c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

15 Februari 2025

11:55 WIB

Potensi EBT Pulau Sumatra Melimpah, Namun Minim Pemanfaatan

Kementerian ESDM menyebut Pulau Sumatra menjadi lumbung EBT nasional. Sayangnya, pemanfaatan EBT-nya untuk sektor ketenagalistrikan nasional masih minim. 

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Editor: Khairul Kahfi

<div dir="auto" id="isPasted">Potensi EBT Pulau Sumatra Melimpah, Namun Minim Pemanfaatan</div>
<div dir="auto" id="isPasted">Potensi EBT Pulau Sumatra Melimpah, Namun Minim Pemanfaatan</div>
PLTA Renun yang berada di Tepi Danau Toba, kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Antara/HO-PLN UID Sumatera Utara
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, Pulau Sumatra memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) paling besar ketimbang pulau lainnya di Indonesia. Sayangnya, potensi yang masif ini belum tergarap secara maksimal.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, potensi EBT yang ada di Pulau Sumatra mencapai 34%. Dia pun mengibaratkan pulau tersebut sebagai lumbung EBT bagi Indonesia. 

"Potensi EBT kita, sebetulnya yang bisa dikatakan lumbung EBT itu Pulau Sumtera, sebesar 34% EBT (Indonesia) ada di situ," ujarnya dalam Carbon Neutrality (CN) Mobility Event, Jakarta, Jumat (14/2).

Baca Juga: Pengamat: EBT di Indonesia Belum Siap, Mustahil Pensiunkan PLTU Batu Bara

Asal tahu saja, EBT merupakan sumber energi yang berasal dari alam dan dapat diperbarui. Contohnya, energi dari tenaga surya, air, angin, ombak, panas bumi, hingga bio energi. 

Meski Indonesia kaya akan sumber daya alam, saat ini pemanfaatan EBT untuk sektor ketenagalistrikan masih minim. Eniya memaparkan, saat ini kapasitas terpasang dari EBT baru sekitar 14,88 gigawatt (GW) pada Desember 2024.

Dia menuturkan, pemanfaatan tersebut kurang dari 0,4%. Menurutnya, capaian itu masih sangat rendah dibandingkan dengan potensi EBT yang ada di seluruh Indonesia.

"Sudah lumayan (pemanfaatan EBT), tapi ini tuh masih kecil sekali di antara potensi yang kita punyai, yaitu capaian Desember 2024 kemarin itu kita mencapai 0,398%," kata Eniya.

Sejalan dengan masih minimnya pemanfaatan potensi EBT, Eniya mendorong agar para pemangku kepentingan, termasuk para pelaku usaha dan pabrik, untuk menggali sekaligus beralih menggunakan EBT.

Dirken EBTKE menyebut, tenaga surya merupakan sumber energi paling melimpah dibanding berbagai jenis EBT yang ada di Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong penggunaan bio energi untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar (biofuel), seperti biomassa dan biogas. 

"Potensi yang kita punyai, yang paling besar adalah surya, nah inilah yang kita ingin gali. Kami berharap juga bioenergi, yang menjadi potensi di kita itu biomassa, biogas, biofuel, itu semua kita dorong," tuturnya. 

Baca Juga: Sebanyak 79% Pembangkit Listrik RI Bakal Berbasis EBT Pada Tahun 2060

Kementerian ESDM mencatat, ada tujuh jenis EBT yang berpotensi untuk dimanfaatkan sektor ketenagalistrikan, tapi penggunaannya masih sedikit. Itu terdiri dari tenaga surya dengan potensi sebesar 3.294 GW, tapi kapasitas terpasangnya hanya 917 megawatt (MW). 

Kemudian, tenaga angin dengan potensi sebesar 155 GW, tapi pemanfaatannya hanya 152 MW; lalu, tenaga air sebesar 92 GW dengan kapasitas terpasang 7.056 MW; dan energi tenaga laut sebesar 63 GW dengan kapasitas terpasangnya nol. 

Berikutnya, ada potensi bioenergi sebesar 57 GW dengan kapasitas terpasang 3.669 MW; energi panas bumi sebesar 24 GW dengan kapasitas terpasang hanya 2.639 MW. Sementara gasifikasi batu bara kapasitas terpasangnya mencapai 450 MW. 

Selanjutnya, Kementerian ESDM mencatat, sebaran potensi EBT nasional paling banyak di Pulau Sumatra (1.240 GW). Disusul Pulau Jawa (696,5 GW) , lalu Pulau Maluku dan Papua (518,4 GW), Pulau Kalimantan (517,5 GW), Bali Nusra (457,17 GW), serta Pulau Sulawesi (257,36 GW). 

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar