13 Oktober 2022
16:21 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini kereta cepat Jakarta-Bandung yang saat ini mendekati tahapan akhir pembangunan akan semakin menguatkan daya saing Indonesia.
"Kita harapkan dengan kereta api cepat Jakarta-Bandung ini mobilitas orang dan barang bisa menjadi cepat dan meningkat, kemudian daya saing kita juga akan semakin kuat," kata Jokowi saat meninjau Stasiun Kereta Cepat Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10), dilansir dari Antara.
Presiden Jokowi berharap kereta cepat Jakarta-Bandung turut memunculkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di sepanjang jalur yang dilewati.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung diperkirakan mampu melaju hingga kecepatan 350 kilometer per jam dan akan memangkas waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung menjadi 40 menit dari sebelumnya tiga jam.
Proyek ini memiliki panjang trase 142,3 kilometer dengan tipe struktur elevated sepanjang 82,7 kilometer dan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade. Kereta cepat ini akan berhenti di empat stasiun sepanjang lintasan, yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar (Bandung).
Jokowi juga berharap Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dapat menjadi bagian konektivitas antarnegara seperti yang digagas negara-negara ASEAN. Proyek KCJB akan diintegrasikan dengan pelabuhan ataupun bandara sehingga menjadi bagian konektivitas lintas negara.
“Ini memang kereta api cepat yang pertama di kawasan, di ASEAN, dan kita mengharapkan nanti terjadi konektivitas antarnegara, entah disambungkan itu dengan pelabuhan, entah itu disambungkan dengan bandara,” kata Jokowi.
Rampung Juni 2023
Kepala Negara menyatakan berdasarkan laporan yang diperolehnya, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 88,8% dari keseluruhan.
Jokowi mengakui bahwa proses pembangunan sempat menemui kendala saat pembuatan terowongan di tunnel 2 dan tunnel 11.
"Memang ada masalah karena memang tanahnya yang sangat sulit dikendalikan, tetapi alhamdulillah sekarang sudah selesai," katanya.
Presiden memperkirakan kereta cepat Jakarta-Bandung bakal rampung dan bisa mulai beroperasi medio Juni 2023.
Sebelumnya, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyatakan bahwa konsorsium kontraktor kereta cepat Jakarta-Bandung telah berhasil menyelesaikan proses pemasangan rel yang akan digunakan untuk uji dinamis menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Rencananya dalam rangkaian KTT G20 bulan depan, Presiden Jokowi akan meninjau kereta cepat Jakarta-Bandung dan melakukan uji dinamis sepanjang 15 km bersama Presiden China Xi Jinping pada November 2022.
Rombongan kedua kepala negara dijadwalkan melakukan perjalanan sepanjang 15 km dengan kecepatan sementara yang dibatasi 80 km/jam dari area Kopo, Kota Bandung, hingga Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung.
Terintegrasi Stasiun LRT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan stasiun kereta LRT akan diintegrasikan di wilayah Halim, Jakarta.
"Diintegrasikan di situ, termasuk bus juga ada," ujar Plt Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulmafendi usai meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegal Luar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Menurut dia, hal tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan integrasi antarmoda.
Dalam kesempatan sama, Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan bahwa di Stasiun Kereta Cepat yang berlokasi di Halim terdapat stasiun kereta LRT yang sengaja dibangun untuk integrasi.
"Hal ini benar-benar kita pikirkan, walaupun dalam jangka pendek belum 100% ideal tapi saya yakin walaupun stasiun kereta cepat berada di luar kota, tapi kita akan membuat bagaimana membuat masyarakat itu mudah menggunakannya," ujar Dwiyana.
Menurut dia, aksesibilitas, seamless dan integrasi antarmoda menjadi persyaratan.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) berkomitmen menuntaskan Proyek Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung melalui penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp4,1 triliun yang telah disetujui Komisi VI DPR RI.
Sebagai informasi, saat awal pembangunan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini adalah sebesar US$6,07 miliar atau setara Rp85,41 triliun.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan dukungan PMN ini sangat penting untuk menyelesaikan proyek KCJB melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
KCJB akan memberikan alternatif transportasi kepada masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, aman, dan nyaman. Dengan KCJB Indonesia menjadi negara dengan layanan kereta api cepat pertama di ASEAN.
Ia menjelaskan satu rangkaian KCJB terdiri dari 8 kereta dengan kapasitas sebanyak 601 pelanggan dengan layanan kelas VIP sebanyak 18 pelanggan, First Class sebanyak 28 pelanggan, dan Second Class sebanyak 555 pelanggan. Tarif yang akan dikenakan berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp350 ribu.