08 Agustus 2024
20:54 WIB
Prabowo Tertarik Ajak Rusia Kerja Sama Nuklir, Ini Respons Menteri ESDM
Pemerintah membidik implementasi PLTN pascatahun 2040, namun bisa lebih cepat jika teknologinya aman dan harganya kompetitif.
Penulis: Yoseph Krishna
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di sela PYC International Energy Conference di Jakarta, Jumat (15/9). ValidNewsID/Yoseph Krishna
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif angkat bicara mengenai rencana Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk menggandeng Rusia dalam pengembangan energi nuklir.
Kepada awak media, Arifin mengakui nuklir menjadi salah satu sumber energi yang penting bagi Indonesia ke depannya, tetapi masih perlu pengembangan teknologi lebih lanjut.
Pemerintah, sambungnya, punya rencana pemakaian energi nuklir pascatahun 2040 mendatang. Tetapi jika teknologi sudah terbukti aman, dia tak menutup kemungkinan penerapan nuklir bisa lebih cepat.
"Kita sudah menyiapkan energi nuklir itu kita rencanakan beyond 2040, tapi kalau memang teknologinya aman, komersial kompetitif, kenapa enggak," ucapnya di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (8/8).
Baca Juga: Upaya Pengembangan Energi Nuklir Nasional, Dulu Hingga Kini
Karena itu, dirinya menegaskan pemerintah lebih fokus untuk pembangunan reaktor nuklir dalam skala yang kecil atau Small Modular Reactor (SMR), dibandingkan reaktor nuklir berskala besar.
"Mungkin SMR ya karena untuk skala besar belum ada area yang bisa memanfaatkannya secara penuh," tambah Arifin.
Eks-Direktur Utama PT Pupuk Indonesia itu pun mengungkapkan saat ini belum ada kandidat-kandidat perusahaan yang bakal menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
"Belum, kita harus evaluasi betul teknologinya ya, kemudian juga keekonomian," tegas Menteri Arifin Tasrif.
Sebelumnya, Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto telah melenggang ke Rusia untuk menemui Vladimir Putin. Pada pertemuan itu, Prabowo mengungkapkan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Rusia di bidang energi nuklir.
Baca Juga: Peneliti BRIN: Teknologi Nuklir Dapat Bantu Atasi Stunting
Prabowo yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan menyebut ketertarikan kerja sama dengan Rusia itu dikarenakan ketahanan energi menjadi salah satu prioritasnya saat dilantik dan resmi menjadi Presiden RI hingga 2029 mendatang.
Sekadar informasi, saat ini Indonesia memiliki tiga unit reaktor nuklir yang dibangun pada era 1970-an, yakni Reaktor Nuklir Kartini di Yogyakarta, Reaktor Triga 2000 di Bandung, serta Instalasi Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy di Serpong.
Ketiga reaktor itu saat ini hanya diperuntukkan bagi kegiatan pendidikan dan penelitian.
"Di sektor energi nuklir, saya membahas ini dengan beberapa institusi terkait (di Rusia), kemungkinan kita bekerja sama membangun reaktor modular dan reaktor utama," ucap Prabowo seperti ditulis Antara beberapa waktu lalu.