15 Mei 2023
20:37 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan tengah melakukan piloting project program Rumah Inti Tumbuh Tahan Gempa (RITA) yang nantinya akan dihibahkan bagi masyarakat miskin.
Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian PUPR Fitrah Nur menyebut piloting project itu dilaksanakan di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Tak kurang dari 100 unit rumah akan dihibahkan ke pemulung dan tukang sapu jalanan.
"Rata-rata pekerjaan yang akan mendapatkan program rumah ini adalah informal, di mana kebanyakan itu adalah pemulung dan penyapu jalan. Untuk kisaran penghasilannya, tidak sampai Rp1 juta per bulan," ungkap Fitrah dalam sesi diskusi bersama awak media di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (15/5).
Pada program tersebut, Kementerian PUPR akan mengambil peran dalam penyiapan site plan dan design rumah. Adapun rumah yang dibangun menggunakan model Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dengan tipe 18 dan luas tanah 72 m2.
"Karena itu rumah inti, kita gunakan tipe 18 tapi (luas) tanahnya itu 72 m2, sehingga diharapkan mereka bisa mengembangkan sendiri," imbuhnya.
Fitrah menambahkan, nantinya rumah tersebut juga dilengkapi dengan sudut khusus supaya para pemulung bisa menumpuk barang pulungannya. Ditjen Perumahan dalam hal ini akan berkoordinasi dengan Ditjen Cipta Karya agar menyiapkan alat pemotong botol plastik supaya mereka menjual hasil pulungan dalam bentuk butiran.
"Sehingga harganya lebih mahal dibandingkan kalau mereka jual dengan botol. Jadi secara perlahan kita siapkan rumahnya dan secara ekonomi juga kita siapkan," tutur dia.
Sementara itu, pemda akan berperan dalam pengadaan tanah dan kebutuhan air, jalan akses dari pemerintah provinsi, serta akses gas yang tengah dikoordinasikan bersama PT Pertamina (Persero).
Fitrah menegaskan pihaknya akan terus mempublikasikan program RITA kepada pemda. Sehingga jika pemda sudah siap dengan lahan, Kementerian PUPR akan bergerak menggarap program tersebut.
Namun demikian, proses piloting project yang tengah berjalan itu akan dievaluasi terlebih dahulu, sehingga saat ini belum ada strategi perluasan maupun masterplan dari program RITA.
"Kita akan evaluasi dulu, dari segi proses itu apa yang mesti kita perbaiki dan dari peran komitmen pemda apa yang perlu disiapkan, itu akan kita evaluasi," kata Fitrah.
Dia menegaskan bahwa program itu murni hibah dari pemerintah dan penerima manfaat tidak perlu merogoh kocek untuk mendapatkannya. Adapun syarat yang harus dipenuhi ialah penerima manfaat belum memiliki rumah dan harus masuk dalam kategori masyarakat miskin.
Untuk itu, data kemiskinan yang digenggam oleh pemerintah kabupaten/kota akan divalidasi lebih lanjut oleh Kementerian PUPR supaya penyaluran hibah bisa tepat sasaran.
"Kita akan survei untuk memvalidasi apakah mereka benar miskin atau tidak. Kapasitasnya 100 unit di atas lahan seluas 2 hektare," tandas Fitrah Nur.