11 Desember 2023
20:55 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Maharaksa Biru Energi Tbk (MBE) untuk mengembangkan dan mengelola Socio Tropical Agriculture-waste Biomass (STAB) sebagai substitusi batu bara pada PLTU milik PLN.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara lewat keterangan tertulisnya menjelaskan nantinya MBE akan memasok biomassa bagi seluruh PLTU milik PLN Group guna menambah bauran EBT PLN.
Biomassa sendiri merupakan salah satu komoditas vital yang punya peran krusial dalam peningkatan bauran EBT di Indonesia. Komoditas tersebut diharapkan mampu berkontribusi 3,6% dari total target bauran EBT 23% tahun 2025 mendatang.
Baca Juga: Biomassa Jadi Senjata PLN Tekan Emisi Karbon
"Untuk itu kami sangat concern terhadap akselerasi STAB ini. Kami terus berinovasi dan menjalin kerja sama dengan para stakeholder," ucapnya di Jakarta, Senin (11/12).
Sekadar informasi, STAB merupakan jenis biomassa yang berasal dari limbah pertanian. Proses produksi STAB akan melibatkan masyarakat tani secara langsung, baik dari sektor pertanian/perkebunan, maupun sektor kehutanan dengan menggunakan replanting kayu karet.
Bahan baku STAB berasal dari limbah/residu tanaman pertanian atau perkebunan, mulai dari sekam dan jerami padi, bonggol jagung, bagasse dan pucuk daun tebu, limbah aren, limbah sagu, ampas atau residu kelapa, tandan kosong dan pelepah sawit, hingga ranting pruning tanaman.
Selama ini, Iwan menjelaskan banyak limbah pertanian yang hanya ditimbun atau dibakar supaya lahan kembali bersih. Padahal, Indonesia sebagai negara tropis dengan masyarakat agraris punya potensi besar untuk memproduksi STAB.
"Maka kami terus berinovasi untuk memanfaatkan limbah yang tadinya mengganggu, bisa diutilisasi menjadi energi bersih dan menciptakan nilai ekonomis baru bagi petani," kata Iwan.
Baca Juga: ESDM Minta Penggunaan Limbah Sawit Untuk Co-Firing PLTU Ditambah
Lebih lanjut, Iwan menjelaskan kesepakatan dengan Maharaksa Biru Energi sejalan dengan komitmen peningkatan bauran EBT dan mengejar target Nationally Determined Contribution (NDC) tahun 2030 maupun Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.
Kebutuhan biomassa PLN untuk mengejar target co-firing pada 2025 pun diperkirakan meningkat tajam hingga 10,2 juta ton untuk penyediaan energi bersih sebesar 12,7 Terawatt hour (TWh).
Karena itu, dia melayangkan apresiasi atas kesediaan MBE untuk bekerja sama dalam pengembangan STAB. Lewat kerja sama itu, Iwan optimis bauran EBT dari biomassa bisa terakselerasi secara signifikan.
"PLN EPI juga mencari sumber biomassa lainnya, terutama yang bersumber dari potensi sumber daya setempat," tandas Iwan Agung Firstantara.