c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

01 Agustus 2024

09:16 WIB

PMI Manufaktur Indonesia Tergelincir ke Wilayah Negatif di 49,3

PMI Manufaktur Indonesia lanjut melorot hingga ke wilayah negatif atau di bawah angka penting 50,0 pertama kalinya sejak Agustus 2021, yang menandakan penurunan pengoperasian manufaktur.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">PMI Manufaktur Indonesia Tergelincir ke Wilayah Negatif di 49,3</p>
<p id="isPasted">PMI Manufaktur Indonesia Tergelincir ke Wilayah Negatif di 49,3</p>

Pekerja menyelesaikan perakitan Mobil BMW di PT Gaya Motor, Sunter, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Antara Foto/Rivan Awal Lingga

JAKARTA – S&P Global menyebut PMI Manufaktur Indonesia pada Juli sebesar 49,3 atau turun dari 50,7 di bulan sebelumnya. PMI Manufaktur tergelincir di bawah angka penting 50,0, yang menandakan penurunan kondisi pengoperasian manufaktur.

Meski hanya terindikasi marginal kontraksi, ini adalah pertama kalinya PMI merosot ke wilayah negatif sejak Agustus 2021.

Survei perusahaan manufaktur Indonesia bulan Juli menunjukkan penurunan marginal pada kesehatan sektor produksi barang. Output dan permintaan baru turun pada tingkat sedang, sementara perusahaan memilih untuk mengurangi jumlah staf untuk ketiga kali dalam empat bulan terakhir.

Kendala pasokan tercatat sebagai faktor penghambat, meski kepercayaan diri terhadap output masa depan membaik hingga level tertinggi sejak bulan Februari. Sementara itu, inflasi harga input mereda tetapi biaya output naik pada laju lebih kuat.

Baca Juga: PMI Manufaktur Melorot Karena Relaksasi Lartas Permendag 8/2024

Paul Smith, Economics Director S&P Global Market Intelligence, mengatakan pasar secara umum melambat mendorong penurunan marginal pada kondisi pengoperasian selama bulan Juli, dengan permintaan baru berkurang dan produksi turun untuk pertama kali dalam dua tahun.

“Sehingga produsen lebih waspada, aktivitas pembelian sedikit dikurangi dan ketenagakerjaan menurun pada kecepatan tertinggi sejak bulan September 2021. Hambatan pasokan menambah kesulitan perusahaan, dengan rata-rata waktu pengiriman diperpanjang karena tantangan pengiriman laut berkelanjutan,” sebutnya dalam siaran pers, Kamis (1/8).

Namun, lanjutnya, ada harapan bahwa sektor akan segera kembali bertumbuh, dengan perusahaan sangat percaya diri sejak bulan Februari di tengah harapan bahwa penjualan dan kondisi pasar akan membaik pada tahun mendatang.

Penurunan PMI menggambarkan penurunan bersamaan tingkat sedang antara output dan pesanan baru. Panelis melaporkan bahwa permintaan pasar menurun dan merupakan faktor utama penyebab penjualan turun untuk pertama kali dalam satu tahun. Penjualan ekspor baru menurun, meski pada tingkatan yang lebih rendah, walaupun hal ini sebagian menggambarkan penundaan pengiriman.

Tentu, hambatan pasokan juga tercatat sebagai faktor penghambat pada kapabilitas produksi pada bulan Juli, dengan catatan penundaan pengiriman input. 

Data survei terkini menunjukkan bahwa rata-rata waktu pengiriman diperpanjang untuk pertama kali dalam tiga bulan. Panelis melaporkan tantangan berkelanjutan pada rute pengiriman penting seperti melalui Laut Merah.

Ada beberapa bukti bahwa meski terjadi penurunan produksi secara keseluruhan, sektor manufaktur terus menghasilkan output berlebih pada bulan Juli. Inventaris barang jadi naik solid untuk kelima kalinya dalam enam bulan terakhir.

Baca Juga: IKI Industri Pengolahan RI Melambat di Level 52,40 Pada Juli 2024

Perusahaan mampu menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan yang sedikit turun selama dua bulan berturut-turut. Produsen memilih untuk sedikit mengurangi aktivitas pembelian mereka pada bulan Juli, menandai penurunan pertama sejak bulan Agustus 2021. 

Volume susunan staf juga dikurangi dengan penurunan paling tajam selama hampir tiga tahun. Ditemukan banyak laporan bahwa kontrak karyawan tidak diperbarui.

Sementara itu, inflasi harga input berkurang pada bulan Juli meski masih tinggi. Kenaikan umum pada harga bahan baku ditambah dengan nilai tukar yang buruk mendorong biaya inflasi pada periode survei terkini. Produsen menanggapinya dengan menaikkan biaya secara maksimal selama tiga bulan.

Terakhir, melihat potensi dalam 12 bulan mendatang, kepercayaan diri tentang masa depan mencapai level tertinggi sejak bulan Februari. Perusahaan percaya diri volume penjualan akan membaik dan kondisi pasar akan menguat pada tahun mendatang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar