c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

27 Februari 2025

19:55 WIB

PT SMI Biayai 94 Proyek Terkait Iklim Dengan Komitmen Rp33 Triliun

Sebanyak 49 proyek telah dihitung dan menghasilkan potensi gas rumah kaca (GRK) terhindarkan sebesar 6,8 juta ton CO2-Equivalent dan potensi Carbon Credit Equivalent sebesar US$25 juta

<p>PT SMI Biayai 94 Proyek Terkait Iklim Dengan Komitmen Rp33 Triliun</p>
<p>PT SMI Biayai 94 Proyek Terkait Iklim Dengan Komitmen Rp33 Triliun</p>

Ilustrasi. SUN Energy, salah satu pengembang proyek energi surya terbesar di Indonesia, resmi menjalin kerja sama strategis dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI). ANTARA/ SMI

JAKARTA- PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI telah membiayai 94 proyek terkait iklim dengan nilai komitmen kumulatif mencapai Rp33,45 triliun, per Desember 2024.

“Hingga Desember 2024, PT SMI telah membiayai 94 proyek climate-related dengan komitmen kumulatif senilai Rp33,45 triliun dan nilai proyek senilai Rp174,8 triliun,” kata Direktur Utama PT SMI Reynaldi Hermansjah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/2).

Sebanyak 49 proyek telah dihitung dan menghasilkan potensi gas rumah kaca (GRK) terhindarkan sebesar 6,8 juta ton CO2-Equivalent dan potensi Carbon Credit Equivalent sebesar US$25 juta.

Sejak 2018, PT SMI pun sudah menghentikan pembiayaan terhadap proyek pembangkit listrik bertenaga fosil dan mengalihkan fokus pada pembangkit listrik energi terbarukan. Seperti pembangkit listrik tenaga air, minihidro, surya, panas bumi, biomassa, dan bayu.

Hal itu merupakan bagian dari komitmen PT SMI untuk memaksimalkan dampak terhadap pembangunan berkelanjutan. Selain pembiayaan, PT SMI juga mengelola platform SDG Indonesia One (SIO), sebuah platform yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs/Tujuan Pembangunan Berkesinambungan).

Platform ini menggabungkan dana publik dan swasta (blended finance) untuk disalurkan ke proyek infrastruktur terkait SDGs. Skema blended finance ini telah berhasil mendukung beberapa proyek strategis, di antaranya proyek Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dan Pembangkit Listrik Tenaga Solar (PLTS) Tembesi, yang merupakan PLTS Terapung terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas 46 MWp.

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan telah menunjuk PT SMI sebagai Country Platform Manager untuk mengawal transisi energi fosil ke energi yang ramah lingkungan.

Lewat Indonesia ETM Country Platform, Perseroan memobilisasi dukungan pendanaan dari mitra internasional. Termasuk multilateral, bilateral, filantropi, serta sektor swasta dalam rangka memfasilitasi pemerintah menyiapkan rencana investasi transisi energi dan pendanaan investasi iklim.

Hal itu untuk mempercepat masa operasional sumber energi dengan bahan bakar fosil, yaitu PLTU yang berbahan baku batu bara. Hingga saat ini, PT SMI telah mendapatkan dukungan dari 18 partner, yang terdiri dari dari grant partner, financing partner, knowledge & technical partner, serta investment partner.

Tiga Sektor
Sementara itu, PT SMI melaporkan telah berkontribusi ke perekonomian nasional sebesar Rp1.696,5 triliun berkat pembiayaan ke tiga sektor, yakni jalan dan jalan tol, ketenagalistrikan, dan transportasi.

“Dalam dukungannya terhadap proyek-proyek tanah air, PT SMI mencatatkan sejumlah pencapaian dalam pembiayaan di berbagai sektor. Dari tiga besar sektor yang dibiayai, PT SMI telah memberikan dampak pada output perekonomian sebesar Rp1.696,5 triliun,” kata Reynaldi.

Ia merinci, pembiayaan PT SMI di sektor jalan menghasilkan 4.511 kilometer jalan tol. Sedangkan pembiayaan di sektor ketenagalistrikan telah membantu meningkatkan produksi listrik sebanyak 7,7 giga watt yang mampu menerangi 5,9 juta rumah tangga.

Pada sektor transportasi, hasil dari pembiayaan PT SMI lebih beragam bergantung pada moda yang dibiayai. Sebagai contoh, PT SMI membantu membiayai pembuatan 646 gerbong kereta api dan 242,1 kilometer rel terbangun. Hal itu disebut meningkatkan jumlah penumpang sebanyak 109,6 juta orang per tahun.

Sejak berdiri pada 26 Februari 2009, PT SMI yang merupakan special mission vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan telah bertumbuh pesat. PT SMI mulanya menyalurkan pembiayaan pertama di sektor irigasi senilai Rp248 miliar. Kini, Perseroan telah mencatat komitmen pembiayaan aktif hingga Desember 2024 mencapai Rp148,9 triliun dan outstanding sebesar Rp96,3 triliun.

Total nilai proyek dari pembiayaan PT SMI mencapai Rp1.153 triliun. Dari total pembiayaan proyek tersebut, PT SMI telah menghasilkan efek berganda (multiplier effect) sebanyak 7,75 kali terhadap total komitmen dan 37,79 kali terhadap modal disetor.

PT SMI juga menyalurkan pinjaman daerah sejak 2016. Per Desember 2024, PT SMI telah menyalurkan pinjaman daerah senilai Rp36,66 triliun dalam bentuk komitmen dan outstanding senilai Rp21,19 triliun.

Beberapa contoh proyek yang mendapat dukungan pinjaman daerah dari PT SMI antara lain pembangunan jalan di Kabupaten Tabalong, Jembatan Konaweha di Kabupaten Kolaka dan Pasar Bersehati di Kota Manado. Lalu, RSUD di Kabupaten Solok, RSUD Provinsi NTB, Menara Teratai di Kabupaten Banyumas, dan RSUD di Kabupaten Bangli.

Pada hari jadi yang ke-16, Reynaldi menyatakan, Perseroan siap mengambil peran lebih besar untuk memberikan dampak lebih optimal dalam percepatan pembangunan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar