30 Agustus 2025
12:07 WIB
PLN Genjot Dua Proyek PLTP Di Bengkulu, Salah Satunya Beres 2028
PLN kembangkan PLTP di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong, Bengkulu, dalam mandat RUPTL 2025-2034. Kapasitas Kedua PLTP masing-masing sebesar 110 MW.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
ilustrasi - Seorang pekerja di pembangkit listrik tenaga panas bumi di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-Humas PLN UIW NTT/FR
JAKARTA - PT PLN berkomitmen mempercepat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dalam rangka memperkuat perannya sebagai motor transisi energi, terkhusus dua proyek PLTP di Provinsi Bengkulu.
"Kedua proyek geothermal di Bengkulu menjadi bagian dari implementasi RUPTL 2025-2034 dan dirancang untuk memperkuat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sekaligus meningkatkan keandalan pasokan listrik," ujar Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Suroso Isnandar, Jakarta, dikutip Sabtu (30/8).
Baca Juga: Danantara Wadahi Pertamina-PLN Kembangkan Geothermal Via Investasi Rp88,45 T
Salah satu PLTP di Bengkulu yang tengah dikembangkan perusahaan pelat merah tersebut, ialah PLTP Kepahiang berkapasitas 110 megawatt (MW) di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong.
Saat ini, PLN tengah memasuki tahap finalisasi pemilihan mitra strategis. Adapun listrik yang dihasilkan PLTP Kepahiang bakal disalurkan ke Gardu Induk (GI) Pekalongan yang terletak di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu.
Kemudian, terdapat juga PLTP Hululais dengan kapasitas sebesar 110 MW di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Suroso mengatakan, pembangkit tersebut ditargetkan memasuki fase Commercial Operation Date (COD) pada 2028 mendatang.
"PLTP Hululais akan memanfaatkan sumber energi panas bumi yang berasal dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Listrik yang dihasilkan oleh PLTP akan dialirkan menuju GI Pekalongan di Kabupaten Kepahiang," sambung dia.
Suroso lanjut menjelaskan, pengembangan PLTP sudah dimandatkan dalam RUPTL PLN 2025-2034. Dalam dokumen ini, ditargetkan kapasitas PLTP bisa mencapai 5,2 GW di seluruh Indonesia.
Dia menegaskan, target itu tak lepas dari besarnya potensi panas bumi dari Sabang sampai Merauke. Karena itu, perseroan bakal memastikan seluruh proyek PLTP berjalan optimal dan memberi manfaat luas.
"Kami akan mengoptimalkan pengembangan PLTP yang sudah dikaji agar kehadirannya memberi dampak nyata, baik bagi masyarakat di sekitar proyek maupun pelanggan PLN di seluruh Indonesia," tutur Suroso.
Baca Juga: Penjualan Listrik Hijau PLN Tembus 13,68 TWh, Naik 14% Hingga Juni 2025
PLN, sambung Suroso, telah memetakan strategi untuk mengakselerasi pengembangan PLTP di berbagai daerah. Misalnya, dengan kesepakatan pembelian uap panas bumi dengan para pengembang geothermal.
Kesepakatan itu bakal dijalankan guna menjamin setiap proyek panas bumi dijalankan bersama mitra strategis yang sudah memiliki kapabilitas dan sejalan dengan visi PLN untuk menghadirkan energi bersih dengan harga terjangkau bagi negeri.
"Seluruh proses dijalankan secara transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi. Tak hanya itu, kami juga menerapkan prinsip fairness of partnership untuk mewujudkan iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan," katanya.
Dia optimistis pengembangan PLTP bukan sekadar mendukung ketahanan energi nasional, tetapi juga mendorong tumbuhnya perekonomian di daerah dengan potensi panas bumi, seperti Bengkulu.
"Melalui pengembangan PLTP di berbagai daerah, PLN tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi hijau, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui keterlibatan pelaku usaha lokal dan penyerapan tenaga kerja," pungkasnya.