform atau dikenal omnichannel maupun hybrid. Melalui cara ini, maka pembeli akan semakin mudah menjangkau produk-produk UMKM.
"Ini kan lagi transformasi ya antara online dan offline. Sebagian besar sudah belanja ke online akhirnya yang offline merasa terdesak. Tapi, kita ada solusinya yaitu hybrid omnichannel," ujar Budi dalam agenda Kick Off ASEAN Online Sale Day (AOSD) 2025 di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (7/8).
Baca Juga: Tak Khawatir Rojali-Rohana, Ini Tanggapan Wamen Perdagangan dan Peritel
Budi juga menilai, maraknya fenomena masyarakat yang gemar hanya berkeliling di pusat perbelanjaan tanpa melakukan kegiatan belanja bukanlah masalah. Itu menurutnya jadi kebebasan masyarakat sebagai konsumen.
"Orang sekarang juga banyak yang katanya fenomena hanya melihat-lihat ya, kadang-kadang kan dia melihat barang kan boleh saja, apakah dia membeli lewat online atau offline ya monggo. Itu perilaku konsumen dan itu kebebasan konsumen untuk memilih barang," sambung Budi.
Oleh karena itu, Budi menegaskan agar fenomena tersebut bisa dihadapi para pelaku UMKM untuk bisa terjun baik di offline maupun online. Bahkan jika perlu, pelaku UMKM harus mampu melakukan penjualan secara live shopping di platform online e-commerce.
Melalui e-commerce, Budi juga menilai bahwa UMKM akan semakin terdorong memperbaiki pengemasan produk.
Baca Juga: Fenomena Rojali dan Rohana Jadi Tantangan Pelaku UMKM Gaet Pembeli
"E-commerce kan tidak hanya sekedar menjual. Tidak hanya sekedar mengambil barang dari UMKM untuk dijual, tapi juga mengajari bagaimana packaging yang bagus, produk yang bagus. Nah itu yang harus kita lakukan bersama-sama, agar kita tidak tertinggal dengan ASEAN," tambah Budi.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), ekspor UMKM yang tercatat dalam program UMKM BISA Ekspor besutan Kemendag, program ini berhasil memfasilitasi sebanyak hampir 800 UMKM dalam periode Januari-Juli 2025. Fasilitasi tersebut berupa penjajakan kerja sama bisnis (business matching) dengan menghasilkan potensi transaksi ekspor senilai US$90,04 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.