13 November 2023
08:07 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT PLN (Persero) mengklaim bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata akan menjadi etalase percepatan transisi energi untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Rully Firmansyah menjelaskan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) itu akan berkontribusi mengurangi emisi karbon sebesar 586,3 ton per hari.
"Sehingga dalam setahun bisa mengurangi emisi karbon 214 ribu ton. Ini komitmen kami untuk menyalurkan listrik hijau pada masyarakat secara berkelanjutan," jelas Rully lewat keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (12/11).
Baca Juga: Resmikan PLTS Terapung Cirata, Jokowi: Nomor Satu Di ASEAN
Diketahui, PLTS Terapung Cirata itu punya kapasitas 192 MWp untuk mengaliri listrik kepada 50 ribu rumah dengan asumsi 15 KWh/hari untuk satu rumah.
Pembangkit listrik itu masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi Indonesia dan Uni Emirat Arab yang melibatkan PLN NP dan Masdar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan kapasitas PLTS yang dibangun di atas permukaan Waduk Cirata seluas 200 hektare itu bisa dioptimalkan hingga 1,2 GWp.
"Masih bisa dikembangkan lebih besar dengan total potensi maksimum sekitar 1,2 GWp apabila memanfaatkan 20% total luas Waduk Cirata (6.200 hektare)," sebut Arifin.
Tak sampai situ, dia juga meyakini pengembangan pembangkit solar PV berskala besar bisa menjadi daya tarik industri guna menciptakan bahan baku solar PV.
"Sehingga ke depan diharapkan bahan baku bisa dikembangkan di Indonesia, supaya TKDN-nya bisa full," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan pihaknya tengah mengembangkan green enabling transmission line dan smart grid yang menjadi bagian dari skema Accelerating Renewable Energy Development (ARED) di PLTS Terapung Cirata.
Baca Juga: Jokowi: Kita Utamakan Sumber Energi Hijau Pasok Listrik Nasional
Dengan begitu, PLTS Terapung Cirata bisa menyuplai listrik dari sumber EBT yang terpisah dan terisolir menuju pusat demand listrik di perkotaan.
Adapun listrik dari PLTS Cirata sebesar 20 kV nantinya akan disambungkan oleh PLN di gardu induk.
"Setelah dari gardu induk, diubah menjadi 150 kV dan langsung masuk transmisi Jawa-Bali. Artinya, ini akan dikonsumsi baik oleh rumah tangga maupun oleh industri," tutur dia.
Lebih lanjut, dia menegaskan PLN punya komitmen meningkatkan bauran EBT hingga 75% atau setara 61 GW pada tahun 2040 mendatang.
Lewat ARED, PLN membidik penambahan bauran EBT secara signifikan, yakni 25,3 GW dari hidropower, 6,7 GW dari panas bumi, serta 28 GW dari surya dan angin.
"Ini penting bagi Indonesia menjaga momentum pembangunan ekonomi yang pesat, mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional, menciptakan lapangan kerja, dan pada saat yang sama turut menjaga lingkungan," tandas Darmawan Prasodjo.