18 Maret 2025
14:53 WIB
Produksi Pupuk Subsidi Capai 15,51%, Pupuk Kaltim Optimistis Penuhi Kebutuhan Hingga Akhir Tahun
Pupuk Kaltim melaporkan hingga 16 Maret 2025 pihaknya telah menyediakan stok pupuk bersubsidi 257.212 ton dari total penugasan 1.657.561 ton.
Penulis: Erlinda Puspita
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) Budi Wahju Soesilo melaporkan, per 16 Maret 2025 stok pupuk bersubsidi yang diproduksi pihaknya telah mencapai 257.212 ton. Dok. Humas Pupuk Kaltim
JAKARTA - Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) Budi Wahju Soesilo melaporkan, per 16 Maret 2025 stok pupuk bersubsidi yang diproduksi pihaknya telah mencapai 257.212 ton.
Ketersediaan tersebut artinya tercapai 15,51% dari total penugasan produksi yang mencapai 1.657.561 ton. Stok tersebut terdiri dari 215.430 ton Urea, 21.834 ton NPK Phonska, dan 19.948 ton NPK Kakao.
Adapun distribusi stok pupuk bersubsidi tersebut menurut Budi, akan disalurkan melalui wilayah yang menjadi tanggung jawab Pupuk Kaltim, antara lain Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Namun khusus untuk pupuk NPK Formula Khusus, pihaknya akan bertanggung jawab ke seluruh wilayah Indonesia.
"Tahun ini Pupuk Kaltim, mendapatkan penugasan untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi sebanyak 1.139.021 ton Urea, 370.742 ton NPK Phonska, dan 147.798 ton NPK Kakao dari total alokasi pupuk subsidi nasional sebesar 9,55 juta ton," ungkap Budi dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3).
Dari stok yang telah tersedia, ia menegaskan Pupuk Kaltim per 16 Maret 2025 juga telah berhasil mendistribusikan pupuk bersubsidi sebanyak 222.040 ton. Realisasi tersebut terdiri dari 155.068 ton pupuk Urea atau sebesar 14% dari alokasi yang telah ditugaskan pada Pupuk Kaltim, lalu 56.250 ton pupuk NPK Phonska (15%), dan 10.722 ton pupuk NPK Formula Khusus (7%).
Melihat capaian realisasi di awal tahun tersebut, Budi mengaku optimis bahwa Pupuk Kaltim akan mencapai target produksi sepanjang tahun 2025 yang mencapai 6.425.000 ton.
"Dengan kapasitas produksi sebesar 3.430.000 ton per tahun untuk urea dan 300.000 ton per tahun untuk NPK, Pupuk Kaltim optimis mampu memenuhi kebutuhan pupuk petani, baik subsidi maupun non subsidi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Budi menyatakan selain melakukan pengadaan pupuk berkualitas, pihaknya juga akan terus mendorong kemandirian industri petrokimia nasional serta program hilirisasi.
Keduanya akan dilakukan salah satunya melalui pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia di kawasan industri PT Kaltim Industrial Estate, Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi mencapai 300.000 metrik ton per tahun, dan berpotensi menurunkan ketergantungan terhadap iimpor soda ash yang sangat diperlukan untuk produksi kaca, tekstil dan komoditas penting lainnya.
Selain itu, pabrik ini kata Budi, juga akan menghasilkan produk sampingan amonium klorida hingga 300.000 metrik ton per tahun yang dapat menjadi bahan baku pupuk.
Pabrik tersebut diklaim mendukung ekonomi sirkular dengan menyerap 170.000 ton karbon dioksida (CO2) per tahun sebagai bahan baku soda ash. Pabrik juga ditargetkan akan beroperasi pada akhir 2027 dan dapat menyerap lebih dari 800 tenaga kerja, termasuk tenaga kerja lokal.
"Pupuk Kaltim berkomitmen berperan aktif dalam peningkatan produktivitas pertanian dan mendorong industri petrokimia dalam negeri. Melalui inovasi dan penerapan teknologi, kami berharap dapat berkontribusi nyata untuk program-program prioritas pemerintah," tandas Budi.