c

Selamat

Jumat, 19 April 2024

EKONOMI

18 Juni 2021

10:41 WIB

Produk Makanan Masih Jadi Favorit Konsumen Indonesia

Preferensi masyarakat di sektor perawatan rumah dan sektor perawatan tubuh menunjukkan tren positif

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Produk Makanan Masih Jadi Favorit Konsumen Indonesia
Produk Makanan Masih Jadi Favorit Konsumen Indonesia
Pabrik Indomie. ANTARAFOTO/Dok

JAKARTA – Kantar Indonesia Worldpanel Division merilis studi tahunan mengukur merek yang paling dipilih oleh konsumen, dalam Brand Footprint Indonesia 2021. Brand Footprint meliputi lima sektor FMCG, yakni makanan, minuman, produk susu, perawatan rumah, dan perawatan tubuh. 

Commercial Director Kantar Indonesia Worldpanel Division Adisti Bramanti mengatakan, peringkat Brand Footprint Indonesia tahun ini mencakup 97% dari total rumah tangga. Mencakup kota besar, kota kecil, dan daerah lain yang merepresentasikan 68 juta rumah tangga Indonesia. 

Kantar Indonesia menggunakan nilai Consumer Reach Point (CRP), yang merupakan hasil kalkulasi dari jumlah rumah tangga yang membeli merek tersebut, dengan berapa kali merek tersebut dibeli. Menurutnya, sepanjang 2020, kategori makanan FMCG masih mendominasi 10 peringkat teratas. 

“Sektor makanan mendominasi 10 peringkat teratas dan juga mendominasi peringkat 10 besar merek yang bertumbuh pesat pada 2020. Hal ini dipengaruhi keadaan pandemi yang membuat konsumen lebih banyak beraktivitas di rumah, termasuk memasak dan makan di rumah,” kata Adisti dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (17/7). 

Sebanyak 10 merek berdasarkan CRP yang masih menjadi favorit masyarakat di tengah pandemi adalah Indomie (2,19 miliar poin), SoKlin (1,86 miliar poin), Mie Sedaap (1,79 miliar), Royco (1,24 miliar), Roma (1,2 miliar), Kapal Api (1,1 miliar), Masako (995 juta), Lifebuoy (925 juta), Frisian Flag (897 juta), dan Sunlight (826 juta). Delapan besar merek terfavorit berhasil mempertahankan posisinya di tahun lalu. 

Sementara itu, 10 merek yang berhasil meningkatkan nilai CRP di tengah pandemi Covid-19 ialah Nuvo, Migelas, Mie Sedaap, Sasa, Mama Lemon, Sun Kara, Abc Heinz, Tango, Fortune, dan Milo.

Ia menilai diperlukan strategi adaptif terhadap konsumen, agar mampu meningkatkan CRP dalam keadaan yang fluktuatif di masa pandemi. 

"Baik dari segi preferensi kegunaan dan manfaat produk, ketersediaan produk di tempat perbelanjaan, kesesuaian, harga dan ukuran kemasan, ekspansi produk ke kategori lainnya, dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli merek itu,” imbuh Adisti.

Sementara itu, merek yang menempati urutan ke-11 sampai 20 ialah Pepsodent (817 juta poin), Indofood (772 juta), Downy (718 juta), Daia (712 juta), Energen (700 juta), Molto (656 juta), Bango (613 juta), Rinso (613 juta), Sasa (610 juta), dan sabun cuci piring Ekonomi (601 juta).  

Merek-merek bumbu masak seperti Sasa, Masako, Royco, dan Bango juga termasuk dalam pilihan teratas konsumen Indonesia sepanjang 2020. Bumbu dapur, katanya, dipilih untuk menunjang kegiatan memasak dari rumah yang semakin populer di masa pandemi. 

“Terkait dengan hadirnya pandemi di 2020, preferensi masyarakat di sektor perawatan rumah dan sektor perawatan tubuh menunjukkan tren positif, bagi produk-produk yang menawarkan perlindungan dari sisi kesehatan dan kebersihan,” bilangnya.

General Manager Kantar Indonesia Worldpanel Division Venu Madhav mengungkapkan, 2020 merupakan tahun yang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Banyak industri yang harus melewati jalan yang terjal untuk bertahan dan bertumbuh, terlepas dari adanya tantangan pandemi. 

"Industri FMCG mampu melewati berbagai tantangan dengan cara menerapkan berbagai strategi yang berfokus pada kebutuhan konsumen yang dinamis dan juga terus berkembang," terang Venu. 

Strategi Bertumbuh
Menurut Adisti, terdapat lima strategi yang bisa diaplikasikan merek-merek FMCG untuk terus tumbuh. Pertama, beragam merek FMCG mesti menargetkan lebih banyak konsumen. Dengan demikian, posisi mereka di pasar juga akan makin kuat. 

Kedua, merek FMCG juga mesti menjangkau lebih banyak audience. Untuk ini, setiap merek bisa mengeluarkan varian produk baru atau mengomunikasikan manfaat produknya ke target-target usia tertentu. 

Selain itu, merek FMCG juga perlu lebih tersedia di berbagai tempat dan channel. Ketiga, merek FMCG bisa membuat more categories, sehingga bisa menarik pembeli yang kebutuhannya ada di kategori berbeda. 

"(Keempat), Merek FMCG juga bisa memenuhi kebutuhan baru dari konsumen. Dan terakhir, merek FMCG mesti relevan sehingga bisa masuk ke momen-momen konsumen sehari-hari,” kata Adisti.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar